1 Katakanlah:` Aku berlindung kepada Tuhan manusia,(QS. 114:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naas 1
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1)
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya termasuk pula di dalamnya seluruh umatnya agar memohonkan perlindungan kepada Tuhan yang menjadikan, menjaga, menumbuhkan, mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup manusia dengan nikmat dan kasih sayang-Nya serta memberi peringatan kepada mereka dengan ancaman-ancaman-Nya.
2 raja manusia,(QS. 114:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naas 2
مَلِكِ النَّاسِ (2)
Allah SWT menjelaskan bahwa Tuhan yang mendidik manusia itu adalah yang memiliki dan yang mengatur semua syariat, dan yang membuat undang-undang, dan yang membuat peraturan-peraturan dan hukum-hukum agama. Barangsiapa mematuhinya akan berbahagia hidup di dunia dan di akhirat.
3 sembahan manusia,(QS. 114:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naas 3
إِلَهِ النَّاسِ (3)
Allah SWT menambah keterangan tentang Tuhan pendidik manusia ialah yang menguasai jiwa mereka dengan kehesaran-Nya. Mereka tidak mengetahui kekuasaan Allah itu secara keseluruhan, tetapi mereka tunduk kepada-Nya dengan sepenuh hatinya dan mereka tidak mengetahui bagaimana datangnya dorongan hati kepada mereka itu, sehingga dapat mempengaruhi seluruh jiwa raga mereka.
Mendahulukan kata "RABB" (pendidik) dari kata "Malik" dan dari kata "Ilah" karena didikan adalah nikmat Allah yang paling utama dan terbesar bagi manusia. Kemudian yang kedua diikuti dengan kata "Malik" (Raja) karena manusia harus tunduk kepada kerajaan Allah sesudah mereka dewasa dan berakal. Kemudian diikuti dengan kata "Ilah" (sembahan), karena manusia sesudah berakal menyadari bahwa hanya kepada Allah mereka harus tunduk dan hanya Dia saja yang berhak untuk disembah.
Allah menyatakan dalam ayat-ayat ini bahwa Dia Raja manusia, Pemilik manusia dan Tuhan manusia, bahkan Dia adalah Tuhan segala sesuatu. Tetapi di lain pihak manusialah yang membuat kesalahan dan kekeliruan dalam menyifati Allah sehingga mereka tersesat dari jalan lurus. Mereka mengadakan tuhan-tuhan lain yang mereka sembah dengan anggapan bahwa tuhan-tuhan itulah yang memberi nikmat dan bahagia serta menolak bahaya dari mereka, yang mengatur hidup mereka, menggariskan batas-batas yang boleh atau tidak boleh mereka lakukan. Mereka memberi nama tuhan-tuhan itu dengan pembantu-pembantunya dan menyangka bahwa tuhan-tuhan itulah yang mengatur segala gerak-gerik mereka.
Dalam ayat lain yang hampir sama artinya Allah berfirman:
اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون الله والمسيح ابن مريم وما أمروا إلا ليعبدوا إلها واحدا لا إله إلا هو سبحانه عما يشركون
Artinya:
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(Q.S. At Taubah: 31)
Dan firman-Nya:
ولا يأمركم أن تتخذوا الملائكة والنبيين أربابا أيأمركم بالكفر بعد إذ أنتم مسلمون
Artinya:
Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para Nabi sebagai Tuhan. Apakah (patut) Dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam!.
(Q.S. Ali Imran: 80).
Maksudnya, dengan ini Allah memperingatkan manusia bahwa Dia-lah yang mendidik mereka sedang mereka adalah manusia-manusia yang suka berfikir dan Dia raja mereka dan Dia pula Tuhan mereka menurut pikiran mereka, maka tidak benarlah apa yang mereka ada-adakan untuk mendewa-dewakan diri mereka padahal mereka manusia biasa.
4 dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,(QS. 114:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naas 4
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan manusia agar berlindung kepada Allah Rabbul Alamin dari kejahatan bisikan setan yang senantiasa bersembunyi di dalam hati manusia.
Bisikan dan was-was yang berasal dari godaan setan itu bila dihadapkan kepada akal yang sehat mesti kalah dan orang yang tergoda menjadi sadar kembali, karena semua bisikan dan was-was setan yang akan menyakiti mausia itu akan menjadi hampa bila jiwa sadar kembali kepada perintah-perintah agama. Begitu pula bila seorang menggoda temannya yang lain untuk melakukan suatu kejahatan, tetapi temannya itu berpegang kuat dengan perintah-perintah agama niscaya ia akan berhenti menggoda dan merasa kecewa karena godaannya itu tidak berhasil namun ia tetap menunggu kesempatan yang lain.
5 Yang membisikkan (kejahatan) dalam dada manusia,(QS. 114:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naas 5 - 6
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan tentang godaan tersebut, iaitu bisikan setan yang tersembunyi yang ditiupkan ke dalam dada manusia, yang mungkin datangnya dari jin atau manusia, sebagaimana dalam ayat lain yang hampir sama maksudnya Allah berfirman:
وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن
Artinya:
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) Jin".
Q.S. (Al An'am): 112.
Setan-setan jin itu seringkali membisikkan suatu keraguan dengan cara yang sangat halus kepada manusia. Seringkali dia menampakkan dirinya sebagai penasehat yang ikhlas, tetapi bila engkau menghardiknya ia mundur dan bila diperhatikan bicaranya ia terus melanjutkan godaannya secara berlebih-lebihan.
Dalam hal ini Nabi SAW. telah bersabda:
ان الله تجاوز لأمتي عما حدثت أنفسها ما لم تعمل أو تتكلم به "رواه أبو هريرة وخرجه مسلم
Artinya:
Sesungguhnya Allah SWT memaafkan dari umatku bisikan Jiwanya, selama ia belum mengamalkan atau mengucapkannya.
HR. Bukhari dari Abu Hurairah.
Syekh Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang menyebabkan bisikan itu ada dua macam:
1. Dari jin yaitu sebangsa makhluk yang halus yang tersembunyi yang tidak dapat dikenal tetapi hanya dapat dirasakan bekas bisikannya dalam diri kita. Bagi setiap manusia ada setannya, yaitu kekuatan batin yang mendorong dia berbuat jahat, yang membisikkan ke dalam jiwanya bisikan-bisakan jahat.
2. Dari setan manusia; godaan manusia ini dapat kita saksikan dengan jelas, dengan melihat dan mendengarnya.
Tersebut dalam beberapa hadis tentang adanya belalai setan, hidung setan, paruh setan yang melekat di dada manusia atau di hati, itu semua adalah gambaran dan perumpamaan saja.
Surah ini dimulai dengan kata "Pendidik", karena itu Tuhan sebagai Pendidik manusia, berkuasa untuk menolak semua godaan setan dan bisikannya dari manusia.
Allah memberi petunjuk dalam surah ini agar manusia memohon pertolongan hanya kepada Allah saja sebagaimana Dia telah memberi petunjuk yang serupa dalam surah Al Ftihah, bahwa dasar yang terpenting dalam agama adalah menghadapkan diri dengan penuh keikhlasan kepada Allah baik dalam ucapan, maupun perbuatan lainnya dan memohon perlindungan kepada-Nya dari segala godaan setan yang ia sendiri tidak mampu menolaknya.
6 dari jin dan manusia.(QS. 114:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naas 5 - 6
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan tentang godaan tersebut, iaitu bisikan setan yang tersembunyi yang ditiupkan ke dalam dada manusia, yang mungkin datangnya dari jin atau manusia, sebagaimana dalam ayat lain yang hampir sama maksudnya Allah berfirman:
وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن
Artinya:
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) Jin".
Q.S. (Al An'am): 112.
Setan-setan jin itu seringkali membisikkan suatu keraguan dengan cara yang sangat halus kepada manusia. Seringkali dia menampakkan dirinya sebagai penasehat yang ikhlas, tetapi bila engkau menghardiknya ia mundur dan bila diperhatikan bicaranya ia terus melanjutkan godaannya secara berlebih-lebihan.
Dalam hal ini Nabi SAW. telah bersabda:
ان الله تجاوز لأمتي عما حدثت أنفسها ما لم تعمل أو تتكلم به "رواه أبو هريرة وخرجه مسلم
Artinya:
Sesungguhnya Allah SWT memaafkan dari umatku bisikan Jiwanya, selama ia belum mengamalkan atau mengucapkannya.
HR. Bukhari dari Abu Hurairah.
Syekh Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang menyebabkan bisikan itu ada dua macam:
1. Dari jin yaitu sebangsa makhluk yang halus yang tersembunyi yang tidak dapat dikenal tetapi hanya dapat dirasakan bekas bisikannya dalam diri kita. Bagi setiap manusia ada setannya, yaitu kekuatan batin yang mendorong dia berbuat jahat, yang membisikkan ke dalam jiwanya bisikan-bisakan jahat.
2. Dari setan manusia; godaan manusia ini dapat kita saksikan dengan jelas, dengan melihat dan mendengarnya.
Tersebut dalam beberapa hadis tentang adanya belalai setan, hidung setan, paruh setan yang melekat di dada manusia atau di hati, itu semua adalah gambaran dan perumpamaan saja.
Surah ini dimulai dengan kata "Pendidik", karena itu Tuhan sebagai Pendidik manusia, berkuasa untuk menolak semua godaan setan dan bisikannya dari manusia.
Allah memberi petunjuk dalam surah ini agar manusia memohon pertolongan hanya kepada Allah saja sebagaimana Dia telah memberi petunjuk yang serupa dalam surah Al Ftihah, bahwa dasar yang terpenting dalam agama adalah menghadapkan diri dengan penuh keikhlasan kepada Allah baik dalam ucapan, maupun perbuatan lainnya dan memohon perlindungan kepada-Nya dari segala godaan setan yang ia sendiri tidak mampu menolaknya.
"Al Islam adalah agama Allah yang diperintahkan mempelajari aqidah dan syariatnya kepada Nabi Muhammad dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia, serta mengajak mereka untuk menganutnya. "Aqidah artinya sesuatu yang menjadi pengikat hati dan batin manusia. "Syari'at adalah undang-undang yang diturunkan Allah yang mengatur hubungan Allah dengan manusia, mengatur hubungan sesama muslim,dgn manusia lainnya, dgn kehidupan dan alam semesta.
Senin, 11 Juli 2011
Tafsir Surat : AL-FALAQ
1 Katakanlah:` Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,(QS. 113:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 1 - 2
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2)
Dalam ayat-ayat berikut ini Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya termasuk juga seluruh kaum muslimin supaya selalu berlindung kepada Tuhan Pencipta semua makhluk agar terpelihara dari segala macam kejahatan atau akibat kejahatan yang ditimbulkan oleh makhluk-makhluk yang telah diciptakan-Nya.
2 dari kejahatan makhluk-Nya,(QS. 113:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
3 dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,(QS. 113:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 3
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3)
Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa sebagian makhluk-makhluk-Nya sering menimbulkan kejahatan pada waktu malam bila segala sesuatu telah diliputi oleh kegelapan. Dalam pada itu keadaan malam bila telah gelap gulita menyebabkan kita takut dan gelisah, seakan-akan ada sesuatu yang tersembunyi dalam kegelapannya yang akan menyakiti kita sebagai pembantu musuh-musuh kita.
4 dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,(QS. 113:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 4
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4)
Dalam ayat ini Allah menambah bagian makhluk yang diminta agar kita terlindung dari kejahatan tukang sihir yang meniupkan mantera-mantera dengan maksud memutuskan tali kasih sayang dan mengoyak-ngoyak ikatan persaudaraan; seperti ikatan nikah dan lain-lain. Perbuatan sihir itu dapat mengubah kasih sayang antara dua teman yang akrab menjadi permusuhan. Penghasut membawa berita yang nampaknya benar dan sulit mendustakannya, sebagaimana dilakukan oleh tukang sihir dalam usahanya memisahkan suami istri.
Syekh Muhammad 'Abduh berkata: "Berkenaan dengan keterangan tersebut di atas, telah diriwayatkan hadis tentang Nabi SAW. yang disihir oleh Labid bin A'sam, yang sangat mengesankan pada pribadi Nabi; sehingga seakan-akan beliau mengerjakan sesuatu padahal beliau tidak mengerjakannya, atau mengambil sesuatu padahal beliau tidak mengambilnya. Lalu Allah memberitahukan kepadanya tentang tukang sihir itu. Kemudian dikeluarkan sihir itu dalam hatinya, lalu Nabi SAW. menjadi sehat kembali, lalu turunlah surah ini.
Nabi SAW. kena sihir sehingga menyentuh akal yang berhubungan langsung dengan jiwa beliau, karena itu orang-orang musyrik berkata, sebagaimana firman Allah.
إن تتبعون إلا رجلا مسحورا
Artinya:
"Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir".
(Q.S. Al Isra': 47).
Yang wajib kita itikadkan bahwa Alquran adalah mutawatir dan menyangkal bahwa Nabi SAW. kena sihir, karena yang menyatakan demikian itu adalah orang-orang musyrik, Alquran mencela ucapan mereka itu.
Hadis tersebut seandainya termasuk di antara hadis-hadis sahih, tetapi dia tergolong hadis ahad yang tidak cukup untuk dijadikan dasar dalam akidah. Sedangkan kemaksuman nabi-nabi adalah merupakan akidah yang telah dipegangi dengan yakin. Terhindarnya Nabi SAW. dari sihir bukanlah berarti mematikan sihir secara keseluruhan. Mungkin seseorang yang kena sihir menjadi gila akan tetapi mustahil terjadinya bagi Nabi SAW. karena Allah menjaga dan melindunginya.
Dijelaskan bahwa surai Al Falaq ini adalah surah Makkiyah yang diturunkan sebelum hijrah menurut pernyataan "Ata", Hasan dan Jabir, sedang yang mereka tuduhkan bahwa Nabi SAW. kena sihir di Madinah, maka sangat lema untuk berpegang pada hadis tersebut dan untuk menyatakan hadis sahih.
Kita harus berpegang pada nas Alquran dan tidak perlu berpegang kepada hadis ahad tersebut.
5 dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dengki `.(QS. 113:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 5
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)
Dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan bagi makhluk yang lain yang kita disuruh berlindung kepada-Nya, yaitu: "Kami berlindung kepada Engkau Ya Tuhan kami dari kejahatan orang-orang yang dengki bila ia melaksanakan kedengkiannya dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk menghilangkan nikmat orang yang dijadikan obyek kedengkiannya dengan bermacam-macam cara dan dengan mengadakan perangkap-perangkap untuk menjebak orang yang didengkinya jatuh ke dalam kemudaratan. Tipu muslihat yang dijalankannya itu adalah sangat licik sehingga sulit mengetahuinya. Tiada jalan untuk menghindarinya dan tidak ada jalan kecuali dengan memohon bantuan kepada Allah Maha Pencipta karena Dia-lah yang dapat menolak tipu dayanya, menghindari kejahatannya atau menggagalkan usahanya.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 1 - 2
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2)
Dalam ayat-ayat berikut ini Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya termasuk juga seluruh kaum muslimin supaya selalu berlindung kepada Tuhan Pencipta semua makhluk agar terpelihara dari segala macam kejahatan atau akibat kejahatan yang ditimbulkan oleh makhluk-makhluk yang telah diciptakan-Nya.
2 dari kejahatan makhluk-Nya,(QS. 113:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
3 dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,(QS. 113:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 3
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3)
Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa sebagian makhluk-makhluk-Nya sering menimbulkan kejahatan pada waktu malam bila segala sesuatu telah diliputi oleh kegelapan. Dalam pada itu keadaan malam bila telah gelap gulita menyebabkan kita takut dan gelisah, seakan-akan ada sesuatu yang tersembunyi dalam kegelapannya yang akan menyakiti kita sebagai pembantu musuh-musuh kita.
4 dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,(QS. 113:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 4
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4)
Dalam ayat ini Allah menambah bagian makhluk yang diminta agar kita terlindung dari kejahatan tukang sihir yang meniupkan mantera-mantera dengan maksud memutuskan tali kasih sayang dan mengoyak-ngoyak ikatan persaudaraan; seperti ikatan nikah dan lain-lain. Perbuatan sihir itu dapat mengubah kasih sayang antara dua teman yang akrab menjadi permusuhan. Penghasut membawa berita yang nampaknya benar dan sulit mendustakannya, sebagaimana dilakukan oleh tukang sihir dalam usahanya memisahkan suami istri.
Syekh Muhammad 'Abduh berkata: "Berkenaan dengan keterangan tersebut di atas, telah diriwayatkan hadis tentang Nabi SAW. yang disihir oleh Labid bin A'sam, yang sangat mengesankan pada pribadi Nabi; sehingga seakan-akan beliau mengerjakan sesuatu padahal beliau tidak mengerjakannya, atau mengambil sesuatu padahal beliau tidak mengambilnya. Lalu Allah memberitahukan kepadanya tentang tukang sihir itu. Kemudian dikeluarkan sihir itu dalam hatinya, lalu Nabi SAW. menjadi sehat kembali, lalu turunlah surah ini.
Nabi SAW. kena sihir sehingga menyentuh akal yang berhubungan langsung dengan jiwa beliau, karena itu orang-orang musyrik berkata, sebagaimana firman Allah.
إن تتبعون إلا رجلا مسحورا
Artinya:
"Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir".
(Q.S. Al Isra': 47).
Yang wajib kita itikadkan bahwa Alquran adalah mutawatir dan menyangkal bahwa Nabi SAW. kena sihir, karena yang menyatakan demikian itu adalah orang-orang musyrik, Alquran mencela ucapan mereka itu.
Hadis tersebut seandainya termasuk di antara hadis-hadis sahih, tetapi dia tergolong hadis ahad yang tidak cukup untuk dijadikan dasar dalam akidah. Sedangkan kemaksuman nabi-nabi adalah merupakan akidah yang telah dipegangi dengan yakin. Terhindarnya Nabi SAW. dari sihir bukanlah berarti mematikan sihir secara keseluruhan. Mungkin seseorang yang kena sihir menjadi gila akan tetapi mustahil terjadinya bagi Nabi SAW. karena Allah menjaga dan melindunginya.
Dijelaskan bahwa surai Al Falaq ini adalah surah Makkiyah yang diturunkan sebelum hijrah menurut pernyataan "Ata", Hasan dan Jabir, sedang yang mereka tuduhkan bahwa Nabi SAW. kena sihir di Madinah, maka sangat lema untuk berpegang pada hadis tersebut dan untuk menyatakan hadis sahih.
Kita harus berpegang pada nas Alquran dan tidak perlu berpegang kepada hadis ahad tersebut.
5 dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dengki `.(QS. 113:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Falaq 5
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)
Dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan bagi makhluk yang lain yang kita disuruh berlindung kepada-Nya, yaitu: "Kami berlindung kepada Engkau Ya Tuhan kami dari kejahatan orang-orang yang dengki bila ia melaksanakan kedengkiannya dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk menghilangkan nikmat orang yang dijadikan obyek kedengkiannya dengan bermacam-macam cara dan dengan mengadakan perangkap-perangkap untuk menjebak orang yang didengkinya jatuh ke dalam kemudaratan. Tipu muslihat yang dijalankannya itu adalah sangat licik sehingga sulit mengetahuinya. Tiada jalan untuk menghindarinya dan tidak ada jalan kecuali dengan memohon bantuan kepada Allah Maha Pencipta karena Dia-lah yang dapat menolak tipu dayanya, menghindari kejahatannya atau menggagalkan usahanya.
Tafsir Surat : AL-IKHLAS
1 Katakanlah: `Dialah Allah, Yang Maha Esa`.(QS. 112:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 1
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1)
Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka kepada Nabi, ia berkata: "Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami, memaki-maki "tuhan" kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau dengannya". Nabi menjawab:
لست بفقير ولا مجنون ولا هويت امرأة أنا رسول الله أدعوكم من عبادة الأصنام إلى عبادته. فأرسلوه ثانية وقالوا: قل له بين لنا جنس معبودك. امن ذهب أو من فضة؟ فأنزل الله هذه السورة.
Artinya:
"Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai menyembah Allah Yang Maha Esa", kemudian mereka mengutus utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu. Apakah Dia dari emas atau perak?", lalu Allah menurunkan surah ini.
(HR. Dahhak)
Surah ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAW. iaitu mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya serta meletakkan pedoman umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang baik dan yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa.
Telah diriwayatkan dalam hadis, "Bahwa surah ini sebanding dengan sepertiga Alquran," karena barang siapa menyelami artinya dengan bertafakur yang mendalam, niscaya jelaslah kepadanya bahwa semua penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari isi surah ini.
Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun. Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya.
Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.
إنما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون
Artinya:
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
(Q.S. Yasin: 82).
2 Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.(QS. 112:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 2
اللَّهُ الصَّمَدُ (2)
Pada ayat ini Allah menambahkan penjelasan tentang sifat Tuhan Yang Maha Esa itu, yaitu Dia adalah Tuhan tempat meminta dan memohon.
3 Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(QS. 112:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 3
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.
Dalam ayat lain yang sama artinya Allah berfirman:
فاستفتهم ألربك البنات ولهم البنون أم خلقنا الملائكة إناثا وهم شاهدون ألا إنهم من إفكهم ليقولون ولد الله وإنهم لكاذبون
Artinya:
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah) "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
(Q.S. As Saffat: 149-152).
Dan Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan.
Dengan demikian Dia tidak sama dengan makhluk lainnya, Dia berada tidak didahului oleh tidak ada. Maha suci Allah dari apa yang tersebut.
Ibnu 'Abbas berkata: "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan Isa A.S. dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah dan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah anak Allah.
4 dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia `.(QS. 112:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam zat, Sifat dan perbuatan-Nya. Ini adalah tantangan terhadap orang-orang yang beriktikad bahwa ada yang setara dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-orang musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu Allah.
Untuk meresapkan arti ketauhidan kepada Allah yang terkandung dalam surah Al Ikhlas, maka kami mencantumkan pada akhir tafsir surah ini sebuah munajat kepada Allah yang diamalkan oleh mereka yang tekun melaksanakan ibadahnya:
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، وعلى آله وصحبه ومن والاه، يا من لا أرى سواه وإن تعددت المظاهر ولا أناجي إلا إياه وإن كثرت الظواهر ولا أبتغي إلا جدواه وإن تنوعت المصادر أسألك بحق توحيدك في الوجود وتعدد تجلياتك في الشهود وبحرمة ظهورك للبصائر واحتجابك عن المشاعر أن تقضي حاجتي إليك.... وإن لا تجعل فيها معولي إلا عليك وصلى الله على سيدنا (3 kali) محمد النبي الأمي وعلى آله وصحبه"
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Segala puji bagi Allah dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan seimbang nikmat tambahan-Nya. Semoga rahmat dan keselamatan dilimpahkan kepada Nabi penutup, Muhammad SAW yang tidak ada lagi Nabi sesudahnya dan kepada sekalian keluarganya, sahabat dan sekalian yang mencintainya. Ya Allah, Tuhan yang aku tidak melihat (dengan mata hatiku) selain Dia, walaupun banyak gejala-gejala nampak, dan yang aku tidak bermunajat melainkan kepada-Nya saja, walaupun banyak wujud-wujud di alam lahir dan yang aku tidak menginginkan melainkan manfaat-Nya walaupun banyak sumber-sumber pengambilannya. Aku mohon kepada-Mu dengan tawassul kepada keesaan-Mu di alam wujud dan berbilangnya tajalli (penampakan kekuasaan-Mu) di alam pancaindera dan dengan kehormatan nampaknya keagungan-Mu bagi mata hati dan tertutupnya Engkau dari jangkauan pancaindera, agar kiranya Engkau mengabulkan hajat permohonanku ini dan agar Engkau tidak membiarkan aku bersandar pada permohonanku ini; (sebutkan hajat yang dimaksud) apa hanya semata-mata kepada rahmat karunia-Mu saja dan semoga rahmat keselamatan dilimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan kepada sekalian keluarganya dan sahabatnya. (3x).
Munajat ini mengandung pula permohonan dipenuhi segala hajat keperluan yang direnungkan ketika sampai kepada kalimat:
أن تقضي حاجتي إليك.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 1
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1)
Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka kepada Nabi, ia berkata: "Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami, memaki-maki "tuhan" kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau dengannya". Nabi menjawab:
لست بفقير ولا مجنون ولا هويت امرأة أنا رسول الله أدعوكم من عبادة الأصنام إلى عبادته. فأرسلوه ثانية وقالوا: قل له بين لنا جنس معبودك. امن ذهب أو من فضة؟ فأنزل الله هذه السورة.
Artinya:
"Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai menyembah Allah Yang Maha Esa", kemudian mereka mengutus utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu. Apakah Dia dari emas atau perak?", lalu Allah menurunkan surah ini.
(HR. Dahhak)
Surah ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAW. iaitu mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya serta meletakkan pedoman umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang baik dan yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa.
Telah diriwayatkan dalam hadis, "Bahwa surah ini sebanding dengan sepertiga Alquran," karena barang siapa menyelami artinya dengan bertafakur yang mendalam, niscaya jelaslah kepadanya bahwa semua penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari isi surah ini.
Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun. Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya.
Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.
إنما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون
Artinya:
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
(Q.S. Yasin: 82).
2 Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.(QS. 112:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 2
اللَّهُ الصَّمَدُ (2)
Pada ayat ini Allah menambahkan penjelasan tentang sifat Tuhan Yang Maha Esa itu, yaitu Dia adalah Tuhan tempat meminta dan memohon.
3 Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(QS. 112:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 3
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.
Dalam ayat lain yang sama artinya Allah berfirman:
فاستفتهم ألربك البنات ولهم البنون أم خلقنا الملائكة إناثا وهم شاهدون ألا إنهم من إفكهم ليقولون ولد الله وإنهم لكاذبون
Artinya:
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah) "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
(Q.S. As Saffat: 149-152).
Dan Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan.
Dengan demikian Dia tidak sama dengan makhluk lainnya, Dia berada tidak didahului oleh tidak ada. Maha suci Allah dari apa yang tersebut.
Ibnu 'Abbas berkata: "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan Isa A.S. dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah dan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah anak Allah.
4 dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia `.(QS. 112:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Ikhlash 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam zat, Sifat dan perbuatan-Nya. Ini adalah tantangan terhadap orang-orang yang beriktikad bahwa ada yang setara dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-orang musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu Allah.
Untuk meresapkan arti ketauhidan kepada Allah yang terkandung dalam surah Al Ikhlas, maka kami mencantumkan pada akhir tafsir surah ini sebuah munajat kepada Allah yang diamalkan oleh mereka yang tekun melaksanakan ibadahnya:
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، وعلى آله وصحبه ومن والاه، يا من لا أرى سواه وإن تعددت المظاهر ولا أناجي إلا إياه وإن كثرت الظواهر ولا أبتغي إلا جدواه وإن تنوعت المصادر أسألك بحق توحيدك في الوجود وتعدد تجلياتك في الشهود وبحرمة ظهورك للبصائر واحتجابك عن المشاعر أن تقضي حاجتي إليك.... وإن لا تجعل فيها معولي إلا عليك وصلى الله على سيدنا (3 kali) محمد النبي الأمي وعلى آله وصحبه"
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Segala puji bagi Allah dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan seimbang nikmat tambahan-Nya. Semoga rahmat dan keselamatan dilimpahkan kepada Nabi penutup, Muhammad SAW yang tidak ada lagi Nabi sesudahnya dan kepada sekalian keluarganya, sahabat dan sekalian yang mencintainya. Ya Allah, Tuhan yang aku tidak melihat (dengan mata hatiku) selain Dia, walaupun banyak gejala-gejala nampak, dan yang aku tidak bermunajat melainkan kepada-Nya saja, walaupun banyak wujud-wujud di alam lahir dan yang aku tidak menginginkan melainkan manfaat-Nya walaupun banyak sumber-sumber pengambilannya. Aku mohon kepada-Mu dengan tawassul kepada keesaan-Mu di alam wujud dan berbilangnya tajalli (penampakan kekuasaan-Mu) di alam pancaindera dan dengan kehormatan nampaknya keagungan-Mu bagi mata hati dan tertutupnya Engkau dari jangkauan pancaindera, agar kiranya Engkau mengabulkan hajat permohonanku ini dan agar Engkau tidak membiarkan aku bersandar pada permohonanku ini; (sebutkan hajat yang dimaksud) apa hanya semata-mata kepada rahmat karunia-Mu saja dan semoga rahmat keselamatan dilimpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan kepada sekalian keluarganya dan sahabatnya. (3x).
Munajat ini mengandung pula permohonan dipenuhi segala hajat keperluan yang direnungkan ketika sampai kepada kalimat:
أن تقضي حاجتي إليك.
Tafsir Surat : AL-LAHAB
1 Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.(QS. 111:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Mengenai sebab turunnya surah ini diterangkan sebagai berikut
خرج النبي صلى الله عليه وسلم إلى البطحاء فصعد الجبل فنادى يا صباحاه فاجتمعت إليه قريس فال: أرأيتم أن حدثتكم أن العدو مصبحكم أو ممسيكم أكنتم تصدقوني؟ قالوا نعم قال فإني نذير لكم بين يدي عذاب شديد. فقال أبو لهب ألهذا جمعتنا؟ تبأ لك !!! وفي رواية أنه قام ينفض يديه ويقول: تبا لك سائر اليوم ألهذا جمعتنا؟ فأنزل الله: تبت يدا أبي لهب وتب
Artinya:
Nabi Muhammad SAW keluar menuju suatu lapangan yang luas, lalu beliau mendaki bukit dan berseru: "Ya Shabahah (wahai waktu Subuh)!", maka kemudian berdatanganlah orang-orang Quraisy mengerumininya, beliau bersabda: "Bagaimana pendapat kamu, jika saya katakan kepadamu bahwa di seberang bukit ini ada musuh sedang mengintai untuk menyerbu di waktu petang, apakah kamu percaya?". Mereka menjawab: "Kami percaya!" Seterusnya beliau bersabda: "Sesungguhnya aku ini adalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum menghadapi azab yang sangat dahsyat". Abu Lahab berkata: "Hanya untuk ini sajakah engkau mengumpulkan kami" celaka bagimu!". Menurut riwayat lain; Abu Lahab terus berdiri, menghempaskan kedua tangannya sambil berkata: "Celaka bagimu sepanjang hari, hanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami?". Lalu Allah menurunkan: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa".
(H.R Bukhari)
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Abu Lahab akan rugi dan binasa dan kata-kata ini sebagai kutukan dari Allah bagi Abu Lahab. Binasa pada kedua belah tangannya karena tangan adalah alat bekerja dan bertindak. Bila kedua belah tangan seseorang telah binasa berarti ia telah binasa.
Permulaan ayat ini adalah kutukan atas kebinasaan Abu Lahab dan penutupnya adalah sebagai keterangan dari Allah bahwa kutukan tersebut telah terbukti dan Abu Lahab pasti rugi di dunia dan akhirat.
2 Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.(QS. 111:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 2
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa yang menjadi kebanggaan Abu Lahab dalam hidup yaitu harta dan kedudukannya yang sama sekali tidak dapat menghalanginya dari azab Allah pada Hari Kiamat. Begitu pula usahanya untuk memusuhi dan mengalahkan Nabi, Muhammad SAW. tidak berhasil sama sekali.
Abu Lahab sangat membenci Nabi dan paling gigih mengajak orang untuk menentang Nabi dan paling kasar menghadapi beliau.
Rabi'ah bin "Ubbad berkata:
A رأيت النبي صلى الله عليه وسلم في الجاهلية في سوق ذي المجاز وهو يقول: قولوا لا إله إلا الله تفلحوا، والناس مجتمعون عليه وراءه رجل وضئ الوجه أحول العينين ذو غدير تين يقول إنه صابئ كاذب يتبعه حيث ذهب فسألت عنه فقالوا: هذا عمه أبو لهب..
Artinya:
"Saya melihat Nabi Muhammad SAW. pada masa Jahiliah di pekan "Zul Majaz" bersabda: "Ucapkanlah Tiada Tuhan melainkan Allah niscaya kamu akan berbahagia!". Orang-orang berkumpul di sekitar beliau. Di belakang beliau seorang laki-laki, putih warna mukanya, juling matanya, mempunyai dua untaian rambut di kepalanya, berkata: "Dia (Muhammad) beragama sabi' dan pembohong". ia mengikuti Nabi ke mana saja beliau pergi, lalu saya bertanya: "Siapakah orang itu". Mereka menjawab: "Itu adalah pamannya sendiri Abu Lahab".
(HR Ahmad)
Dengan ini dijelaskan bahwa Abu Lahab selalu menentang kebenaran dan menjauhkan orang mengikuti kebenaran, menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW., pendusta menentang beliau dan merendahkan nilai agama serta petunjuk yang beliau bawa.
3 Kelak dia akan masuk dalam api yang bergejolak.(QS. 111:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 3
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Abu Lahab akan masuk api neraka yang bergejolak dan merasakan panasnya azab neraka.
Maksudnya; sesungguhnya Abu Lahab akan mengalami kerugian, usahanya tidak akan berhasil dalam menentang agama Allah. Tidak ada gunanya harta, usaha dan daya upaya untuk itu, karena Allah yang meninggikan kalimah Rasul Nya, menyebar-luaskan dakwahnya. Abu Lahab akan diazab pada Hari Kiamat dengan neraka yang menyemburkan bunga apinya dan panasnya sangat hebat, yang disediakan Allah untuk orang-orang yang semacam Abu Lahab dari kalangan orang-orang kafir yang menentang Nabi, selain azabnya di dunia dengan kegagalan usahanya. Istrinya sebagai pembantu utama dalam usaha menentang dan menyakiti Rasulullah akan diazab juga bersama-sama. Selain daripada itu istrinya menyebar fitnah di mana-mana, menyebar berita-berita bohong dan menghidupkan api permusuhan.
4 Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.(QS. 111:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 4
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah menegaskan bahwa istri Abu Lahab akan diazab sebagaimana suaminya diazab. Istrinya bernama Arwah binti Harb, saudara perempuan Abu Sofyan bin Harb. Dia diazab karena usahanya menyebarkan fitnah dan memadamkan dakwah Nabi Muhammad SAW. Orang Arab mengatakan bahwa, orang yang berusaha menyebarkan dan merusak hubungan antara manusia adalah seolah-olah ia membawa kayu api antara manusia, seakan-akan dia membakar silahturrahmi antara mereka.
Adapula yang menyatakan bahwa istrinya itu menaruh duri, pecahan kaca dan kotoran pada jalan yang biasa dilalui oleh Nabi Muhammad SAW., untuk menyakiti beliau.
5 Yang di lehernya ada tali dari sabut.(QS. 111:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 5
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)
Dalam ayat ini Allah menyatakan keburukan perbuatan istri Abu lahab, rendah budinya dan jahat amal perbuatannya. Pada lehernya selalu ada seutas tali yang kuat, digunakannya untuk memikul duri-duri yang akan diletakkannya pada jalan yang dilalui Nabi. Ini adalah penghinaan untuk dia dan untuk suaminya.
Maksudnya, istri Abu Lahab begitu hebat usahanya untuk menyalakan permusuhan antara manusia, sehingga Allah mengisahkan dia sebagai seorang perempuan yang membawa kayu bakar yang digantungkan pada lehernya kemana saja ia pergi. Ini adalah seburuk-buruknya perumpamaan bagi seorang perempuan.
Telah diriwayatkan dari Said bin Musayyab; bahwa Ummu Jamil (panggilan istri Abu lahab) mempunyai sebuah kalung yang sangat mahal, ia berkata,: "Sesungguhnya saya akan mempergunakan harga kalung ini untuk memusuhi Muhammad", lalu Allah menggantikan kalung tersebut dengan kalung dari api neraka.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Mengenai sebab turunnya surah ini diterangkan sebagai berikut
خرج النبي صلى الله عليه وسلم إلى البطحاء فصعد الجبل فنادى يا صباحاه فاجتمعت إليه قريس فال: أرأيتم أن حدثتكم أن العدو مصبحكم أو ممسيكم أكنتم تصدقوني؟ قالوا نعم قال فإني نذير لكم بين يدي عذاب شديد. فقال أبو لهب ألهذا جمعتنا؟ تبأ لك !!! وفي رواية أنه قام ينفض يديه ويقول: تبا لك سائر اليوم ألهذا جمعتنا؟ فأنزل الله: تبت يدا أبي لهب وتب
Artinya:
Nabi Muhammad SAW keluar menuju suatu lapangan yang luas, lalu beliau mendaki bukit dan berseru: "Ya Shabahah (wahai waktu Subuh)!", maka kemudian berdatanganlah orang-orang Quraisy mengerumininya, beliau bersabda: "Bagaimana pendapat kamu, jika saya katakan kepadamu bahwa di seberang bukit ini ada musuh sedang mengintai untuk menyerbu di waktu petang, apakah kamu percaya?". Mereka menjawab: "Kami percaya!" Seterusnya beliau bersabda: "Sesungguhnya aku ini adalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum menghadapi azab yang sangat dahsyat". Abu Lahab berkata: "Hanya untuk ini sajakah engkau mengumpulkan kami" celaka bagimu!". Menurut riwayat lain; Abu Lahab terus berdiri, menghempaskan kedua tangannya sambil berkata: "Celaka bagimu sepanjang hari, hanya untuk inikah engkau mengumpulkan kami?". Lalu Allah menurunkan: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa".
(H.R Bukhari)
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Abu Lahab akan rugi dan binasa dan kata-kata ini sebagai kutukan dari Allah bagi Abu Lahab. Binasa pada kedua belah tangannya karena tangan adalah alat bekerja dan bertindak. Bila kedua belah tangan seseorang telah binasa berarti ia telah binasa.
Permulaan ayat ini adalah kutukan atas kebinasaan Abu Lahab dan penutupnya adalah sebagai keterangan dari Allah bahwa kutukan tersebut telah terbukti dan Abu Lahab pasti rugi di dunia dan akhirat.
2 Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.(QS. 111:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 2
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa yang menjadi kebanggaan Abu Lahab dalam hidup yaitu harta dan kedudukannya yang sama sekali tidak dapat menghalanginya dari azab Allah pada Hari Kiamat. Begitu pula usahanya untuk memusuhi dan mengalahkan Nabi, Muhammad SAW. tidak berhasil sama sekali.
Abu Lahab sangat membenci Nabi dan paling gigih mengajak orang untuk menentang Nabi dan paling kasar menghadapi beliau.
Rabi'ah bin "Ubbad berkata:
A رأيت النبي صلى الله عليه وسلم في الجاهلية في سوق ذي المجاز وهو يقول: قولوا لا إله إلا الله تفلحوا، والناس مجتمعون عليه وراءه رجل وضئ الوجه أحول العينين ذو غدير تين يقول إنه صابئ كاذب يتبعه حيث ذهب فسألت عنه فقالوا: هذا عمه أبو لهب..
Artinya:
"Saya melihat Nabi Muhammad SAW. pada masa Jahiliah di pekan "Zul Majaz" bersabda: "Ucapkanlah Tiada Tuhan melainkan Allah niscaya kamu akan berbahagia!". Orang-orang berkumpul di sekitar beliau. Di belakang beliau seorang laki-laki, putih warna mukanya, juling matanya, mempunyai dua untaian rambut di kepalanya, berkata: "Dia (Muhammad) beragama sabi' dan pembohong". ia mengikuti Nabi ke mana saja beliau pergi, lalu saya bertanya: "Siapakah orang itu". Mereka menjawab: "Itu adalah pamannya sendiri Abu Lahab".
(HR Ahmad)
Dengan ini dijelaskan bahwa Abu Lahab selalu menentang kebenaran dan menjauhkan orang mengikuti kebenaran, menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW., pendusta menentang beliau dan merendahkan nilai agama serta petunjuk yang beliau bawa.
3 Kelak dia akan masuk dalam api yang bergejolak.(QS. 111:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 3
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Abu Lahab akan masuk api neraka yang bergejolak dan merasakan panasnya azab neraka.
Maksudnya; sesungguhnya Abu Lahab akan mengalami kerugian, usahanya tidak akan berhasil dalam menentang agama Allah. Tidak ada gunanya harta, usaha dan daya upaya untuk itu, karena Allah yang meninggikan kalimah Rasul Nya, menyebar-luaskan dakwahnya. Abu Lahab akan diazab pada Hari Kiamat dengan neraka yang menyemburkan bunga apinya dan panasnya sangat hebat, yang disediakan Allah untuk orang-orang yang semacam Abu Lahab dari kalangan orang-orang kafir yang menentang Nabi, selain azabnya di dunia dengan kegagalan usahanya. Istrinya sebagai pembantu utama dalam usaha menentang dan menyakiti Rasulullah akan diazab juga bersama-sama. Selain daripada itu istrinya menyebar fitnah di mana-mana, menyebar berita-berita bohong dan menghidupkan api permusuhan.
4 Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.(QS. 111:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 4
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah menegaskan bahwa istri Abu Lahab akan diazab sebagaimana suaminya diazab. Istrinya bernama Arwah binti Harb, saudara perempuan Abu Sofyan bin Harb. Dia diazab karena usahanya menyebarkan fitnah dan memadamkan dakwah Nabi Muhammad SAW. Orang Arab mengatakan bahwa, orang yang berusaha menyebarkan dan merusak hubungan antara manusia adalah seolah-olah ia membawa kayu api antara manusia, seakan-akan dia membakar silahturrahmi antara mereka.
Adapula yang menyatakan bahwa istrinya itu menaruh duri, pecahan kaca dan kotoran pada jalan yang biasa dilalui oleh Nabi Muhammad SAW., untuk menyakiti beliau.
5 Yang di lehernya ada tali dari sabut.(QS. 111:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Lahab 5
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)
Dalam ayat ini Allah menyatakan keburukan perbuatan istri Abu lahab, rendah budinya dan jahat amal perbuatannya. Pada lehernya selalu ada seutas tali yang kuat, digunakannya untuk memikul duri-duri yang akan diletakkannya pada jalan yang dilalui Nabi. Ini adalah penghinaan untuk dia dan untuk suaminya.
Maksudnya, istri Abu Lahab begitu hebat usahanya untuk menyalakan permusuhan antara manusia, sehingga Allah mengisahkan dia sebagai seorang perempuan yang membawa kayu bakar yang digantungkan pada lehernya kemana saja ia pergi. Ini adalah seburuk-buruknya perumpamaan bagi seorang perempuan.
Telah diriwayatkan dari Said bin Musayyab; bahwa Ummu Jamil (panggilan istri Abu lahab) mempunyai sebuah kalung yang sangat mahal, ia berkata,: "Sesungguhnya saya akan mempergunakan harga kalung ini untuk memusuhi Muhammad", lalu Allah menggantikan kalung tersebut dengan kalung dari api neraka.
Tafsir Surat : AN-NASHR
1 Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,(QS. 110:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nashr 1 - 2
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2)
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan apa yang harus dilakukan nabi-Nya pada saat penaklukan Mekah, yaitu apabila ia telah melihat pertolongan Allah terhadap agama-Nya telah tiba, dengan kekalahan orang-orang musyrik dan kemenangan di pihak Nabi-Nya, dan melihat pula orang-orang masuk agama Allah beramai-ramai dan berduyun-duyun, bukan perseorangan sebagaimana halnya pada permulaan dakwah.
2 dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,(QS. 110:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nashr 1 - 2
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2)
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan apa yang harus dilakukan nabi-Nya pada saat penaklukan Mekah, yaitu apabila ia telah melihat pertolongan Allah terhadap agama-Nya telah tiba, dengan kekalahan orang-orang musyrik dan kemenangan di pihak Nabi-Nya, dan melihat pula orang-orang masuk agama Allah beramai-ramai dan berduyun-duyun, bukan perseorangan sebagaimana halnya pada permulaan dakwah.
3 maka bertasbihlah dengan dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.(QS. 110:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nashr 3
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
Bila yang demikian itu telah terjadi supaya ia mengagungkan Tuhannya dan mensucikan-Nya dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya, seperti ia menganggap terlambat datangnya pertolongan dan mengira bahwa Tuhan tidak menepati janji-Nya untuk meninggikan nikmat-Nya atas Nabi-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menghendakinya.
Mensucikan Allah hendaknya dengan memuji-Nya atas nikmat-nikmat yang dianugerahkan-Nya dan mensyukuri segala kebaikan-kebaikan yang telah dilimpahkan-Nya dan menyanjung-Nya dengan sepantasnya. Bila Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, memberi kesempatan kepada orang-orang kafir, bukanlah berarti Dia telah menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beramal baik.
Kemudian mintalah ampun kepada Allah untuk dirimu dan untuk sahabat-sahabatmu yang telah memperlihatkan kesedihan dan keputus-asaan karena terlambat datangnya pertolongan Allah.
Bertobat dari keluh kesah adalah dengan mempercaya penuh akan janji-janji Allah dan dengan membersihkan jiwa dari pemikiran yang bukan-bukan bila menghadapi kesulitan. Walaupun ini berat untuk jiwa manusia biasa, tetapi ringan untuk Nabi-Nya sebagai insanul kamil, oleh sebab itu Ia menyuruh Nabi-Nya memohon ampunan-Nya.
Keadaan ini terjadi pula pada para sahabat yang memiliki jiwa yang sempurna dan menerima tobat mereka, karena Allah selalu menerima tobat hamba-hamba-Nya. Allah mendidik hamba-hamba-Nya melalui bermacam-macam cobaan dan bila merasa tidak sanggup menghadapinya harus memohon bantuan-Nya serta yakin akan datangnya bantuan itu. Bila ia selalu melakukan yang demikian niscaya menjadi kuat dan sempurnalah jiwanya.
Maksudnya, bila pertolongan telah tiba dan telah mencapai kemenangan serta manusia berbondong-bondong masuk Islam, hilanglah ketakutan dan hendaklah Nabi-Nya bertasbih menyucikan Tuhannya dan mensyukuri-Nya serta membersihkan jiwa dari pemikiran-pemikiran yang terjadi pada masa kesulitan. Dengan demikian keluh kesah dan rasa kecewa tidak lagi akan mempengaruhi jiwa orang-orang yang ikhlas selagi mereka memiliki keikhlasan dan berada dalam persesuaian kata dan cinta sama cinta.
Dengan turunnya surah An Nasr ini, Nabi memahaminya bahwa tugas risalahnya telah selesai dan selanjutnya ia hanya menunggu panggilan pulang ke Rahmatullah.
Ibnu Umar berkata: "Surah ini turun di Mina ketika Nabi mengerjakan Haji Wada', sesudah itu turun firman Allah:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي
Artinya:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku".
(Q.S. Al Maidah: 3).
Nabi hidup hanya delapan puluh hari setelah turun ayat ini. Kemudian setelah itu turun ayat Kalalah, dan Nabi hidup sesudahnya lima puluh hari. Setelah itu turun ayat:
لقد جاءكم رسول من أنفسكم
Artinya:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri", (Q.S. At Tubah: 128).
Maka Nabi SAW. hidup sesudahnya tiga puluh lima hari. Kemudian turun firman Allah.
واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله
Artinya:
"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah".
Q.S. (Al Baqarah): 281.
Maka Nabi SAW. hidup sesudahnya dua puluh satu hari saja.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nashr 1 - 2
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2)
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan apa yang harus dilakukan nabi-Nya pada saat penaklukan Mekah, yaitu apabila ia telah melihat pertolongan Allah terhadap agama-Nya telah tiba, dengan kekalahan orang-orang musyrik dan kemenangan di pihak Nabi-Nya, dan melihat pula orang-orang masuk agama Allah beramai-ramai dan berduyun-duyun, bukan perseorangan sebagaimana halnya pada permulaan dakwah.
2 dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,(QS. 110:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nashr 1 - 2
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2)
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan apa yang harus dilakukan nabi-Nya pada saat penaklukan Mekah, yaitu apabila ia telah melihat pertolongan Allah terhadap agama-Nya telah tiba, dengan kekalahan orang-orang musyrik dan kemenangan di pihak Nabi-Nya, dan melihat pula orang-orang masuk agama Allah beramai-ramai dan berduyun-duyun, bukan perseorangan sebagaimana halnya pada permulaan dakwah.
3 maka bertasbihlah dengan dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.(QS. 110:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nashr 3
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
Bila yang demikian itu telah terjadi supaya ia mengagungkan Tuhannya dan mensucikan-Nya dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya, seperti ia menganggap terlambat datangnya pertolongan dan mengira bahwa Tuhan tidak menepati janji-Nya untuk meninggikan nikmat-Nya atas Nabi-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menghendakinya.
Mensucikan Allah hendaknya dengan memuji-Nya atas nikmat-nikmat yang dianugerahkan-Nya dan mensyukuri segala kebaikan-kebaikan yang telah dilimpahkan-Nya dan menyanjung-Nya dengan sepantasnya. Bila Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, memberi kesempatan kepada orang-orang kafir, bukanlah berarti Dia telah menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beramal baik.
Kemudian mintalah ampun kepada Allah untuk dirimu dan untuk sahabat-sahabatmu yang telah memperlihatkan kesedihan dan keputus-asaan karena terlambat datangnya pertolongan Allah.
Bertobat dari keluh kesah adalah dengan mempercaya penuh akan janji-janji Allah dan dengan membersihkan jiwa dari pemikiran yang bukan-bukan bila menghadapi kesulitan. Walaupun ini berat untuk jiwa manusia biasa, tetapi ringan untuk Nabi-Nya sebagai insanul kamil, oleh sebab itu Ia menyuruh Nabi-Nya memohon ampunan-Nya.
Keadaan ini terjadi pula pada para sahabat yang memiliki jiwa yang sempurna dan menerima tobat mereka, karena Allah selalu menerima tobat hamba-hamba-Nya. Allah mendidik hamba-hamba-Nya melalui bermacam-macam cobaan dan bila merasa tidak sanggup menghadapinya harus memohon bantuan-Nya serta yakin akan datangnya bantuan itu. Bila ia selalu melakukan yang demikian niscaya menjadi kuat dan sempurnalah jiwanya.
Maksudnya, bila pertolongan telah tiba dan telah mencapai kemenangan serta manusia berbondong-bondong masuk Islam, hilanglah ketakutan dan hendaklah Nabi-Nya bertasbih menyucikan Tuhannya dan mensyukuri-Nya serta membersihkan jiwa dari pemikiran-pemikiran yang terjadi pada masa kesulitan. Dengan demikian keluh kesah dan rasa kecewa tidak lagi akan mempengaruhi jiwa orang-orang yang ikhlas selagi mereka memiliki keikhlasan dan berada dalam persesuaian kata dan cinta sama cinta.
Dengan turunnya surah An Nasr ini, Nabi memahaminya bahwa tugas risalahnya telah selesai dan selanjutnya ia hanya menunggu panggilan pulang ke Rahmatullah.
Ibnu Umar berkata: "Surah ini turun di Mina ketika Nabi mengerjakan Haji Wada', sesudah itu turun firman Allah:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي
Artinya:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku".
(Q.S. Al Maidah: 3).
Nabi hidup hanya delapan puluh hari setelah turun ayat ini. Kemudian setelah itu turun ayat Kalalah, dan Nabi hidup sesudahnya lima puluh hari. Setelah itu turun ayat:
لقد جاءكم رسول من أنفسكم
Artinya:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri", (Q.S. At Tubah: 128).
Maka Nabi SAW. hidup sesudahnya tiga puluh lima hari. Kemudian turun firman Allah.
واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله
Artinya:
"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah".
Q.S. (Al Baqarah): 281.
Maka Nabi SAW. hidup sesudahnya dua puluh satu hari saja.
Tafsir Surat : AL-KAAFIRUN
1 Katakanlah: `Hai orang-orang kafir,(QS. 109:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 1 - 2
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
2 Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.(QS. 109:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 1 - 2
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
3 Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS. 109:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 3
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi pernyataan yang disuruh sampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan, "Kamu tidak menyembah Tuhanku yang aku panggil kamu untuk menyembah-Nya, karena berlainan sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut:
4 Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,(QS. 109:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 4 - 5
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani.
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.
5 dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS. 109:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 4 - 5
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani.
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.
6 Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku`.(QS. 109:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 6
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku". Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
ولنا أعمالنا ولكم أعمالكم
Artinya:
"Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu".
Q.S.(Al Baqarah): 139.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 1 - 2
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
2 Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.(QS. 109:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 1 - 2
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
3 Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS. 109:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 3
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi pernyataan yang disuruh sampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan, "Kamu tidak menyembah Tuhanku yang aku panggil kamu untuk menyembah-Nya, karena berlainan sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut:
4 Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,(QS. 109:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 4 - 5
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani.
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.
5 dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS. 109:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 4 - 5
وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5)
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani.
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.
6 Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku`.(QS. 109:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kaafiruun 6
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku". Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
ولنا أعمالنا ولكم أعمالكم
Artinya:
"Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu".
Q.S.(Al Baqarah): 139.
Tafsir Surat : AL-KAUTSAR
1 Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.(QS. 108:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kautsar 1
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
Orang-orang musyrik di Mekah dan Orang-orang munafik di Madinah mencemoohkan dan mencaci-maki Nabi sebagai berikut:
a. Pengikut-pengikut Muhammad terdiri dari orang-orang biasa yang tidak mempunyai kedudukan, kalau agama yang dibawanya itu benar tentu yang menjadi pengikutnya pengikut-pengikutnya orang-orang mulia yang berkedudukan di antara mereka. Ucapan ini bukanlah suatu keanehan, karena kaum Nuh juga dahulu kala telah menyatakan yang demikian kepada nabi Nuh A.S. sebagaimana firman Allah:
فقال الملأ الذين كفروا من قومه ما نراك إلا بشرا مثلنا وما نراك اتبعك إلا الذين هم أراذلنا بادي الرأي وما نرى لكم علينا من فضل بل نظنكم كاذبين
Artinya:
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan 'kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta".
Q.S. (Hud): 27.
Sunatullah yang berlaku di antara hamba-hamba-Nya, bahwa mereka yang cepat menerima panggilan para rasul adalah orang-orang biasa, orang lemah karena mereka tidak takut kehilangan, karena mereka tidak mempunyai pangkat atau kedudukan yang ditakuti hilang. Dari itu pertentangan terus-menerus terjadi antara mereka dengan para rasul, tetapi Allah senantiasa membantu para rasul Nya dan menunjang dakwah mereka.
Begitulah sikap penduduk Mekah terhadap dakwah Nabi SAW. pembesar-pembesar dan orang-orang yang berkedudukan tidak mau mengikuti Nabi karena benci kepada beliau dan terhadap orang-orang biasa yang menjadi pengikut beliau.
b. Orang-orang Mekah bila melihat anak-anak Nabi meninggal dunia, mereka berkata, "Sebutan Muhammad akan lenyap dan dia akan mati punah". Mereka mengira bahwa kematian itu suatu kekurangan lalu mereka mengejek Nabi dan berusaha menjauhkan manusia dari Nabi SAW.
C. Orang-orang Mekah bila melihat suatu musibah atau kesulitan yang menimpa pengikut-pengikut Nabi, mereka bergembira dan bersenang hati serta menunggu kehancuran mereka dan lenyapnya sebutan mereka, lalu kembalilah kepada mereka kedudukan mereka yang semula, yang telah diguncangkan oleh agama baru itu.
Maka pada surah itu Allah menyampaikan kepada Rasul-Nya, bahwa tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang musyrik itu adalah suatu purbasangka yang tidak ada artinya sama sekali. Namun semua itu adalah untuk membersihkan jiwa-jiwa yang masih dapat dipengaruhi oleh isyu-isyu tersebut dan untuk mematahkan tipu daya orang-orang musyrik, agar mereka mengetahui bahwa perjuangan Nabi SAW., pasti akan menang dan pengikut-pengikut beliau pasti akan bertambah banyak.
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah memberi Nabi-Nya nikmat dan anugerah yang tidak dapat dihitung banyaknya dan tidak dapat dinilai tinggi mutunya, walaupun (orang musyrik) memandang hina dan tidak menghargai pemberian itu disebabkan kekurangan akal dan pengertian mereka. Pemberian itu berupa kenabian, agama yang benar, petunjuk-petunjuk dan jalan yang lurus yang membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2 Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.(QS. 108:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kautsar 2
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar mengerjakan salat dan menyembelih hewan korban karena Allah semata-mata, karena Dia sajalah yang mendidiknya dan melimpahkan karunia-Nya.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Q.S. (Al An'am): 162-163.
3 Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.(QS. 108:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kautsar 3
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
Sesudah Allah menghibur dan menggembirakan Rasul-Nya serta memerintahkan supaya mensyukuri anugerah-anugerah-Nya dan sebagai kesempurnaan nikmat-Nya, maka Allah menjadikan musuh-musuh Nabi itu hina dan tidak percaya. Siapa saja yang membenci dan mencaci Nabi akan hilang pengaruhnya dan tidak ada kebahagiaan baginya di dunia dan di akhirat.
Adapun Nabi dan pengikut-pengikutnya sebutan dan basil perjuangannya akan tetap jaya sampai Hari Kiamat.
Orang-orang yang mencaci Nabi, bukanlah mereka tidak senang kepada pribadi Nabi, tetapi yang mereka benci dan tidak senang adalah petunjuk dan hikmah yang dibawa beliau, karena beliau mencela kebodohan mereka dan mencaci berhala-berhala yang mereka sembah serta mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala-berhala itu.
Sungguh Allah telah menepati janji-Nya dengan menghinakan dan menjatuhkan martabat orang-orang yang mencaci Nabi, sehingga nama mereka hanya diingat ketika membicarakan orang-orang jahat dan kejahatannya. Adapun kedudukan Nabi SAW. dan orang-orang yang menerima petunjuk beliau serta nama harum mereka diangkat setinggi-tingginya oleh Allah sepanjang masa.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kautsar 1
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
Orang-orang musyrik di Mekah dan Orang-orang munafik di Madinah mencemoohkan dan mencaci-maki Nabi sebagai berikut:
a. Pengikut-pengikut Muhammad terdiri dari orang-orang biasa yang tidak mempunyai kedudukan, kalau agama yang dibawanya itu benar tentu yang menjadi pengikutnya pengikut-pengikutnya orang-orang mulia yang berkedudukan di antara mereka. Ucapan ini bukanlah suatu keanehan, karena kaum Nuh juga dahulu kala telah menyatakan yang demikian kepada nabi Nuh A.S. sebagaimana firman Allah:
فقال الملأ الذين كفروا من قومه ما نراك إلا بشرا مثلنا وما نراك اتبعك إلا الذين هم أراذلنا بادي الرأي وما نرى لكم علينا من فضل بل نظنكم كاذبين
Artinya:
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan 'kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta".
Q.S. (Hud): 27.
Sunatullah yang berlaku di antara hamba-hamba-Nya, bahwa mereka yang cepat menerima panggilan para rasul adalah orang-orang biasa, orang lemah karena mereka tidak takut kehilangan, karena mereka tidak mempunyai pangkat atau kedudukan yang ditakuti hilang. Dari itu pertentangan terus-menerus terjadi antara mereka dengan para rasul, tetapi Allah senantiasa membantu para rasul Nya dan menunjang dakwah mereka.
Begitulah sikap penduduk Mekah terhadap dakwah Nabi SAW. pembesar-pembesar dan orang-orang yang berkedudukan tidak mau mengikuti Nabi karena benci kepada beliau dan terhadap orang-orang biasa yang menjadi pengikut beliau.
b. Orang-orang Mekah bila melihat anak-anak Nabi meninggal dunia, mereka berkata, "Sebutan Muhammad akan lenyap dan dia akan mati punah". Mereka mengira bahwa kematian itu suatu kekurangan lalu mereka mengejek Nabi dan berusaha menjauhkan manusia dari Nabi SAW.
C. Orang-orang Mekah bila melihat suatu musibah atau kesulitan yang menimpa pengikut-pengikut Nabi, mereka bergembira dan bersenang hati serta menunggu kehancuran mereka dan lenyapnya sebutan mereka, lalu kembalilah kepada mereka kedudukan mereka yang semula, yang telah diguncangkan oleh agama baru itu.
Maka pada surah itu Allah menyampaikan kepada Rasul-Nya, bahwa tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang musyrik itu adalah suatu purbasangka yang tidak ada artinya sama sekali. Namun semua itu adalah untuk membersihkan jiwa-jiwa yang masih dapat dipengaruhi oleh isyu-isyu tersebut dan untuk mematahkan tipu daya orang-orang musyrik, agar mereka mengetahui bahwa perjuangan Nabi SAW., pasti akan menang dan pengikut-pengikut beliau pasti akan bertambah banyak.
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah memberi Nabi-Nya nikmat dan anugerah yang tidak dapat dihitung banyaknya dan tidak dapat dinilai tinggi mutunya, walaupun (orang musyrik) memandang hina dan tidak menghargai pemberian itu disebabkan kekurangan akal dan pengertian mereka. Pemberian itu berupa kenabian, agama yang benar, petunjuk-petunjuk dan jalan yang lurus yang membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2 Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.(QS. 108:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kautsar 2
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar mengerjakan salat dan menyembelih hewan korban karena Allah semata-mata, karena Dia sajalah yang mendidiknya dan melimpahkan karunia-Nya.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Q.S. (Al An'am): 162-163.
3 Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.(QS. 108:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Kautsar 3
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
Sesudah Allah menghibur dan menggembirakan Rasul-Nya serta memerintahkan supaya mensyukuri anugerah-anugerah-Nya dan sebagai kesempurnaan nikmat-Nya, maka Allah menjadikan musuh-musuh Nabi itu hina dan tidak percaya. Siapa saja yang membenci dan mencaci Nabi akan hilang pengaruhnya dan tidak ada kebahagiaan baginya di dunia dan di akhirat.
Adapun Nabi dan pengikut-pengikutnya sebutan dan basil perjuangannya akan tetap jaya sampai Hari Kiamat.
Orang-orang yang mencaci Nabi, bukanlah mereka tidak senang kepada pribadi Nabi, tetapi yang mereka benci dan tidak senang adalah petunjuk dan hikmah yang dibawa beliau, karena beliau mencela kebodohan mereka dan mencaci berhala-berhala yang mereka sembah serta mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala-berhala itu.
Sungguh Allah telah menepati janji-Nya dengan menghinakan dan menjatuhkan martabat orang-orang yang mencaci Nabi, sehingga nama mereka hanya diingat ketika membicarakan orang-orang jahat dan kejahatannya. Adapun kedudukan Nabi SAW. dan orang-orang yang menerima petunjuk beliau serta nama harum mereka diangkat setinggi-tingginya oleh Allah sepanjang masa.
Tafsir Surat : AL-MAA'UN
1 Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?(QS. 107:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 1
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1)
Dalam ayat ini Allah menghadapkan pertanyaan-Nya kepada Rasul-Nya. "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama? Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.
2 Itulah orang yang menghardik anak yatim,(QS. 107:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 2
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama itu, ialah orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya memberikan bantuan demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu adalah sebagai penghinaan dan takaburnya terhadap anak-anak yatim itu.
3 dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.(QS. 107:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 3
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan lebih lanjut sifat pendusta itu, yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk memhantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti bahwa ia tidak melakukannya sama sekali.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.
4 Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(QS. 107:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 4 - 5
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya tidak sampai ke hatinya. Dia lalai tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakannya oleh sendi anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lengah, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.
5 (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,(QS. 107:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 4 - 5
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya tidak sampai ke hatinya. Dia lalai tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakannya oleh sendi anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lengah, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.
6 orang-orang yang berbuat riya,(QS. 107:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 6
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6)
Dalam ayat ini Allah menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama yaitu: mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.
7 dan enggan (menolong dengan) barang berguna.(QS. 107:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 7
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi sifat pendusta itu yaitu; mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapak, cangkul dan lain-lain. Penahanan barang-barang tersebut mencerminkan kerendahan budi.
Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur. Adil, kasih sayang, pemurah dan lain-lain.
Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 1
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1)
Dalam ayat ini Allah menghadapkan pertanyaan-Nya kepada Rasul-Nya. "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama? Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.
2 Itulah orang yang menghardik anak yatim,(QS. 107:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 2
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama itu, ialah orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya memberikan bantuan demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu adalah sebagai penghinaan dan takaburnya terhadap anak-anak yatim itu.
3 dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.(QS. 107:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 3
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan lebih lanjut sifat pendusta itu, yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk memhantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti bahwa ia tidak melakukannya sama sekali.
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.
4 Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(QS. 107:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 4 - 5
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya tidak sampai ke hatinya. Dia lalai tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakannya oleh sendi anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lengah, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.
5 (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,(QS. 107:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 4 - 5
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya tidak sampai ke hatinya. Dia lalai tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakannya oleh sendi anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lengah, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.
6 orang-orang yang berbuat riya,(QS. 107:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 6
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6)
Dalam ayat ini Allah menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama yaitu: mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.
7 dan enggan (menolong dengan) barang berguna.(QS. 107:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa'uun 7
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi sifat pendusta itu yaitu; mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapak, cangkul dan lain-lain. Penahanan barang-barang tersebut mencerminkan kerendahan budi.
Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur. Adil, kasih sayang, pemurah dan lain-lain.
Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.
Tafsir Surat : QURAISY
1 Karena kebiasaan orang Quraisy,(QS. 106:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Quraisy 1 - 2
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2)
Dalam ayat-ayat berikut ini Allah memerintahkan suku Quraisy untuk menyembah Tuhannya sebagai tanda syukur mereka kepada yang menjadikan mereka kaum pedagang di negara yang tandus yang mempunyai dua jurusan perdagangan. Pada musim dingin ke arah Yaman untuk membeli rempah-rempah yang datang dari Timur Jauh melalui Teluk Persia dan yang kedua ke arah Syam pada musim panas untuk membeli hasil pertanian yang akan dibawa pulang ke negeri mereka yang tandus lagi kering itu.
Orang-orang penghuni padang pasir (Badwi) menghormati suku Quraisy karena mereka dipandang sebagai jiran Baitullah penduduk tanah suci dan berkhidmat untuk memelihara Kakbah dan penjaga-penjaga Kakbah, oleh karena itu maka suku Quraisy berada dalam aman dan sentosa, baik ketika mereka pergi maupun ketika mereka pulang walaupun banyak terjadi perampokan dan penggarongan dalam perjalanan.
Karena rasa hormat kepada Baitullah itu merupakan suatu kekuatan jiwa dan berwibawa untuk memelihara keselamatan mereka dalam misi-misi perdagangannya ke utara atau ke selatan; sehingga timbullah suatu kebiasaan dan kegemaran untuk berniaga yang menghasilkan banyak rezeki.
Rasa hormat terhadap Baitullah yang memenuhi jiwa orang Arab itu adalah kehendak Allah semata, lebih-lebih lagi ketika mereka melihat bagaimana Allah menghancurkan tentara gajah yang ingin meruntuhkan Kakbah, sebelum mereka sampai mendekatinya.
Sekiranya penghormatan terhadap Baitullah kurang mempengaruhi jiwa orang-orang Arab atau tidak ada sama sekali pengaruhnya niscaya orang-orang Quraisy tentu tidak mau mengadakan perjalanan-perjalanan perdagangan tersebut Maka dengan demikian akan berkuranglah sumber-sumber rezeki mereka sebab negeri mereka bukanlah tanah yang subur.
2 (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.(QS. 106:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Quraisy 3
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3)
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan orang-orang Quraisy agar mereka menyembah Tuhan Pemilik Kakbah yang telah menyelamatkan mereka dari serangan orang Ethiopia yang bergabung dalam tentara gajah, maka seyogianya mereka hanya menyembah-Nya dan mengagungkan-Nya.
3 Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kabah).(QS. 106:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
4 Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.(QS. 106:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Quraisy 4
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat Tuhan Pemilik Kakbah yang disuruh sembah itu, yaitu Tuhan yang membuka pintu rezeki yang luas bagi mereka dan memudahkan jalan untuk mencari rezeki itu.
Jika tidak demikian tentu mereka berada dalam kesempitan dan kesengsaraan. Dan Dia mengamankan jalan yang mereka tempuh dalam rangka mereka mencari rezeki, serta menjadikan orang-orang yang mereka jumpai dalam perjalanan senang dengan mereka. Mereka tidak menemui kesulitan, baik terhadap diri maupun terhadap mereka. Kalau tidak, tentu mereka selalu berada dalam ketakutan yang mengakibatkan hidup sengsara dan papa.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Quraisy 1 - 2
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2)
Dalam ayat-ayat berikut ini Allah memerintahkan suku Quraisy untuk menyembah Tuhannya sebagai tanda syukur mereka kepada yang menjadikan mereka kaum pedagang di negara yang tandus yang mempunyai dua jurusan perdagangan. Pada musim dingin ke arah Yaman untuk membeli rempah-rempah yang datang dari Timur Jauh melalui Teluk Persia dan yang kedua ke arah Syam pada musim panas untuk membeli hasil pertanian yang akan dibawa pulang ke negeri mereka yang tandus lagi kering itu.
Orang-orang penghuni padang pasir (Badwi) menghormati suku Quraisy karena mereka dipandang sebagai jiran Baitullah penduduk tanah suci dan berkhidmat untuk memelihara Kakbah dan penjaga-penjaga Kakbah, oleh karena itu maka suku Quraisy berada dalam aman dan sentosa, baik ketika mereka pergi maupun ketika mereka pulang walaupun banyak terjadi perampokan dan penggarongan dalam perjalanan.
Karena rasa hormat kepada Baitullah itu merupakan suatu kekuatan jiwa dan berwibawa untuk memelihara keselamatan mereka dalam misi-misi perdagangannya ke utara atau ke selatan; sehingga timbullah suatu kebiasaan dan kegemaran untuk berniaga yang menghasilkan banyak rezeki.
Rasa hormat terhadap Baitullah yang memenuhi jiwa orang Arab itu adalah kehendak Allah semata, lebih-lebih lagi ketika mereka melihat bagaimana Allah menghancurkan tentara gajah yang ingin meruntuhkan Kakbah, sebelum mereka sampai mendekatinya.
Sekiranya penghormatan terhadap Baitullah kurang mempengaruhi jiwa orang-orang Arab atau tidak ada sama sekali pengaruhnya niscaya orang-orang Quraisy tentu tidak mau mengadakan perjalanan-perjalanan perdagangan tersebut Maka dengan demikian akan berkuranglah sumber-sumber rezeki mereka sebab negeri mereka bukanlah tanah yang subur.
2 (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.(QS. 106:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Quraisy 3
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3)
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan orang-orang Quraisy agar mereka menyembah Tuhan Pemilik Kakbah yang telah menyelamatkan mereka dari serangan orang Ethiopia yang bergabung dalam tentara gajah, maka seyogianya mereka hanya menyembah-Nya dan mengagungkan-Nya.
3 Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kabah).(QS. 106:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
4 Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.(QS. 106:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Quraisy 4
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat Tuhan Pemilik Kakbah yang disuruh sembah itu, yaitu Tuhan yang membuka pintu rezeki yang luas bagi mereka dan memudahkan jalan untuk mencari rezeki itu.
Jika tidak demikian tentu mereka berada dalam kesempitan dan kesengsaraan. Dan Dia mengamankan jalan yang mereka tempuh dalam rangka mereka mencari rezeki, serta menjadikan orang-orang yang mereka jumpai dalam perjalanan senang dengan mereka. Mereka tidak menemui kesulitan, baik terhadap diri maupun terhadap mereka. Kalau tidak, tentu mereka selalu berada dalam ketakutan yang mengakibatkan hidup sengsara dan papa.
Tafsir Surat : AL-FIIL
1 Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?(QS. 105:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 1
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1)
Dalam surah ini Allah SWT mengingatkan kepada Rasul-Nya dan pengikutnya dengan suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah yaitu dengan peristiwa penyerbuan tentara gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah dari Habasyah untuk menundukkan penduduk Mekah dan meruntuhkan Kakbah. Tetapi Allah membinasakan mereka sebelum tercapai maksud mereka, melaksanakan rencana mereka yang jahat itu.
Peristiwa Gajah adalah suatu peristiwa yang paling terkenal di kalangan bangsa Arab, sehingga peristiwa ini mereka jadikan patokan tanggal bagi peristiwa-peristiwa lainnya.
Kesimpulan riwayatnya adalah bahwa seorang panglima perang yang berkuasa di Yaman ingin menguasai Kakbah dan menghancurkannya, dengan maksud melarang orang-orang Arab mengerjakan haji ke Kakbah. Bergeraklah bala tentaranya menuju Kakbah disertai beberapa ekor gajah untuk memperhebat dan menakut-nakutkan. Ketika iring-iringan angkatan perang tersebut tiba di suatu tempat bernama "Mugammas" (suatu tempat yang berdekatan dengan Mekah) mereka beristirahat di sana. Panglima perang mengirim utusannya kepada penduduk Mekah untuk menyampaikan maksudnya, yaitu bukan untuk memerangi penduduk tetapi untuk menghancurkan Kakbah. Penduduk Mekah menjadi ketakutan dan lari ke gunung-gunung di sekeliling Kakbah untuk melihat dari jauh apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh Panglima perang tersebut.
Pada hari kedua tersebarlah wabah cacar yang paling hebat di kalangan tentara gajah itu. `Ikrimah berkata: "Ini adalah kali pertama timbul wabah cacar dan tampak di negara Arab. Wabah tersebut sangat hebatnya menyebabkan daging mereka berjatuhan berkeping-keping, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Melihat kejadian itu timbullah ketakutan di kalangan bala tentara gajah lalu mereka melarikan diri, sedangkan panglima mereka sambil lari dagingnya berjatuhan dan menemui ajalnya di kota San'a.
Dalam surah ini pula Allah menjelaskan apa yang terjadi terhadap tentara gajah dalam bentuk pertanyaan, yaitu "Tidakkah engkau mengetahui keadaan yang sangat aneh dan peristiwa yang sangat dahsyat yang membuktikan kekuasaan Allah, ilmu dan hikmah-Nya yang tinggi terhadap tentara gajah yang ingin menghancurkan Kakbah?".
Kejadian itu berbeda dengan kejadian lainnya yang mempunyai sebab dan akibat.
2 Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kabah) itu sia-sia?,(QS. 105:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 2
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2)
Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Ia telah menggagalkan tipu muslihat mereka yang hendak menghancurkan Kakbah.
3 Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,(QS. 105:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 3 - 4
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan cara menggagalkan tipu daya mereka, yaitu Ia mengirimkan pasukan burung ababil yang berbondong-bondong melempari mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah sehingga menjadikan mereka hancur lebur dan daging mereka beterbangan ke mana-mana.
4 Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,(QS. 105:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 3 - 4
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan cara menggagalkan tipu daya mereka, yaitu Ia mengirimkan pasukan burung ababil yang berbondong-bondong melempari mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah sehingga menjadikan mereka hancur lebur dan daging mereka beterbangan ke mana-mana.
5 lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).(QS. 105:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 5
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan kehancuran tentara gajah, yang dijadikan Allah laksana daun-daun yang dimakan ulat.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 1
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1)
Dalam surah ini Allah SWT mengingatkan kepada Rasul-Nya dan pengikutnya dengan suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah yaitu dengan peristiwa penyerbuan tentara gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah dari Habasyah untuk menundukkan penduduk Mekah dan meruntuhkan Kakbah. Tetapi Allah membinasakan mereka sebelum tercapai maksud mereka, melaksanakan rencana mereka yang jahat itu.
Peristiwa Gajah adalah suatu peristiwa yang paling terkenal di kalangan bangsa Arab, sehingga peristiwa ini mereka jadikan patokan tanggal bagi peristiwa-peristiwa lainnya.
Kesimpulan riwayatnya adalah bahwa seorang panglima perang yang berkuasa di Yaman ingin menguasai Kakbah dan menghancurkannya, dengan maksud melarang orang-orang Arab mengerjakan haji ke Kakbah. Bergeraklah bala tentaranya menuju Kakbah disertai beberapa ekor gajah untuk memperhebat dan menakut-nakutkan. Ketika iring-iringan angkatan perang tersebut tiba di suatu tempat bernama "Mugammas" (suatu tempat yang berdekatan dengan Mekah) mereka beristirahat di sana. Panglima perang mengirim utusannya kepada penduduk Mekah untuk menyampaikan maksudnya, yaitu bukan untuk memerangi penduduk tetapi untuk menghancurkan Kakbah. Penduduk Mekah menjadi ketakutan dan lari ke gunung-gunung di sekeliling Kakbah untuk melihat dari jauh apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh Panglima perang tersebut.
Pada hari kedua tersebarlah wabah cacar yang paling hebat di kalangan tentara gajah itu. `Ikrimah berkata: "Ini adalah kali pertama timbul wabah cacar dan tampak di negara Arab. Wabah tersebut sangat hebatnya menyebabkan daging mereka berjatuhan berkeping-keping, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Melihat kejadian itu timbullah ketakutan di kalangan bala tentara gajah lalu mereka melarikan diri, sedangkan panglima mereka sambil lari dagingnya berjatuhan dan menemui ajalnya di kota San'a.
Dalam surah ini pula Allah menjelaskan apa yang terjadi terhadap tentara gajah dalam bentuk pertanyaan, yaitu "Tidakkah engkau mengetahui keadaan yang sangat aneh dan peristiwa yang sangat dahsyat yang membuktikan kekuasaan Allah, ilmu dan hikmah-Nya yang tinggi terhadap tentara gajah yang ingin menghancurkan Kakbah?".
Kejadian itu berbeda dengan kejadian lainnya yang mempunyai sebab dan akibat.
2 Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kabah) itu sia-sia?,(QS. 105:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 2
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2)
Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Ia telah menggagalkan tipu muslihat mereka yang hendak menghancurkan Kakbah.
3 Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,(QS. 105:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 3 - 4
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan cara menggagalkan tipu daya mereka, yaitu Ia mengirimkan pasukan burung ababil yang berbondong-bondong melempari mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah sehingga menjadikan mereka hancur lebur dan daging mereka beterbangan ke mana-mana.
4 Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,(QS. 105:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 3 - 4
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan cara menggagalkan tipu daya mereka, yaitu Ia mengirimkan pasukan burung ababil yang berbondong-bondong melempari mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah sehingga menjadikan mereka hancur lebur dan daging mereka beterbangan ke mana-mana.
5 lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).(QS. 105:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Fiil 5
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan kehancuran tentara gajah, yang dijadikan Allah laksana daun-daun yang dimakan ulat.
Tafsir Surat : AL-HUMAZAH
1 Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,(QS. 104:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 1
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1)
'Ata dan Al Kalbi berkata: "Surah ini diturunkan berkenaan dengan Akhnas bin Syuraiq. Ia senang mengejek-ejek orang dan mencaci mereka, lebih-lebih mencaci Nabi Muhammad SAW",
Maqatil berkata: "Surah ini turun berkenaan dengan Al Walid bin Al Mugirah. Ia mencela Nabi Muhammad SAW., di belakang beliau dan membantah bila berhadapan dengan beliau".
Muhammad bin Ishaq, penulis sejarah nabawiyyah berkata: "Senantiasa kita dengar bahwa surah ini turun berkenaan dengan Umayyah bin Khalaf".
Dalam ayat ini Allah mengancam bahwa kemurkaan dan azan-Nya akan ditimpakan kepada setiap orang yang mengumpat, mencela dan menyakiti mereka baik dihadapan maupun di belakang mereka.
2 Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,(QS. 104:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 2
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2)
Dalam ayat ini Ia menyatakan sebab kecelakaan dan kebinasaan mereka yaitu karena mereka memperkaya diri sendiri serta selalu menghitung-hitung harta kekayaannya itu karena sangat cinta dan senangnya kepada harta seakan-akan tidak ada kebahagiaan dan kemulyaan dalam hidup kecuali karena harta. Bila ia menoleh kepada hartanya yang banyak itu ia merasakan bahwa kedudukannya sudah tinggi dari orang-orang sekelilingnya.
Dia tidak merasa khawatir akan ditimpa musibah karena ia mencerca dan merobek-robek kehormatan orang lain. Karena kecongkakannya ia lupa dan tidak sadar bahwa maut selalu mengintainya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi sesudah mati dan tidak pula merenungkan apa-apa yang akan terjadi atas dirinya.
3 Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,(QS. 104:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 3
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3)
Kemudian dalam ayat ini Allah menyatakan salahnya sangkaan pengumpat dan pencerca, bahwa harta yang dimilikinya itu menjamin akan tetap hidup di dunia selamanya. Oleh karena itu tindakan-tindakannya sama dengan tindakan orang yang akan hidup selama-lamanya dan bila ia mati tidak akan hidup kembali untuk menerima balasan atas amal kejahatannya selama hidup di dunia.
4 sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan dalam Huthamah.(QS. 104:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 4
كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4)
Sesudah mengancam orang-orang yang bersifat demikian dengan siksa-Nya yang pedih. Ia menyebutkan pula sebab yang membuat mereka mengerjakan sifat-sifat yang terkutuk itu yaitu mereka mengira bahwa semua harta mereka itu dapat menolong mereka dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Ancaman dalam bentuk pertanyaan: "Siapakah yang menyangka bahwa hartanya itu dapat menjamin dirinya dari mati?". Allah menjawab: "Tidak sekali-kali tidak bahkan dia akan dilemparkan ke dalam neraka Hutamah, tidak ada yang memperhatikannya dan tidak pula yang memperdulikan".
Ali R.A. pernah memberikan nasihat yang berbunyi: "Wahai Kumail, binasalah orang-orang penimbun harta, padahal mereka masih hidup, sedang para ulama akan kekal abadi meskipun jasad mereka sudah hilang namun sifat-sifat keutamaan mereka tetap dikenang dalam hati".
Maksudnya, penimbunan harta dikutuk, dicela dan dibenci karena manusia tidak mendapat apa-apa dari harta mereka. Sedang para sarjana dan ulama terus menerus terpuji selama terdapat di bumi orang-orang yang mengambil manfaat diri ilmu mereka.
5 Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?(QS. 104:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 5 - 6
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6)
Dalam ayat-ayat ini Allah menggambarkan betapa dahsyatnya neraka Hutamah dalam bentuk pertanyaan: "Tahukah engkau apa Hutamah?". Allah menjawab;" Hutamah yaitu api yang disediakan Allah untuk menyiksa orang-orang yang durhaka dan berdosa. Tidak ada yang mampu mengetahui apa hakikatnya kecuali Allah penciptanya.
6 (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,(QS. 104:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 5 - 6
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6)
Dalam ayat-ayat ini Allah menggambarkan betapa dahsyatnya neraka Hutamah dalam bentuk pertanyaan: "Tahukah engkau apa Hutamah?". Allah menjawab;" Hutamah yaitu api yang disediakan Allah untuk menyiksa orang-orang yang durhaka dan berdosa. Tidak ada yang mampu mengetahui apa hakikatnya kecuali Allah penciptanya.
7 Yang (naik) sampai hati.(QS. 104:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7)
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa api yang menyala-nyala itu berbeda dengan api dunia. Ia menjilat dan naik sampai ke hulu hati. Ia masuk ke dalam rongga perut sampai ke dada dan membakar hati. Hati adalah yang paling merasa sakit dari anggota-anggota badan lainnya, maka apabila api sampai membakar hati berarti siksa yang dirasakannya itu sudah sampai ke puncaknya.
8 Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,(QS. 104:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 8
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa api tersebut berlapis-lapis mengelilingi mereka. Mereka tidak dikeluarkan dari padanya dan tidak pula mampu keluar sendiri. Dalam ayat lain yang hampir sama maksudnya, Allah berfirman:
كلما أراد أن يخرجوا منها من غم أعيدوا فيها
Artinya:
Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya.
Q.S (Al Hajj): 22.
9 (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.(QS. 104:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 9
فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan orang-orang penghuni neraka Hutamah, yaitu yang dipahami dari kata "Muqatil" bahwa pintu-pintu neraka itu ditutup rapat, sedang mereka diikat pada tiang tiang besi, tidak pernah pintu-pintu itu dibuka dan di sana penuh dengan segala macam penderitaan.
Tujuannya adalah untuk menjadikan mereka putus-asa untuk dapat keluar dari neraka Hutamah itu.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari kemurkaan-Nya dan memelihara kita dari kedahsyatan api neraka itu dengan fa'al dan karunia-Nya. Amin.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 1
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1)
'Ata dan Al Kalbi berkata: "Surah ini diturunkan berkenaan dengan Akhnas bin Syuraiq. Ia senang mengejek-ejek orang dan mencaci mereka, lebih-lebih mencaci Nabi Muhammad SAW",
Maqatil berkata: "Surah ini turun berkenaan dengan Al Walid bin Al Mugirah. Ia mencela Nabi Muhammad SAW., di belakang beliau dan membantah bila berhadapan dengan beliau".
Muhammad bin Ishaq, penulis sejarah nabawiyyah berkata: "Senantiasa kita dengar bahwa surah ini turun berkenaan dengan Umayyah bin Khalaf".
Dalam ayat ini Allah mengancam bahwa kemurkaan dan azan-Nya akan ditimpakan kepada setiap orang yang mengumpat, mencela dan menyakiti mereka baik dihadapan maupun di belakang mereka.
2 Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,(QS. 104:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 2
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2)
Dalam ayat ini Ia menyatakan sebab kecelakaan dan kebinasaan mereka yaitu karena mereka memperkaya diri sendiri serta selalu menghitung-hitung harta kekayaannya itu karena sangat cinta dan senangnya kepada harta seakan-akan tidak ada kebahagiaan dan kemulyaan dalam hidup kecuali karena harta. Bila ia menoleh kepada hartanya yang banyak itu ia merasakan bahwa kedudukannya sudah tinggi dari orang-orang sekelilingnya.
Dia tidak merasa khawatir akan ditimpa musibah karena ia mencerca dan merobek-robek kehormatan orang lain. Karena kecongkakannya ia lupa dan tidak sadar bahwa maut selalu mengintainya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi sesudah mati dan tidak pula merenungkan apa-apa yang akan terjadi atas dirinya.
3 Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,(QS. 104:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 3
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3)
Kemudian dalam ayat ini Allah menyatakan salahnya sangkaan pengumpat dan pencerca, bahwa harta yang dimilikinya itu menjamin akan tetap hidup di dunia selamanya. Oleh karena itu tindakan-tindakannya sama dengan tindakan orang yang akan hidup selama-lamanya dan bila ia mati tidak akan hidup kembali untuk menerima balasan atas amal kejahatannya selama hidup di dunia.
4 sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan dalam Huthamah.(QS. 104:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 4
كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4)
Sesudah mengancam orang-orang yang bersifat demikian dengan siksa-Nya yang pedih. Ia menyebutkan pula sebab yang membuat mereka mengerjakan sifat-sifat yang terkutuk itu yaitu mereka mengira bahwa semua harta mereka itu dapat menolong mereka dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Ancaman dalam bentuk pertanyaan: "Siapakah yang menyangka bahwa hartanya itu dapat menjamin dirinya dari mati?". Allah menjawab: "Tidak sekali-kali tidak bahkan dia akan dilemparkan ke dalam neraka Hutamah, tidak ada yang memperhatikannya dan tidak pula yang memperdulikan".
Ali R.A. pernah memberikan nasihat yang berbunyi: "Wahai Kumail, binasalah orang-orang penimbun harta, padahal mereka masih hidup, sedang para ulama akan kekal abadi meskipun jasad mereka sudah hilang namun sifat-sifat keutamaan mereka tetap dikenang dalam hati".
Maksudnya, penimbunan harta dikutuk, dicela dan dibenci karena manusia tidak mendapat apa-apa dari harta mereka. Sedang para sarjana dan ulama terus menerus terpuji selama terdapat di bumi orang-orang yang mengambil manfaat diri ilmu mereka.
5 Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?(QS. 104:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 5 - 6
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6)
Dalam ayat-ayat ini Allah menggambarkan betapa dahsyatnya neraka Hutamah dalam bentuk pertanyaan: "Tahukah engkau apa Hutamah?". Allah menjawab;" Hutamah yaitu api yang disediakan Allah untuk menyiksa orang-orang yang durhaka dan berdosa. Tidak ada yang mampu mengetahui apa hakikatnya kecuali Allah penciptanya.
6 (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,(QS. 104:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 5 - 6
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6)
Dalam ayat-ayat ini Allah menggambarkan betapa dahsyatnya neraka Hutamah dalam bentuk pertanyaan: "Tahukah engkau apa Hutamah?". Allah menjawab;" Hutamah yaitu api yang disediakan Allah untuk menyiksa orang-orang yang durhaka dan berdosa. Tidak ada yang mampu mengetahui apa hakikatnya kecuali Allah penciptanya.
7 Yang (naik) sampai hati.(QS. 104:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 7
الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7)
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa api yang menyala-nyala itu berbeda dengan api dunia. Ia menjilat dan naik sampai ke hulu hati. Ia masuk ke dalam rongga perut sampai ke dada dan membakar hati. Hati adalah yang paling merasa sakit dari anggota-anggota badan lainnya, maka apabila api sampai membakar hati berarti siksa yang dirasakannya itu sudah sampai ke puncaknya.
8 Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,(QS. 104:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 8
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa api tersebut berlapis-lapis mengelilingi mereka. Mereka tidak dikeluarkan dari padanya dan tidak pula mampu keluar sendiri. Dalam ayat lain yang hampir sama maksudnya, Allah berfirman:
كلما أراد أن يخرجوا منها من غم أعيدوا فيها
Artinya:
Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya.
Q.S (Al Hajj): 22.
9 (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.(QS. 104:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Humazah 9
فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan orang-orang penghuni neraka Hutamah, yaitu yang dipahami dari kata "Muqatil" bahwa pintu-pintu neraka itu ditutup rapat, sedang mereka diikat pada tiang tiang besi, tidak pernah pintu-pintu itu dibuka dan di sana penuh dengan segala macam penderitaan.
Tujuannya adalah untuk menjadikan mereka putus-asa untuk dapat keluar dari neraka Hutamah itu.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari kemurkaan-Nya dan memelihara kita dari kedahsyatan api neraka itu dengan fa'al dan karunia-Nya. Amin.
Tafsir Surat : AL-ASHAR
1 Demi masa.(QS. 103:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ashr 1
وَالْعَصْرِ (1)
Dalam ayat ini Allah SWT bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi dan Ilmu-Nya yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia dan sebagainya merupakan tanda ke-Agungan Allah SWT.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya, Allah berfirman:
ومن آياته الليل والنهار والشمس والقمر
Artinya:
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. (Q.S. Fussilat: 37)
Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka dan lain-lain yang menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat, sedangkan orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka berkata, bila ditimpa oleh sesuatu bencana bahwa ini hanya kemauan alam saja. Tetapi Allah menjelaskan bahwa masa itu adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah adalah karena akibat tindakannya, masa tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.
2 Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,(QS. 103:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ashr 2
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian. Perbuatan buruk manusia adalah merupakan sumber kecelakaannya yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan, bukan masanya atau tempat. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.
3 kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. 103:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ashr 3
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan agar manusia tidak merugi hidupnya ia harus beriman kepada Allah, melaksanakan ibadat sebagaimana yang diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.
Di samping beriman dan beramal saleh mereka saling nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan saling nasihat-menasihati pula supaya tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang Setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ashr 1
وَالْعَصْرِ (1)
Dalam ayat ini Allah SWT bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi dan Ilmu-Nya yang sangat luas. Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia dan sebagainya merupakan tanda ke-Agungan Allah SWT.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya, Allah berfirman:
ومن آياته الليل والنهار والشمس والقمر
Artinya:
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. (Q.S. Fussilat: 37)
Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka dan lain-lain yang menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat, sedangkan orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa saja, sehingga mereka berkata, bila ditimpa oleh sesuatu bencana bahwa ini hanya kemauan alam saja. Tetapi Allah menjelaskan bahwa masa itu adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah adalah karena akibat tindakannya, masa tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.
2 Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,(QS. 103:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ashr 2
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian. Perbuatan buruk manusia adalah merupakan sumber kecelakaannya yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan, bukan masanya atau tempat. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.
3 kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. 103:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ashr 3
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan agar manusia tidak merugi hidupnya ia harus beriman kepada Allah, melaksanakan ibadat sebagaimana yang diperintahkannya, berbuat baik untuk dirinya sendiri dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.
Di samping beriman dan beramal saleh mereka saling nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan saling nasihat-menasihati pula supaya tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang Setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.
Tafsir Surat : AT-TAKAATSUR
1 Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,(QS. 102:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 1
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1)
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Abu Hurairah, ia berkata, "Al Hakumut Takasur turun karena ada kaitannya dengan dua kabilah dari seorang Ansar, yaitu Bani Harisah dan Bani Al Haris, mereka saling membanggakan kabilahnya masing-masing. Salah satu dari dua kabilah itu berkata, adakah di kalangan kamu orang besar seperti si Anu? Yang lain berkata begitu pula, mereka berbangga-bangga dengan orang-orang yang masih hidup. Lalu mereka bersama-sama menuju ke kubur. Salah satu dari dua kabilah itu mengatakan, "Adakah di antara kamu orang besar seperti ini sambil menunjuk kepada satu kuburan? Dan yang lain berkata begitu pula, lalu turunlah surah ini".
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan banyak harta, teman dan pengikut, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, terpedaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk mereka dan keluarga mereka.
Telah diriwayatkan dari Mutarrif dari ayahnya, ia berkata:
M أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقرأ ألهاكم التكاثر قال يقول ابن آدم مالي ومالك يا بن آدم ليس لك من مالك إلا ما أكلت فأفنيت أو لبست فأبليت أو تصدقت فأمضيت وما سوى ذلك فذاهب وتاركه للناس.
Artinya:
Saya menemui Nabi SAW membaca: "Al Hakumut Takasur" beliau berkata. "Anak Adam berkata: inilah harta saya dan harta kamu: Hai anak Adam! engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang telah engkau makan dan telah engkau habiskan atau pakaian yang kamu pakai sehingga lapuk atau harta yang telah kamu sedekahkan sampai habis, selain itu akan hilang dan engkau tinggalkan bagi orang lain".
(H.R Maulim)
Dan telah diriwayatkan pula dari Anas bahwa Nabi SAW. bersabda:
لو أن لابن آدم واديا من ذهب أحب أن يكون له واديان ولن يملا فاه إلا التراب ويتوب الله على من تاب.
Artinya:
"Seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas ia ingin memiliki dua lembah emas dan tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) kecuali mulutnya diisi dengan tanah kuburan dan Allah akan memberikan ampunan kepada orang yang bertobat".
(HR. Anas bin Malik)
Sementara Ahli Tafsir ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak dari yang lain baik harta ataupun kedudukan dengan tujuan semata-mata untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan, bukan untuk digunakan pada jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan dan maksud baik lainnya.
2 sampai kamu masuk dalam kubur.(QS. 102:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 2
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan bermegah-megah di antara manusia atau dengan usaha untuk memiliki lebih banyak dari orang lain akan terus berjalan di antara mereka sehingga mereka masuk lubang kubur. Dengan demikian mereka telah menyia-nyiakan umur mereka untuk yang tidak berfaedah, baik dalam hidup dunia maupun untuk kehidupan akhirat.
Para Ulama berpendapat bahwa menziarahi kuburan adalah obat penawar yang paling ampuh untuk melunakkan hati yang membatu, karena dengan ziarah kubur itu manusia akan ingat mati dan Hari Akhirat, maka dengan sendirinya akan membatasi keinginan-keinginan yang bukan-bukan.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تزهد في الدنيا وتذكركم الآخرة.
Artinya:
"Saya pernah melarang kamu menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah kubur itu, karena menziarahi kubur itu akan membatasi diri dari kemewahan dan mengingatkan kamu kepada kehidupan akhirat.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 231, juz 30, jilid X)
3 Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),(QS. 102:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 3
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
Kemudian Allah SWT dengan ayat ini memperingatkan bahwa bermegah menimbulkan kekacauan dan permusuhan. Sebaliknya Allah menganjurkan agar diciptakan kerukunan hidup, bantu membantu dalam menegakkan kebenaran dan tolong-menolong dalam kebaikan dan dalam melestarikan hidup bermasyarakat, dengan membina akhlak yang luhur dan budi pekerti yang baik.
4 dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.(QS. 102:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 4
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4)
Dalam ayat ini Allah SWT mengulang ancaman-Nya dan ini adalah ancaman sesudah ancaman, sebagaimana seorang tuan berkata kepada hamba sahayanya: "Kukatakan kepadamu, jangan dikerjakan. Kukatakan kepadamu jangan dikerjakan!".
5 Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,(QS. 102:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 5
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5)
Dalam ayat ini Allah memperingati dalam bentuk perintah yaitu waspadalah terhadap tingkah lakumu yang buruk itu, karena bila kamu tahu akibat keinginanmu untuk berlebih-lebihan, sehingga menyibukkan kamu mengerjakan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Pendirianmu yang kamu anggap benar itu sebenarnya adalah salah. Itu hanya sangkaan belaka yang pasti berubah, karena tidak sesuai dengan kenyataan. Yang harus menjadi pendirian adalah yang sesuai dengan kenyataan yang dapat disaksikan oleh mata, oleh perasaan atau berdasarkan dalil sahih.
6 niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,(QS. 102:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 6
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6)
Dalam ayat ini Allah menerangkan sebagian azab yang akan dialami oleh orang yang bermegah-megahan itu karena kelalaian tersebut yaitu mereka akan ditimpa azab di akhirat, mereka pasti akan melihat tempat itu dengan mata kepala mereka sendiri, oleh sebab itu hendaknya selalu mereka renungkan kedahsyatan azab itu dalam pikiran mereka agar membawa mereka kepada perbuatan yang baik dan bermanfaat. Yang dimaksud dengan melihat neraka Jahim adalah merasakan azabnya. sesuai dengan tujuan Alquran dalam pemakaian kata-kata tersebut.
7 dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin,(QS. 102:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 7
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7)
Kemudian dengan ayat ini Allah menguatkan isi ayat sebelumnya, bahwa azab itu benar-benar akan dirasakan oleh orang yang terpedaya itu. Oleh karena itu siapa saja dan dari golongan apa saja hendaklah bertakwa kepada Tuhannya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka disiksa. Hendaknya seseorang itu memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang ada padanya untuk dipelihara dan dipergunakan sesuai dengan fungsi nikmat tersebut dan hendaknya pula jangan melakukan kejahatan atau mengada-adakan kemungkaran dan janganlah seseorang dari kamu mengharap-harapkan ampunan Allah hanya semata-mata dengan pengakuan beragama Islam dengan memakai nama dan gelar yang muluk-muluk. sedangkan ia menyalahi hukum-hukum Alquran dan tindakan-tindakannya sama dengan tindakan musuh Islam.
8 kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).(QS. 102:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 8
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
Dalam ayat ini Allah SWT, lebih memperkuat lagi celaan-Nya terhadap mereka, bahwa sesungguhnya mereka akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan-kenikmatan yang mereka megah-megahkan di dunia, apa yang kamu perbuat dengan nikmat-nikmat itu. Apakah kamu telah menunaikan hak Allah daripadanya, atau apakah kamu menjaga batas-batas hukum Allah yang telah ditentukan dalam bersenang-senang dengan nikmat tersebut. Jika kamu tidak melakukannya, ketahuilah bahwa nikmat-nikmat itu adalah puncak kecelakaan di hari akhirat.
Telah diriwayatkan bahwa Umar R.A., bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.:
أي نعيم نسأل عنه يا رسول الله? وقد أخرجنا من ديارنا وأموالنا? فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ظلال المساكن والأشجار والأخبية التي تقيكم الحر والبرد والماء البارد في اليوم الحار
Artinya:
"Nikmat apakah yang ditanyakan kepada kami, Ya Rasulullah, padahal kami telah diusir dari kampung halaman kami dan harta kami?". Nabi SAW. menjawab: "Naungan-naungan rumah, pohon-pohon, gubuk-gubuk yang melindungi kamu dari udara panas dan dingin dan air yang sejuk di hari yang panas".
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 232, juz 30, jilid X).
Dan telah diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW., beliau bersabda:
من أصبح أمنا في سر به معافي في بدنه عنده قوت يومه فكأنما حيزت له الدنيا بحذافيرها.
Artinya:
Barangsiapa yang bangun pagi dalam keadaan aman sentosa dalam keluarganya, sehat walafiat badannya serta mempunyai bekal hidup untuk harinya, maka seolah olah dunia dengan segala kekayaannya telah diserahkan kepadanya.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 232, juz 30 jilid X).
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 1
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1)
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Abu Hurairah, ia berkata, "Al Hakumut Takasur turun karena ada kaitannya dengan dua kabilah dari seorang Ansar, yaitu Bani Harisah dan Bani Al Haris, mereka saling membanggakan kabilahnya masing-masing. Salah satu dari dua kabilah itu berkata, adakah di kalangan kamu orang besar seperti si Anu? Yang lain berkata begitu pula, mereka berbangga-bangga dengan orang-orang yang masih hidup. Lalu mereka bersama-sama menuju ke kubur. Salah satu dari dua kabilah itu mengatakan, "Adakah di antara kamu orang besar seperti ini sambil menunjuk kepada satu kuburan? Dan yang lain berkata begitu pula, lalu turunlah surah ini".
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan banyak harta, teman dan pengikut, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, terpedaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk mereka dan keluarga mereka.
Telah diriwayatkan dari Mutarrif dari ayahnya, ia berkata:
M أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقرأ ألهاكم التكاثر قال يقول ابن آدم مالي ومالك يا بن آدم ليس لك من مالك إلا ما أكلت فأفنيت أو لبست فأبليت أو تصدقت فأمضيت وما سوى ذلك فذاهب وتاركه للناس.
Artinya:
Saya menemui Nabi SAW membaca: "Al Hakumut Takasur" beliau berkata. "Anak Adam berkata: inilah harta saya dan harta kamu: Hai anak Adam! engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang telah engkau makan dan telah engkau habiskan atau pakaian yang kamu pakai sehingga lapuk atau harta yang telah kamu sedekahkan sampai habis, selain itu akan hilang dan engkau tinggalkan bagi orang lain".
(H.R Maulim)
Dan telah diriwayatkan pula dari Anas bahwa Nabi SAW. bersabda:
لو أن لابن آدم واديا من ذهب أحب أن يكون له واديان ولن يملا فاه إلا التراب ويتوب الله على من تاب.
Artinya:
"Seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas ia ingin memiliki dua lembah emas dan tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) kecuali mulutnya diisi dengan tanah kuburan dan Allah akan memberikan ampunan kepada orang yang bertobat".
(HR. Anas bin Malik)
Sementara Ahli Tafsir ada yang berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak dari yang lain baik harta ataupun kedudukan dengan tujuan semata-mata untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan, bukan untuk digunakan pada jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan dan maksud baik lainnya.
2 sampai kamu masuk dalam kubur.(QS. 102:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 2
حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan bermegah-megah di antara manusia atau dengan usaha untuk memiliki lebih banyak dari orang lain akan terus berjalan di antara mereka sehingga mereka masuk lubang kubur. Dengan demikian mereka telah menyia-nyiakan umur mereka untuk yang tidak berfaedah, baik dalam hidup dunia maupun untuk kehidupan akhirat.
Para Ulama berpendapat bahwa menziarahi kuburan adalah obat penawar yang paling ampuh untuk melunakkan hati yang membatu, karena dengan ziarah kubur itu manusia akan ingat mati dan Hari Akhirat, maka dengan sendirinya akan membatasi keinginan-keinginan yang bukan-bukan.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تزهد في الدنيا وتذكركم الآخرة.
Artinya:
"Saya pernah melarang kamu menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah kubur itu, karena menziarahi kubur itu akan membatasi diri dari kemewahan dan mengingatkan kamu kepada kehidupan akhirat.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 231, juz 30, jilid X)
3 Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),(QS. 102:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 3
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
Kemudian Allah SWT dengan ayat ini memperingatkan bahwa bermegah menimbulkan kekacauan dan permusuhan. Sebaliknya Allah menganjurkan agar diciptakan kerukunan hidup, bantu membantu dalam menegakkan kebenaran dan tolong-menolong dalam kebaikan dan dalam melestarikan hidup bermasyarakat, dengan membina akhlak yang luhur dan budi pekerti yang baik.
4 dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.(QS. 102:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 4
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4)
Dalam ayat ini Allah SWT mengulang ancaman-Nya dan ini adalah ancaman sesudah ancaman, sebagaimana seorang tuan berkata kepada hamba sahayanya: "Kukatakan kepadamu, jangan dikerjakan. Kukatakan kepadamu jangan dikerjakan!".
5 Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,(QS. 102:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 5
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5)
Dalam ayat ini Allah memperingati dalam bentuk perintah yaitu waspadalah terhadap tingkah lakumu yang buruk itu, karena bila kamu tahu akibat keinginanmu untuk berlebih-lebihan, sehingga menyibukkan kamu mengerjakan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Pendirianmu yang kamu anggap benar itu sebenarnya adalah salah. Itu hanya sangkaan belaka yang pasti berubah, karena tidak sesuai dengan kenyataan. Yang harus menjadi pendirian adalah yang sesuai dengan kenyataan yang dapat disaksikan oleh mata, oleh perasaan atau berdasarkan dalil sahih.
6 niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,(QS. 102:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 6
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6)
Dalam ayat ini Allah menerangkan sebagian azab yang akan dialami oleh orang yang bermegah-megahan itu karena kelalaian tersebut yaitu mereka akan ditimpa azab di akhirat, mereka pasti akan melihat tempat itu dengan mata kepala mereka sendiri, oleh sebab itu hendaknya selalu mereka renungkan kedahsyatan azab itu dalam pikiran mereka agar membawa mereka kepada perbuatan yang baik dan bermanfaat. Yang dimaksud dengan melihat neraka Jahim adalah merasakan azabnya. sesuai dengan tujuan Alquran dalam pemakaian kata-kata tersebut.
7 dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin,(QS. 102:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 7
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7)
Kemudian dengan ayat ini Allah menguatkan isi ayat sebelumnya, bahwa azab itu benar-benar akan dirasakan oleh orang yang terpedaya itu. Oleh karena itu siapa saja dan dari golongan apa saja hendaklah bertakwa kepada Tuhannya serta menghindari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka disiksa. Hendaknya seseorang itu memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang ada padanya untuk dipelihara dan dipergunakan sesuai dengan fungsi nikmat tersebut dan hendaknya pula jangan melakukan kejahatan atau mengada-adakan kemungkaran dan janganlah seseorang dari kamu mengharap-harapkan ampunan Allah hanya semata-mata dengan pengakuan beragama Islam dengan memakai nama dan gelar yang muluk-muluk. sedangkan ia menyalahi hukum-hukum Alquran dan tindakan-tindakannya sama dengan tindakan musuh Islam.
8 kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).(QS. 102:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Takaatsur 8
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
Dalam ayat ini Allah SWT, lebih memperkuat lagi celaan-Nya terhadap mereka, bahwa sesungguhnya mereka akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan-kenikmatan yang mereka megah-megahkan di dunia, apa yang kamu perbuat dengan nikmat-nikmat itu. Apakah kamu telah menunaikan hak Allah daripadanya, atau apakah kamu menjaga batas-batas hukum Allah yang telah ditentukan dalam bersenang-senang dengan nikmat tersebut. Jika kamu tidak melakukannya, ketahuilah bahwa nikmat-nikmat itu adalah puncak kecelakaan di hari akhirat.
Telah diriwayatkan bahwa Umar R.A., bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.:
أي نعيم نسأل عنه يا رسول الله? وقد أخرجنا من ديارنا وأموالنا? فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ظلال المساكن والأشجار والأخبية التي تقيكم الحر والبرد والماء البارد في اليوم الحار
Artinya:
"Nikmat apakah yang ditanyakan kepada kami, Ya Rasulullah, padahal kami telah diusir dari kampung halaman kami dan harta kami?". Nabi SAW. menjawab: "Naungan-naungan rumah, pohon-pohon, gubuk-gubuk yang melindungi kamu dari udara panas dan dingin dan air yang sejuk di hari yang panas".
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 232, juz 30, jilid X).
Dan telah diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW., beliau bersabda:
من أصبح أمنا في سر به معافي في بدنه عنده قوت يومه فكأنما حيزت له الدنيا بحذافيرها.
Artinya:
Barangsiapa yang bangun pagi dalam keadaan aman sentosa dalam keluarganya, sehat walafiat badannya serta mempunyai bekal hidup untuk harinya, maka seolah olah dunia dengan segala kekayaannya telah diserahkan kepadanya.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 232, juz 30 jilid X).
Tafsir Surat : AL-QAARI'AH
1 Hari Kiamat,(QS. 101:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 1
الْقَارِعَةُ (1)
Dalam ayat ini Allah menyebutkan kata "Al Qari'ah", yaitu satu nama dari beberapa nama Hari Kiamat, seperti Al Haqqah, As Sakhkhah, At Tammmah dan Al Gasyiah. Diberi nama Hari Kiamat itu dengan Al Qari'ah karena ia mengetuk hati setiap orang akan kedahsyatannya, sebagaimana diberi nama suatu bencana hebat dengan Qari'ah. Dalam ayat yang sama artinya Allah berfirman:
ولا يزال الذين كفروا تصيبهم بما صنعوا قارعة
Artinya:
Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri. (Q.S Ar Ra'd: 31).
Maksudnya mereka ditimpa malapetaka hebat yang mengetuk hati mereka dan menyakiti tubuh mereka, sehingga mereka mengeluh karenanya.
2 apakah hari Kiamat itu?(QS. 101:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
3 Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?(QS. 101:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
4 Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,(QS. 101:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 4
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (4)
Oleh karena sangat sulit mengetahui hakikat Al Qari'ah, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan waktu datangnya Al Qari'ah dan keadaan manusia pada waktu itu, yaitu bagaikan anai-anai yang berterbangan di sekeliling lampu pada malam hari; diserupakan dengan anai-anai dalam keadaan mereka kebingungan tidak menentu arah tujuannya.
Maksudnya bahwa manusia pada hari yang dahsyat itu bertebaran di mana-mana, bingung, tidak tahu ke mana akan dituju dan apa yang akan dikerjakan dan untuk apa mereka dikumpulkan di sana, tidak ubahnya seperti anai-anai yang tidak berketentuan arahnya.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
كانهم جراد منتشر
Artinya:
Seakan-akan mereka belalang yang berterbangan. (Q.S Al Qamar: 7).
5 dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.(QS. 101:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 5
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (5)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa gunung-gunung yang telah hancur itu beterbangan dari tempatnya seperti bulu yang halus yang diterbangkan angin, bagaimana pula keadaan manusia yang mempunyai tubuh yang lemah itu bila mengalami Al Qari'ah itu.
Banyak terdapat dalam Alquran ayat-ayat tentang keadaan gunung-gunung pada Hari Kiamat, di antaranya Allah berfirman:
وترى الجبال تحسبها جامدة وهي تمرمر السحاب
Artinya:
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Q.S An Naml: 88).
dan firman-Nya:
وكانت الجبال كثيبا مهيلا
Artinya:
Dan jadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan. (Q.S. Al Muzammil: 14).
Dan firman-Nya:
وسيرت الجبال فكانت سرابا
Artinya:
Dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (Q.S. An Naba': 20).
Semua keterangan tersebut untuk menjelaskan bahwa gunung-gunung yang besar dan kuat seharusnya tetap tak dapat digerakkan, tetapi Al Qari'ah dapat menghancurkannya, apalagi manusia makhluk yang lemah.
6 Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,(QS. 101:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 6 - 7
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7)
Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan ganjaran bagi orang-orang yang banyak melakukan amal kebaikan, yaitu bila amal orang-orang yang saleh itu ditimbang dan timbangannya berat karena banyaknya mengerjakan amal-amal saleh. Ganjaran bagi orang-orang ini adalah kesenangan yang abadi di surga. Mereka hidup di dalamnya penuh dengan kebahagiaan, kenikmatan dan kepuasan.
Kita wajib mempercayai adanya mizan (neraca) yang tersebut pada ayat ini dan dalam firman-Nya:
/7
ونضع الموازين القسط ليوم القيامة
\ n
Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat. (Q.S. Al Anbiya': 47).
7 maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.(QS. 101:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
8 Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,(QS. 101:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 8 - 9
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9)
Dalam ayat ini Ia menyatakan pula nasib orang-orang jahat yaitu bila amal orang-orang jahat itu ditimbang dan timbangannya itu ringan karena banyak mengerjakan kejahatan dan sedikit mengerjakan kebaikan di dunia maka mereka akan ditempatkan dalam neraka Hawiyah tempat penyiksaan orang-orang jahat, tempat hidup sengsara; suatu tempat yang mereka dijerumuskan ke dalamnya.
9 maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.(QS. 101:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
10 Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?(QS. 101:10)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
11 (Yaitu) api yang sangat panas.(QS. 101:11)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 1
الْقَارِعَةُ (1)
Dalam ayat ini Allah menyebutkan kata "Al Qari'ah", yaitu satu nama dari beberapa nama Hari Kiamat, seperti Al Haqqah, As Sakhkhah, At Tammmah dan Al Gasyiah. Diberi nama Hari Kiamat itu dengan Al Qari'ah karena ia mengetuk hati setiap orang akan kedahsyatannya, sebagaimana diberi nama suatu bencana hebat dengan Qari'ah. Dalam ayat yang sama artinya Allah berfirman:
ولا يزال الذين كفروا تصيبهم بما صنعوا قارعة
Artinya:
Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri. (Q.S Ar Ra'd: 31).
Maksudnya mereka ditimpa malapetaka hebat yang mengetuk hati mereka dan menyakiti tubuh mereka, sehingga mereka mengeluh karenanya.
2 apakah hari Kiamat itu?(QS. 101:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
3 Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?(QS. 101:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
4 Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,(QS. 101:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 4
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (4)
Oleh karena sangat sulit mengetahui hakikat Al Qari'ah, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan waktu datangnya Al Qari'ah dan keadaan manusia pada waktu itu, yaitu bagaikan anai-anai yang berterbangan di sekeliling lampu pada malam hari; diserupakan dengan anai-anai dalam keadaan mereka kebingungan tidak menentu arah tujuannya.
Maksudnya bahwa manusia pada hari yang dahsyat itu bertebaran di mana-mana, bingung, tidak tahu ke mana akan dituju dan apa yang akan dikerjakan dan untuk apa mereka dikumpulkan di sana, tidak ubahnya seperti anai-anai yang tidak berketentuan arahnya.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
كانهم جراد منتشر
Artinya:
Seakan-akan mereka belalang yang berterbangan. (Q.S Al Qamar: 7).
5 dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.(QS. 101:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 5
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (5)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa gunung-gunung yang telah hancur itu beterbangan dari tempatnya seperti bulu yang halus yang diterbangkan angin, bagaimana pula keadaan manusia yang mempunyai tubuh yang lemah itu bila mengalami Al Qari'ah itu.
Banyak terdapat dalam Alquran ayat-ayat tentang keadaan gunung-gunung pada Hari Kiamat, di antaranya Allah berfirman:
وترى الجبال تحسبها جامدة وهي تمرمر السحاب
Artinya:
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Q.S An Naml: 88).
dan firman-Nya:
وكانت الجبال كثيبا مهيلا
Artinya:
Dan jadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan. (Q.S. Al Muzammil: 14).
Dan firman-Nya:
وسيرت الجبال فكانت سرابا
Artinya:
Dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (Q.S. An Naba': 20).
Semua keterangan tersebut untuk menjelaskan bahwa gunung-gunung yang besar dan kuat seharusnya tetap tak dapat digerakkan, tetapi Al Qari'ah dapat menghancurkannya, apalagi manusia makhluk yang lemah.
6 Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,(QS. 101:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 6 - 7
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7)
Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan ganjaran bagi orang-orang yang banyak melakukan amal kebaikan, yaitu bila amal orang-orang yang saleh itu ditimbang dan timbangannya berat karena banyaknya mengerjakan amal-amal saleh. Ganjaran bagi orang-orang ini adalah kesenangan yang abadi di surga. Mereka hidup di dalamnya penuh dengan kebahagiaan, kenikmatan dan kepuasan.
Kita wajib mempercayai adanya mizan (neraca) yang tersebut pada ayat ini dan dalam firman-Nya:
/7
ونضع الموازين القسط ليوم القيامة
\ n
Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat. (Q.S. Al Anbiya': 47).
7 maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.(QS. 101:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
8 Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,(QS. 101:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qaari'ah 8 - 9
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9)
Dalam ayat ini Ia menyatakan pula nasib orang-orang jahat yaitu bila amal orang-orang jahat itu ditimbang dan timbangannya itu ringan karena banyak mengerjakan kejahatan dan sedikit mengerjakan kebaikan di dunia maka mereka akan ditempatkan dalam neraka Hawiyah tempat penyiksaan orang-orang jahat, tempat hidup sengsara; suatu tempat yang mereka dijerumuskan ke dalamnya.
9 maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.(QS. 101:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
10 Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?(QS. 101:10)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
11 (Yaitu) api yang sangat panas.(QS. 101:11)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
Tafsir Surat : AL-AADIYAAT
1 Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,(QS. 100:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 1
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1)
Allah SWT bersumpah dengan kuda perang yang memperdengarkan suara gemuruhnya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Aadiyaat 1
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1)
(Demi yang berlari kencang) di dalam perang, yaitu kuda yang lari dengan kencangnya di dalam peperangan (dengan terengah-engah) lafal Adh-Dhabhu artinya suara napas kuda sewaktu berlari kencang.
2 dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),(QS. 100:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
3 dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,(QS. 100:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
4 maka ia menerbangkan debu,(QS. 100:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
5 dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,(QS. 100:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 5
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (5)
Allah menyatakan bahwa tiba-tiba kuda yang menyerang itu berada di tengah-tengah musuh yang menyebabkan kepanikan keadaan mereka.
Allah SWT bersumpah dengan kuda dan dengan sifat-sifatnya tersebut dalam suasana peperangan untuk membangkitkan semangat perjuangan di kalangan orang-orang mukmin. Sudah selayaknya mereka bersifat demikian, membiasakan diri berkendaraan kuda dengan tangkas menyerbu musuh. Diperintahkan agar selalu siap siaga untuk terjun ke medan pertempuran bila genderang perang memanggil mereka untuk menghancurkan musuh yang menyerang, sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain yang sama maksudnya:
وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم
Artinya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh-musuhmu.
(Q.S.8 Al Anfal: 60.)
Allah bersumpah dengan kuda perang yang sifatnya tersebut di atas dalam keadaan lari kencang, hilir mudik, memancarkan percikan bunga api dari kakinya karena berlari kencang dan dengan penyergapan di waktu subuh, menunjukkan bahwa kuda-kuda yang dipelihara itu bukan untuk kebanggaan. Hendaknya kuda yang dipuji adalah yang digunakan untuk memadamkan keganasan musuh, melumpuhkan kekuatan mereka atau menghadang serangan mereka.
Maksudnya, bahwa dalam ketangkasan berkuda mengandung faedah yang tak terkira banyaknya. Dapat dipergunakan untuk mencari nafkah, cepat bergerak untuk suatu keperluan yang mendadak, dalam menyergap musuh dan dapat menghubungi tempat yang jauh dalam waktu yang singkat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Aadiyaat 5
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (5)
(Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan debu.
6 sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,(QS. 100:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 6
إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ (6)
Dalam ayat ini Allah menerangkan isi sumpah-Nya, yaitu: watak manusia adalah mengingkari kebenaran dan tidak mengakui hal-hal yang menyebabkan mereka harus bersyukur kepada penciptanya, kecuali orang-orang yang mendapat taufik membiasakan diri berbuat kebaikan dan menjauhkan diri dari kemungkaran. Telah diriwayatkan, bahwa Nabi SAW. bersabda:
الكنود هو الذي يأكل وحده ويضرب عبده ويمنع رفده
Artinya:
Orang yang mengingkari kebenaran adalah orang yang suka makan sendiri, memukul hamba sahayanya dan tak pernah memberi jamuan pada tamunya.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 223, juz 30, jilid X).
Maksudnya, dia tidak pernah menyedekahkan sesuatu yang diberikan Allah kepadanya, tidak menaruh iba kasihan kepada hamba Allah sebagaimana Allah kasihan kepadanya, seolah-olah mengingkari nikmat-nikmat Allah kepadanya serta menjauhi apa yang baik oleh akal dan agama.
Sifat yang terpendam dalam jiwa manusia ini menyebabkan ia tidak mementingkan apa yang terdapat di sekelilingnya, tidak menghiraukan apa yang akan datang dan lupa apa yang telah lalu. Dan bila Allah memberikan kepadanya sesuatu nikmat, dia terus bingung, hatinya menjadi bengis dan sikapnya menjadi kasar terhadap hamba-hamba Allah.
7 dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,(QS. 100:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
8 dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.(QS. 100:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
9 Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,(QS. 100:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 9 - 11
أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (9) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (10) إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (11)
Dalam ayat-ayat berikut ini Allah menyatakan ancaman-Nya kepada orang-orang yang seperti tersebut di atas yaitu apakah orang-orang yang ingkar terhadap nikmat-nikmat Allah itu tidak sadar bahwa Allah mengetahui isi hatinya; dan Dia akan membalas keingkarannya itu pada hari dilahirkan apa yang ada di dalam dada dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?
10 dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,(QS. 100:10)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
11 sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.(QS. 100:11)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 1
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1)
Allah SWT bersumpah dengan kuda perang yang memperdengarkan suara gemuruhnya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Aadiyaat 1
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1)
(Demi yang berlari kencang) di dalam perang, yaitu kuda yang lari dengan kencangnya di dalam peperangan (dengan terengah-engah) lafal Adh-Dhabhu artinya suara napas kuda sewaktu berlari kencang.
2 dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),(QS. 100:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
3 dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,(QS. 100:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
4 maka ia menerbangkan debu,(QS. 100:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
5 dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,(QS. 100:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 5
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (5)
Allah menyatakan bahwa tiba-tiba kuda yang menyerang itu berada di tengah-tengah musuh yang menyebabkan kepanikan keadaan mereka.
Allah SWT bersumpah dengan kuda dan dengan sifat-sifatnya tersebut dalam suasana peperangan untuk membangkitkan semangat perjuangan di kalangan orang-orang mukmin. Sudah selayaknya mereka bersifat demikian, membiasakan diri berkendaraan kuda dengan tangkas menyerbu musuh. Diperintahkan agar selalu siap siaga untuk terjun ke medan pertempuran bila genderang perang memanggil mereka untuk menghancurkan musuh yang menyerang, sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain yang sama maksudnya:
وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم
Artinya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh-musuhmu.
(Q.S.8 Al Anfal: 60.)
Allah bersumpah dengan kuda perang yang sifatnya tersebut di atas dalam keadaan lari kencang, hilir mudik, memancarkan percikan bunga api dari kakinya karena berlari kencang dan dengan penyergapan di waktu subuh, menunjukkan bahwa kuda-kuda yang dipelihara itu bukan untuk kebanggaan. Hendaknya kuda yang dipuji adalah yang digunakan untuk memadamkan keganasan musuh, melumpuhkan kekuatan mereka atau menghadang serangan mereka.
Maksudnya, bahwa dalam ketangkasan berkuda mengandung faedah yang tak terkira banyaknya. Dapat dipergunakan untuk mencari nafkah, cepat bergerak untuk suatu keperluan yang mendadak, dalam menyergap musuh dan dapat menghubungi tempat yang jauh dalam waktu yang singkat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Aadiyaat 5
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (5)
(Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan debu.
6 sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,(QS. 100:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 6
إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ (6)
Dalam ayat ini Allah menerangkan isi sumpah-Nya, yaitu: watak manusia adalah mengingkari kebenaran dan tidak mengakui hal-hal yang menyebabkan mereka harus bersyukur kepada penciptanya, kecuali orang-orang yang mendapat taufik membiasakan diri berbuat kebaikan dan menjauhkan diri dari kemungkaran. Telah diriwayatkan, bahwa Nabi SAW. bersabda:
الكنود هو الذي يأكل وحده ويضرب عبده ويمنع رفده
Artinya:
Orang yang mengingkari kebenaran adalah orang yang suka makan sendiri, memukul hamba sahayanya dan tak pernah memberi jamuan pada tamunya.
(lihat Tafsir Al Maragi, hal. 223, juz 30, jilid X).
Maksudnya, dia tidak pernah menyedekahkan sesuatu yang diberikan Allah kepadanya, tidak menaruh iba kasihan kepada hamba Allah sebagaimana Allah kasihan kepadanya, seolah-olah mengingkari nikmat-nikmat Allah kepadanya serta menjauhi apa yang baik oleh akal dan agama.
Sifat yang terpendam dalam jiwa manusia ini menyebabkan ia tidak mementingkan apa yang terdapat di sekelilingnya, tidak menghiraukan apa yang akan datang dan lupa apa yang telah lalu. Dan bila Allah memberikan kepadanya sesuatu nikmat, dia terus bingung, hatinya menjadi bengis dan sikapnya menjadi kasar terhadap hamba-hamba Allah.
7 dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,(QS. 100:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
8 dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.(QS. 100:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
9 Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,(QS. 100:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Aadiyaat 9 - 11
أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (9) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (10) إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (11)
Dalam ayat-ayat berikut ini Allah menyatakan ancaman-Nya kepada orang-orang yang seperti tersebut di atas yaitu apakah orang-orang yang ingkar terhadap nikmat-nikmat Allah itu tidak sadar bahwa Allah mengetahui isi hatinya; dan Dia akan membalas keingkarannya itu pada hari dilahirkan apa yang ada di dalam dada dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?
10 dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,(QS. 100:10)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
11 sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.(QS. 100:11)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
Tafsir Surat : AL-ZALZALAH
1 Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),(QS. 99:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 1
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1)
Orang-orang kafir bertanya-tanya tentang hari hisab. Mereka berkata: "Kapan datangnya Hari Kiamat itu?" dan lain-lain pertanyaan mereka. Lalu Allah menjelaskan dalam surah ini tanda-tanda Hari Kiamat, agar mereka mengetahui bahwa tidak mungkin menentukan waktu datangnya hari tersebut, saat manusia seluruhnya dikumpulkan di hadapan Allah SWT untuk ditentukan siapa-siapa yang berhak mendapat azab dan siapa pula yang harus mendapat pahala.
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa bumi bergetar dan berguncang sedahsyat-dahsyatnya, sebagaimana diterangkan dalam ayat lain dengan firman Nya:
يا أيها الناس اتقوا ربكم إن زلزلة الساعة شيء عظيم
Artinya:
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat) (Q.S. Al-Hajj: 1)
dan firman-Nya:
إذا رجت الأرض رجا
Artinya:
Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya. (Q.S. Al-Waqi'ah: 4)
Keterangan ini menunjukkan tentang dahsyatnya keadaan ketika itu, dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang kafir agar mereka memikirkan dan merenungkannya. Seakan-akan dikatakan kepada mereka apabila bumi sebagai benda padat bisa bergetar dengan dahsyat pada hari itu, maka mengapakah kamu sendiri tidak mau sadar dari kelalaian dengan meninggalkan kekafiranmu.
2 dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,(QS. 99:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 2
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2)
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa pada hari terjadi kegoncangan itu, karena dahsyatnya maka bumi menghamburkan isi perutnya yang terpendam berupa logam, harta simpanan dan mayat-mayat isi kuburan.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
وإذا الأرض مدت وألقت ما فيها وتخلت
Artinya:
Dan apabila bumi diratakan dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. (Q.S. Al-Insyiqaq: 3, 4)
Contohnya, sebagaimana terjadi dengan letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 dan lain-lain di Indonesia, yang begitu dahsyat sehingga mengeluarkan lava dan isi perutnya.
3 dan manusia bertanya: `Mengapa bumi (jadi begini)?`,(QS. 99:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 3
وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang berkesempatan mengalami dan menyaksikan kejadian yang dahsyat yang belum pernah terjadi, membuat terperanjat orang-orang yang melihatnya, berkata, "Apa gerangan yang terjadi bagi bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya?".
Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:
وترى الناس سكارى وما هم بسكارى
Artinya:
Dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. (Q.S. Al-Hajj: 2)
4 Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,(QS. 99:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
5 karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.(QS. 99:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
6 Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.(QS. 99:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
7 Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.(QS. 99:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 7 - 8
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Dalam ayat-ayat ini Allah memperincikan balasan amal masing-masing. Maka barangsiapa beramal baik, walaupun amalnya itu seberat atom atau karena terlalu kecil niscaya akan diterima balasannya, begitu pula yang beramal jahat walaupun seberat atom akan merasakan balasannya. Amal kebajikan orang-orang kafir tidak dapat menolongnya dan melepaskannya dari siksa kekafirannya. Mereka akan tetap sengsara selama-lamanya di dalam neraka.
Adapun keterangan ayat yang menyatakan bahwa pahala amal perbuatan mereka tidak berguna, maksudnya tidak dapat melepaskan mereka dari siksa kekafiran, walaupun ada keringanan dari siksa kejahatannya selain azab kekafiran. Adapun siksa kekafiran tidak akan dikurangi sedikitpun, sebagaimana firman Allah:
ونضع الموازين القسط ليوم القيامة فلا تظلم نفس شيئا وإن كان مثقال حبة من خردل أتينا بها وكفى بنا حاسبين
Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hart Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat atompun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Q.S. Al-Anbiya': 47)
Dalam sebuah Hadis dinyatakan bahwa Hatim seorang yang paling pemurah dari orang musyrik Arab, diringankan azabnya karena kedermawanannya. Begitu pula Abu Lahab diringankan sedikit azabnya karena kegembiraannya dengan kelahiran Nabi SAW.
8 Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(QS. 99:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 1
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1)
Orang-orang kafir bertanya-tanya tentang hari hisab. Mereka berkata: "Kapan datangnya Hari Kiamat itu?" dan lain-lain pertanyaan mereka. Lalu Allah menjelaskan dalam surah ini tanda-tanda Hari Kiamat, agar mereka mengetahui bahwa tidak mungkin menentukan waktu datangnya hari tersebut, saat manusia seluruhnya dikumpulkan di hadapan Allah SWT untuk ditentukan siapa-siapa yang berhak mendapat azab dan siapa pula yang harus mendapat pahala.
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa bumi bergetar dan berguncang sedahsyat-dahsyatnya, sebagaimana diterangkan dalam ayat lain dengan firman Nya:
يا أيها الناس اتقوا ربكم إن زلزلة الساعة شيء عظيم
Artinya:
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat) (Q.S. Al-Hajj: 1)
dan firman-Nya:
إذا رجت الأرض رجا
Artinya:
Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya. (Q.S. Al-Waqi'ah: 4)
Keterangan ini menunjukkan tentang dahsyatnya keadaan ketika itu, dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang kafir agar mereka memikirkan dan merenungkannya. Seakan-akan dikatakan kepada mereka apabila bumi sebagai benda padat bisa bergetar dengan dahsyat pada hari itu, maka mengapakah kamu sendiri tidak mau sadar dari kelalaian dengan meninggalkan kekafiranmu.
2 dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,(QS. 99:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 2
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2)
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa pada hari terjadi kegoncangan itu, karena dahsyatnya maka bumi menghamburkan isi perutnya yang terpendam berupa logam, harta simpanan dan mayat-mayat isi kuburan.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:
وإذا الأرض مدت وألقت ما فيها وتخلت
Artinya:
Dan apabila bumi diratakan dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. (Q.S. Al-Insyiqaq: 3, 4)
Contohnya, sebagaimana terjadi dengan letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 dan lain-lain di Indonesia, yang begitu dahsyat sehingga mengeluarkan lava dan isi perutnya.
3 dan manusia bertanya: `Mengapa bumi (jadi begini)?`,(QS. 99:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 3
وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3)
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang berkesempatan mengalami dan menyaksikan kejadian yang dahsyat yang belum pernah terjadi, membuat terperanjat orang-orang yang melihatnya, berkata, "Apa gerangan yang terjadi bagi bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya?".
Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:
وترى الناس سكارى وما هم بسكارى
Artinya:
Dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. (Q.S. Al-Hajj: 2)
4 Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,(QS. 99:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
5 karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.(QS. 99:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
6 Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.(QS. 99:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
7 Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.(QS. 99:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 7 - 8
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Dalam ayat-ayat ini Allah memperincikan balasan amal masing-masing. Maka barangsiapa beramal baik, walaupun amalnya itu seberat atom atau karena terlalu kecil niscaya akan diterima balasannya, begitu pula yang beramal jahat walaupun seberat atom akan merasakan balasannya. Amal kebajikan orang-orang kafir tidak dapat menolongnya dan melepaskannya dari siksa kekafirannya. Mereka akan tetap sengsara selama-lamanya di dalam neraka.
Adapun keterangan ayat yang menyatakan bahwa pahala amal perbuatan mereka tidak berguna, maksudnya tidak dapat melepaskan mereka dari siksa kekafiran, walaupun ada keringanan dari siksa kejahatannya selain azab kekafiran. Adapun siksa kekafiran tidak akan dikurangi sedikitpun, sebagaimana firman Allah:
ونضع الموازين القسط ليوم القيامة فلا تظلم نفس شيئا وإن كان مثقال حبة من خردل أتينا بها وكفى بنا حاسبين
Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hart Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat atompun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Q.S. Al-Anbiya': 47)
Dalam sebuah Hadis dinyatakan bahwa Hatim seorang yang paling pemurah dari orang musyrik Arab, diringankan azabnya karena kedermawanannya. Begitu pula Abu Lahab diringankan sedikit azabnya karena kegembiraannya dengan kelahiran Nabi SAW.
8 Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(QS. 99:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
Langganan:
Postingan (Atom)