Menyikapi Waktu II
Lanjutan dari artikel menarik “Menyikapi Waktu I” KH. Abdullah Gymnastiar – MQ AA Gym detik.com dengan kata kunci : tentang waktu demi waktu dan menyikapi waktuImam Syafii berkata bahwasanya, “Cukuplah hanya dengan Surat Al Ashr, Al-Quran sudah terwakili”. Subhanallah, demikianlah pentingnya waktu dalam pandangan Allah.
Ada kisah menyebutkan bahwa suatu saat Khalifah Umar bin Abdul Aziz sesampai di rumah setelah mengurus jenazah Sulaiman bin Abdul Malik kakeknya, ia (Umar) sedang istirahat tidur-tiduran di ranjang, kemudian datang anaknya Abdul Malik, dan ia bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, apakah gerangan yang menyebabkan anda berbaring di siang hari bolong ini. Jawab ayahnya; “Aku lelah, aku perlu istirahat”. Abdul Malik berkata; “Pantaskah anda beristirahat sementara banyak pekerjaan yang mesti dikerjakan, lihat di sana rakyat yang tertindas memerlukan pertolonganmu.” Jawab ayahnya, “Semalam suntuk aku menjaga pamanmu dan itulah yang menyebabkan aku istirahat, nanti setelah shalat Dhuhur aku akan mengembalikan hak-hak mereka”.
Lalau anaknya bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, siapa yang bisa menjamin anda hidup sampai Duhur. Bagaimana jika Allah menakdirkan anda mati sekarang?” Kemudian Umar bergegas bangun dan pergi membawa 1 karung gandum, lalu mencari orang yang kelaparan.
Di dalam kisah ini, tampak betapa beratnya tanggung jawab untuk mengelola waktu. Bagaimana dengan kita yang telah diberi amanat untuk mengurus bumi ini? Mari kita berlindung kepada Allah dari kelalaian memanfaatkan waktu dan mohon agar dikaruniakan kemampuan untuk mengelola waktu dengan optimal, penuh makna, sesuai dengan yang telah dituntunkan Allah dan Rosul-Nya.
Inilah hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi manusia yang unggul:
Waktu boleh sama tapi isi harus beda!
Ajaran Islam benar-benar sangat menghargai waktu. Allah berulang kali bersumpah dalam Al Quran berkaitan dengan waktu, misalnya: Wal ‘ashri (Demi waktu), Wadh dhuha (Demi waktu dhuha), Wallail (Demi waktu malam), Wannahar (Demi waktu siang).
Allah SWT juga amat menyukai orang yang shalat 5 waktu secara tepat waktu, memuliakan sepertiga malam sebagai waktu mustajabnya doa, dan waktu Dhuha sebagai waktu yang disukai-Nya. Sangat beruntung bagi yang mengisi waktunya efektif hanya dengan mempersembahkan yang terbaik dalam rangka beribadah kepada-Nya.
Allah berfirman dalam hadits qudsi, yang artinya, “Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru-seru: “Wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak kembali lagi sehingga hari pengadilan.” (H.R. Turmudzi).
Mari manfaatkan waktu kita dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar