Senin, 11 Juli 2011

Tafsir Surat : AN-NABAA'

1 Tentang apakah mereka saling bertanya tanya?(QS. 78:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 1 - 5
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (3) كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (5)

Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.
Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.
Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.
Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.
Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".
Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.

إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Artinya:
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(Q.S. Al-Mu'minun: 37)
Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:

ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Artinya:
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(Q.S. Al-Jatsiyah: 32)
Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan, seperti tercantum dalam firman Allah:

لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
Artinya:
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(Q.S. Al-Mu'minun: 16)
Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".
Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.
Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.
Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.


2 Tentang berita yang besar,(QS. 78:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 1 - 5
عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ (1) عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (3) كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (5)
Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.
Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.
Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.
Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.
Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".
Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.

إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Artinya:
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(Q.S. Al-Mu'minun: 37)
Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:

ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Artinya:
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(Q.S. Al-Jatsiyah: 32)
Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan, seperti tercantum dalam firman Allah:

لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
Artinya:
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(Q.S. Al-Mu'minun: 16)
Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".
Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.
Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.
Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.


3 yang mereka perselisihkan tentang ini.(QS. 78:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


4 Sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui,(QS. 78:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


5 kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.(QS. 78:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


6 Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,(QS. 78:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 6
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا (6)
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan yang mudah didiami oleh manusia dan binatang ternak.


7 Dan gunung-gunung sebagai pasak?,(QS. 78:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 7
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (7)
Dan Kami jadikan gunung-gunung sebagai pasak untuk mengolah bumi, sehingga tidak bergoyang karena dengan guncangan-guncangan yang berada di bawahnya.


8 Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,(QS. 78:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 8
وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا (8)
Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, agar timbul kecintaan dan kesayangan di antara suami istri untuk menempuh hidup bahagia dan memelihara keturunan yang baik, mempertahankan kelangsungan jenis manusia sehingga tidak punah.
Ayat ini seperti yang tercantum dalam firman Allah:

ومن أياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
(Q.S. Ar Rum: 21)


9 dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,(QS. 78:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 9
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9)
Dan Kami jadikan tidurmu pada malam hari untuk beristirahat dari kesibukan pekerjaan pada siang hari, agar menghasilkan berbagai-bagai mata pencaharian, supaya dengan istirahat waktu tidur itu, kamu dapat mengembalikan daya dan kekuatan untuk melangsungkan pekerjaanmu pada keesokan harinya. Seandainya tidak diselingi oleh istirahat tidur tentu kekuatanmu akan merosot sehingga tidak dapat melangsungkan tugas sehari-hari.


10 dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,(QS. 78:10)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 10
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10)
Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Maksudnya malam itu gelap menutupi permukaan bumi sebagaimana pakaian menutup tubuh manusia. Hal itu berarti bahwa malam itu berfungsi sebagai pakaian bagi manusia yang dapat menutupi aurat manusia di waktu tidur dari pandangan orang-orang yang mungkin melihatnya. Demikian pula sebagai pakaian, maka gelap malam itu dapat melindungi dan menyembunyikan seseorang yang tidur dari bahaya atau musuh yang sedang mengancam.


11 dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,(QS. 78:11)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 11
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11)
Dan Kami jadikan siang untuk berusaha dan mencari rezeki yang diperlukan dalam kehidupan dan untuk hidup bermasyarakat.


12 dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,(QS. 78:12)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 12
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12)
Dan Kami bina di atasmu tujuh lapis langit yang kokoh tanpa bertiang yang tunduk kepada hukum Allah.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 12
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12)
(Dan Kami bina di atas kalian tujuh lapis) maksudnya langit yang berlapis tujuh (yang kokoh) lafal Syidaadan adalah bentuk jamak dari lafal Syadidatun, artinya sangat kuat lagi sangat rapi yang tidak terpengaruh oleh berlalunya zaman.


13 dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),(QS. 78:13)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naba' 13
وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا (13)
(Dan Kami jadikan pelita) yang menerangi (yang amat terang) yang dimaksud adalah matahari.


14 dan Kami turunkan dari awan air yang tercurah,(QS. 78:14)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


15 supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,(QS. 78:15)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


16 dan kebun-kebun yang lebat?(QS. 78:16)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


17 Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,(QS. 78:17)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 17
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (17)
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa hari itu pasti terjadi pada waktu yang telah ditetapkan dan pada hari itu diputuskan siksa yang akan diterima orang yang kafir di dalam neraka dan pahala yang akan diterima orang-orang mukmin di dalam surga, baik bagi orang-orang yang terdahulu. orang-orang sekarang dan orang-orang kemudian. Di sana akan sangat jauh beda nasib dan kehidupan mereka sesuai dengan derajat amal perbuatan mereka ketika di dunia. Allah telah menjadikan hari itu sebagai batas antara dunia dari akhirat tempat seluruh makhluk akan dihimpun di padang mahsyar agar masing-masing dapat melihat dan menyaksikan apa yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia, sehingga orang yang berbuat kebaikan akan menerima pahalanya dan orang yang berbuat kejahatan akan menerima siksaan. Kemudian Allah menerangkan tanda-tanda hari itu dan kedahsyatan dengan firman-Nya dalam ayat berikut ini.


18 yaitu suatu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,(QS. 78:18)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 18
يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (18)
Yaitu Hari Kiamat yang pada waktu itu ditiup sangkakala oleh malaikat Israfil yang menyebabkan seluruh makhluk akan dihidupkan kembali, bangkit dari kuburnya masing-masing dan berkumpul di padang Mahsyar dan tiap-tiap umat dipimpin oleh Rasulnya, sehingga datang berkelompok-kelompok seperti dalam firman Allah:

يوم ندعوا كل أناس بإمامهم
Artinya:
(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya.
(Q.S. Al-Isra': 71)


19 dan dibukakan langit, maka terdapatlah beberapa pintu,(QS. 78:19)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 19
وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (19)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pada hari keputusan itu langit terbuka dan mempunyai pintu-pintu yang memisahkan satu dengan bahagian yang lain. Maksudnya langit itu terbelah-belah, sehingga mempunyai celah-celah seakan-akan terbuka dan mempunyai pintu-pintu. Hal ini dijelaskan oleh ayat-ayat yang lain ialah firman Allah:

إذا السماء انشقت
Artinya:
Apabila langit terbelah.
(Q.S. Al-Insyiqaq: 1)
Dan firman-Nya:

إذا السماء انفطرت
Artinya:
Apabila langit terbelah.
(Q.S. Al-Infithar: 1)
Yang demikian itu terjadi karena timbulnya perubahan besar dalam susunan planet-planet di angkasa yang menyebabkan perubahan dalam daya tarik dan perjalanan orbitnya, yang menjurus ke arah kehancuran alam angkasa, dan juga kehancuran alam dunia.


20 dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.(QS. 78:20)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Naba' 20
وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (20)
Dan gunung-gunung pada hari itu, tidak lagi seperti sediakala, akan tetapi akan diguncangkan sehingga hancur lebur seperti kabut yang dari jauh kelihatan seperti bayangan air tetapi jika didekati ternyata tidak ada apa-apa karena bagian-bagiannya telah terpecah belah, dihancurkan dan beterbangan ke mana-mana.
Dalam firman Allah:

وحملت الأرض والجبال فدكتا دكة واحدة
Artinya:
Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung Ialu dibenturkan keduanya sekali bentur.
(Q.S. Al-Haqqah: 14)
Kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman:

وتكون الجبال كالعهن
Artinya:
Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan).
(Q.S. Al-Ma'arij: 9)
Kemudian gunung-gunung itu akan dihancur-leburkan seperti debu yang beterbangan seperti dijelaskan dalam firman Allah:

وبست الجبال بسا فكانت هباء منبثا
Artinya:
Dan gunung-gunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu yang beterbangan.
(Q.S. Al-Waqi'ah: 5, 6)
Kemudian Allah akan menjadikan gunung-gunung itu seperti awan yang berjalan di langit seperti dalam firman-Nya:

وترى الجبال تحسبها جامدة وهي تمر مر السحاب
Artinya:
Dan kamu lihat gunung-gunung itu; kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
(Q.S. An Naml: 88)
Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa gunung-gunung itu akan hilang sama sekali seperti fatamorgana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar