Selasa, 01 Oktober 2013

Kepastian Hukum tentang Peringatan Maulid Nabi dan Hikmahnya

Kepastian Hukum tentang Peringatan Maulid Nabi dan Hikmahnya

Sahabat pembaca… Apa kabar?
hikmah peringatan maulid nabi muhammad sawAdakah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tempat anda? Kata Mbah Google, tingkat pencarian kata: hukum maulid nabi (exp: hukum peringatan maulid nabi) adalah 590 per bulan. Ini artinya masih banyak yang belum tahu kepastian hukumnya!
So, apa hukum yang pasti untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad?
Menurut saya, hukum peringatan Maulid Nabi yang pasti adalah: tidak boleh bikin perpecahan umat! Pasti anda setuju, dong…
Sudahlah, mari kita ambil persamaannya saja, misalnya dalam semangat mencontoh Nabi. Saya yakin, bahwa “semangat mencontoh nabi” adalah persamaan kita. Kubu yang membolehkan dan membid’ahkan peringatan maulid nabi pasti sama-sama setuju akan pentingnya semangat mencontoh nabi. Ini sejalan dengan firman Allah:
hukum peringatan maulid nabi muhammad saw
Al Ahzab 21
laqod kaana lakum fii rosuulillahi uswatun hasanah
Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS Al Ahzab 21)
Karena itu, mari kita simak salah satu kisah Nabi Muhammad yang perlu kita teladani. Kisah ini pernah saya dengar dari ceramah Alm KH Zainuddin MZ yang kurang lebih kandungannya sebagai berikut:
Ada seorang kafir yang sangat-sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Begitu sangat bencinya, sampai-sampai ia selalu mencaci-maki Nabi Muhamad setiap beliau lewat di sebuah jalan.
Tidak hanya caci maki, iapun meludahi Nabi, melemparinya dengan batu bahkan dengan kotoran. Tidak hanya sekali dua kali, tapi perbuatan si kafir ini dilakukan terus menerus setiap hari.
Hingga pada suatu hari… Nabi merasa aneh, karena hari itu Nabi tidak mendapatkan caci maki seperti biasanya. Hari berikutnya pun si kafir masih tidak kelihatan batang hidungnya. Akhirnya… mengertilah Muhammad bahwa si kafir yang biasa melemparinya sedang sakit. Maka Muhammad pun datang ke rumahnya.
Saat si kafir melihat kedatangan Muhammad, jantungnya makin berdebar keras, nafasnya makin tersengal, wajahnya makin pucat pasi… dia begitu sangat ketakutan karena Muhammad orang yang selama ini dia caci maki hari ini datang ke rumahnya.
Setiap langkah Muhammad makin mendekatinya, maka dia semakin pucat dan semakin ketakutan. Ia berfikir bahwa hari itu akan tamat riwayatnya.
Namun apa yang tejadi? Muhammad ternyata datang bukan untuk balas dendam. Dengan tangannya yang lembut Muhammad mengusap keningnya, dan menyapanya dengan ramah. Bahkan Nabi membawakan semangkok makanan.
Si kafir pun teramat lega… Hilang sudah rasa cemasnya, sirnalah rasa takutnya. Tapi kini muncul rasa baru, rasa haru dan rasa takjub yang luar biasa! Dengan dada bergemuruh dan bibir gemetar dia pun berkata:
Wahai Muhammad, akulah orang yang tiap hari mencacimu bahkan engkau pernah aku lempar dengan kotoran. Sudah beberapa hari ini aku sakit. Tapi tak seorang pun teman-temanku menengokku. Justru kamu adalah orang yang pertama menengokku. Orang yang selalu aku sakiti dan caci maki. Sungguh teramat mulia hatimu Muhammad. Maka, persaksikanlah wahai Muhammad, bahwa saya ingin masuk dalam agamamu…
Subhanallaah…
Inilah bukti bahwa Nabi Muhammad adalah manusia yang berakhlak tinggi. Inilah bukti bahwa ada sejuta hikmah jika kita mampu menahan dendam Inilah bukti bahwa Islam itu mulia, tinggi “ya’lu wala yu’la alaih” tinggi dan tidak ada yang melebihi tingginya
Di bulan Maulid Nabi ini, mari sama-sama kita tingkatkan semangat kita untuk selalu meneladani Nabi. Karena sesungguhnya dalam diri Nabi Muhammad adalah contoh yang baik (Al Ahzab 21).
Ingat lagi bahwa:
Perbedaan pendapat tentang hukum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang pasti tidak boleh bikin perpecahan umat!
Kata Bang Haji Oma: STOP Perdebatan, STOP Pertengkaran… STOP Permusuhan, STOP!
Dan ingat sekali lagi:
Semestinya panutan dan tokoh idola kita serta untuk anak-anak kita itu bukan Spiderman. Bukan Superman, bukan pula Gatot Kaca… Tapi idola untuk kita dan untuk anak-anak kita yang patut dijadikan teladan adalah : Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini dapat membawa semangat baru, semangat cinta rasul serta semangat meneladaninya.

Menyikapi Waktu I

Menyikapi Waktu I

Artikel menarik ini kutipan dari tulisan KH. Abdullah Gymnastiar – MQ AA Gym detik.com | Kata kunci : tentang waktu dan demi waktu cara menyikapi waktu
artikel menarik tentang waktuBetapa banyak orang yang memiliki potensi, tap tidak menjadi unggul. Salah satu sebabnya karena ketidakmampuan dalam mengelola waktu. Yakinilah bahwa kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam urusan dunia maupun akhirat adalah sangat bergantung bagaimana kesungguhannya dalam menyikapi waktu. Kita saksikan, betapa banyak orang yang mengeluh karena merasa tak pernah punya waktu, sedangkan beberapa orang yang lain selalu mencari jalan untuk membunuh waktu.
Sungguh, Sang Maha adil telah membagikan waktu dengan seadil-adilnya, dengan secermat-cermatnya tanpa akan luput satupun. Setiap orang mendapat jatah waktu yang sama, yaitu 60 menit setiap jam, dan 24 jam setiap hari. Singapura 24 jam per hari, Singaparna 24 jam per hari, Chichago 60 menit per jam, Cikaso 60 menit per jam, semuanya sama.
Pengusaha sukses, yang jatuh bangun, atau bahkan yang bangkrut sekalipun tetap 24 jam per hari 60 menit per jam. The Best Executive, karyawan asal-asalan,dan pengangguran kelas berat sekalipun jatah waktunya tetap sama 24 jam per hari. Seorang bintang kelas; yang biasa saja, atau yang tidak naik kelas sekalipun tetap 24 jam per hari 60 menit per jam. Maka, nyatalah bahwa yang menjadi masalah bukan jumlah waktunya, tapi isi waktunya.
Ada yang dalam waktu 24 jam itu mampu mengurus negara, jutaan orang, atau aneka perusahaan raksasa dengan beratus ribu orang, tapi ada yang dalam 24 jam mengurus diri saja tidak mampu! Naudzhubillah, Karakteristik waktu memang sebuah keunikan, bahkan ia suatu misteri kehidupan ini, yang terekam dalam tik-tok jam, tercatat dalam buku harian, terhitung dalam kalender tahunan, terukir dalam prasasti-prasasti kehidupan. Walau, sebenarnya ukuran-ukuran itu akan kurang berarti, sebab ukuran waktu yang nyata adalah kehidupan kita sendiri.
cara menyikapi waktuYa, hidup kita adalah waktu itu sendiri, yang menggelinding tiada henti. Sebagai makhluk ciptaan-Nya waktu ternyata memiliki tabiat tersendiri, waktu adalah terpendek karena tak pernah cukup menyelesaikan tugas hidup. Waktu adalah terpanjang karena ia adalah ukuran keabadian. Waktu akan berlalu cepat bagi mereka yang bersuka cita. Waktu berjalan sangat lambat bagi yang dirundung derita. Waktu adalah saksi sejarah yang akan membeberkan segala kehinaan dan kenistaan yang kita lakukan.
Waktu adalah perekam abadi yang akan mengekalkan segala keagungan dan kemuliaan seseorang. Dan yang utama waktu modal kita, kehidupan kita. Tiada yang dapat terjadi tanpa dia. Maka, sungguh suatu kerugian yang sangat besar bila seorang hamba tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan sangat baik dan optimal. Allah berfirman yang diawali dengan demi waktu
“Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran” ( QS Al Ashr : 1-3).
Ini dari artikel tentang waktu bagian pertama ini adalah:
- Semua orang memiliki waktu yang sama
- Tapi tidak semua orang menggunakan waktu dengan cara yang sama
- Orang yang dapat memanfaatkan waktu dengan baik, itulah orang yang sukses
bersambung

Menyikapi Waktu II

Menyikapi Waktu II

Lanjutan dari artikel menarik “Menyikapi Waktu I” KH. Abdullah Gymnastiar – MQ AA Gym detik.com dengan kata kunci : tentang waktu demi waktu dan menyikapi waktu

Imam Syafii berkata bahwasanya, “Cukuplah hanya dengan Surat Al Ashr, Al-Quran sudah terwakili”. Subhanallah, demikianlah pentingnya waktu dalam pandangan Allah.
artikel menarik tentang waktuAda kisah menyebutkan bahwa suatu saat Khalifah Umar bin Abdul Aziz sesampai di rumah setelah mengurus jenazah Sulaiman bin Abdul Malik kakeknya, ia (Umar) sedang istirahat tidur-tiduran di ranjang, kemudian datang anaknya Abdul Malik, dan ia bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, apakah gerangan yang menyebabkan anda berbaring di siang hari bolong ini. Jawab ayahnya; “Aku lelah, aku perlu istirahat”. Abdul Malik berkata; “Pantaskah anda beristirahat sementara banyak pekerjaan yang mesti dikerjakan, lihat di sana rakyat yang tertindas memerlukan pertolonganmu.” Jawab ayahnya, “Semalam suntuk aku menjaga pamanmu dan itulah yang menyebabkan aku istirahat, nanti setelah shalat Dhuhur aku akan mengembalikan hak-hak mereka”.
Lalau anaknya bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, siapa yang bisa menjamin anda hidup sampai Duhur. Bagaimana jika Allah menakdirkan anda mati sekarang?” Kemudian Umar bergegas bangun dan pergi membawa 1 karung gandum, lalu mencari orang yang kelaparan.
Di dalam kisah ini, tampak betapa beratnya tanggung jawab untuk mengelola waktu. Bagaimana dengan kita yang telah diberi amanat untuk mengurus bumi ini? Mari kita berlindung kepada Allah dari kelalaian memanfaatkan waktu dan mohon agar dikaruniakan kemampuan untuk mengelola waktu dengan optimal, penuh makna, sesuai dengan yang telah dituntunkan Allah dan Rosul-Nya.
Inilah hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi manusia yang unggul:
Waktu boleh sama tapi isi harus beda!
Ajaran Islam benar-benar sangat menghargai waktu. Allah berulang kali bersumpah dalam Al Quran berkaitan dengan waktu, misalnya: Wal ‘ashri (Demi waktu), Wadh dhuha (Demi waktu dhuha), Wallail (Demi waktu malam), Wannahar (Demi waktu siang).
Allah SWT juga amat menyukai orang yang shalat 5 waktu secara tepat waktu, memuliakan sepertiga malam sebagai waktu mustajabnya doa, dan waktu Dhuha sebagai waktu yang disukai-Nya. Sangat beruntung bagi yang mengisi waktunya efektif hanya dengan mempersembahkan yang terbaik dalam rangka beribadah kepada-Nya.
Allah berfirman dalam hadits qudsi, yang artinya, “Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru-seru: “Wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak kembali lagi sehingga hari pengadilan.” (H.R. Turmudzi).
Mari manfaatkan waktu kita dengan baik.

Menyikapi Waktu III – Tamat

Menyikapi Waktu III – Tamat

Artikel menarik tentang waktu dan demi waktu bagian III – Tamat
balap sepeda artikel menarik tentang waktuCoba renungkan, andai di sebuah lomba balap sepeda, dalam 1 detik A dapat mengayuh 1 putaran pedal, B dapat setengah putaran, dan C sanggup sampai dua putaran. Maka siapa yang menjadi juara? Tentu si C bukan? Ya, sebab pada detik yang sama si C dapat berbuat lebih banyak ketimbang yang lain.
Begitu juga dengan kita, makin banyak kebaikan yang dilakukan dalam waktu yang sama, insyaAllah kita akan lebih dekat dengan kesuksesan. Persis dengan apa yang anda lakukan saat ini, pada saat yang sama ada yang sedang tidur, sedang di WC, sedang bermain atau mungkin bermaksiat atau apa saja, dan pada saat akhir membaca tulisan ini. Maka, hasilnya pun berbeda-beda tergantung dari apa yang dilakukan, dan anda insyaAllah beruntung karena telah mendapat ilmu yang mahal yaitu bagaimana mengelola modal hidup ini, yakni waktu.
Para pembaca, sungguh kita merasakan bahwa seringkali kita tidak begitu serius menghargai waktu, sehingga kadang kala menghamburkannya begitu saja. Kadang-kadang kesia-siaan selalu menjadi bagian dalam hidup kita; berleha-leha dengan tidak merasa rugi waktu, ngomong sia-sia tanpa rasa berdosa, berjalan tanpa tujuan hanya untuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal, sungguh waktu adalah modal kita dalam mengarungi kehidupan ini.
Jika kita dapat mengoptimalkan modal kita itu, maka beruntunglah kita, tapi jika tidak, maka pasti merugi. Orang bodoh ialah orang yang diberi modal (waktu), lalu disia-siakan. Naudzhubillah. Padahal, jika hari ini sama dengan hari kemarin berarti kecepatan kita sama, tak ada peningkatan. maka tak akan pernah bisa menyusul siapapun, dan andaikata orang lain selalu meningkat, maka kita akan tertinggal dan jadi pecundang.
Maka, satu-satunya pilihan yang cerdik adalah agar kita tetap dapat mempergunakan waktu untuk terus meningkatkan diri sebelum kita kehabisan waktu. Rasulullah SAW sendiri mengingatkan kita untuk selalu memperbaiki waktu kita, sebab setiap waktu memiliki beban persoalan tersendiri, sabdanya,
artikel menarik tentang waktu demi waktu“Jagalah yang lima sebelum datang yang lima, yaitu manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu, gunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, gunakanlah masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu gunakanlah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu.’ (HR Hakim).
Dari uraian diatas, maka sebenarnya ada tiga kelompok orang yang menggunakan waktu, yaitu:
1. Orang sukses, yaitu orang yang menggunakan waktu dengan optimal, dan ia melakukan sesuatu yang tidak diminati oleh orang yang gagal.
2. Orang malang, yaitu orang yang hari-harinya diisi dengan kekecewaan dan selalu memulai sesuatu dengan esok harinya.
3. Orang hebat, yaitu orang yang bersedia melakukan sesuatu sekarang juga. Bagi orang hebat, tidak ada hari esok. Dia berkata bahwa membuang waktu bukan saja sesuatu kejahatan, tetapi suatu pembunuhan yang kejam.
Terakhir, mari simak Firman Allah dalam QS Al Ashr: “Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi, kecula yang beriman dan beramal saleh serta nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”

Al Quran Bicara tentang Waktu

Al Quran Bicara tentang Waktu

Ayat ayat al quran tentang waktu

Beberapa ayat Al Quran tentang waktu (ayat-ayat waktu). Mari kita simak baik-baik firman-Nya….

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan haji (QS 2:189)

dan yang memohon ampun di waktu sahur . (QS 3:17)
Note: ayat ini menerangkan tentang waktu istimewa (mustajab) untuk berdoa, yaitu di sepertiga malam terakhir. Termasuk berdoa memohon ampun.

Dan peliharalah dirimu dari hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (QS 2:281)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS 3:133-134)

Dan sebutlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. (QS 3:41)

Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan  kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda  bagi orang-orang yang beriman.(QS 6:99)

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS 4:103) | Ayat tentang waktu shalat

Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS 7:86)

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat  memajukannya. (QS 7:34)

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. (QS 7:187) | Ayat ini menegaskan tentang waktu kiamat itu tidak boleh diprediksi manusia.

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah  di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak  yang lebih besar dari itu, melainkan  dalam kitab yang nyata . (QS 10:61)

Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasihati tentang kebenaran dan kesabaran (QS Al Ashr : 1-3)

Inilah sebagian dari ayat-ayat Al Quran  tentang waktu. Mudah-mudahan kita semua dapat termotivasi agar selalu mempergunakan waktu dengan baik.