Selasa, 19 Januari 2016

Hakikat dua kalimah Syahadah

BARANG SIAPA TIDAK BERSYAHADAD MAKA GUGURLAH SEMUA/SIA SIA AMAL IBADAH SESEORANG
Hakikat dua kalimah Syahadah

أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَــــهَ إِلَّا اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah pesuruh Allah.

MAKNANYA:

1. Semua umat Islam sangat maklum kedududkan Dua Kalimah Syahadat. Sebagai rukun Islam pertama dalam serentetan rukun-rukun Islam yang lima memberi isyarat betapa tinggi nilai Dua Kalimah Syahadat dalam Islam. Seseorang belum dianggap muslim / muslimat jika enggan mengucapkannya. Namun demikian, sampai dimanakah kepahaman umat Islam terhadap Dua Kalimah Syahadat ? Apakah makna perkataan Syahadat ? Apakah Rukun-Rukun Dua Kalimah Syahadat ?disini saya akan berikan sedikit pengetahuan akan makna DUA KALIMAT SYAHADAT.

2. Syahadat pertama : ( أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ) : Aku bersaksi tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, disebut sebagai Syahadat Tauhid ; dan Syahadat kedua : ( ( وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ : Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah pesuruh Allah, disebut sebagai Syahadat Risalah. Jika seseorang hanya mengucap Syahadat Pertama, tetapi enggan mengucap Syahadat Kedua, maka dia belum layak dikatakan muslim atau muslimat. Sebab Ahli Kitab, sama ada Yahudi atau Nasrani juga percaya bahawa Allah tuhan mereka, tetapi mereka tetap kafir kerana enggan mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang terakhir.Nah polemik sekarang sudah terbalik mengagungkan Nabi Muhammad SAW dengan hadist/dalil tetapi kafir akan TUHANnya

3. Perakataan ( شَهَادَة ) : Penyaksian, diambil daripada perkataan ( أَشْهَدُ ) : Aku bersaksi atau aku naik saksi. Terjemahan ini sudah betul maknanya, sebab (شَاهِدٌ ) maknanya saksi. Sabda Nabi SAW ( لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ وَشَاهِدَيْ عَدْلٍ ) : Tidak sah nikah kecuali dengan seorang wali dan dua orang saksi. Hanya saja umat Islam barangkali banyak yang masih kabur tentang “ apakah makna aku bersaksi “ yang terletak didepan ( لَاإِلَهَ إِلَّا الله ) dan ( مُحَمَّدٌ رَسُولُ الله ). Dan kerana perkataan ( أَشْهَدُ ) berasal daripada bahasa Arab, maka kita hendaklah merujuk ke dalam kamus bahasa Arab, apakah makna sebenar dari perkataan ( أَشْهَدُ ) : aku bersaksi itu.

4. Menurut Dr. Abdul Karim Zaidan dalam bukunya “ Ushul Al-Da’wah “ terdapat lima makna bagi perkataan ( أَشْهَدُ ) iaitu 1. ( أَعْتَرِفُ ) : Aku I’tiraf atau aku mengakui ; 2. ( أُقِرُّ ) : Aku berikrar atau aku berjanji ; 3. ( أَعْتَقِدُ ) : Aku beri’tiqad atau aku berkeyakinan ; 4. ( أَعْلَمُ ) : Aku berilmu atau aku mengetahui ; 5. ( أُبَيِّنُ ) : Aku menyatakan dalam bentuk sikap. Jadi apabila kelima-lima maknanya kita masukkan dalam terjemahan Dua kalimah Syahadat, maka makna panjangnya ialah sebagaimana berikut :

Aku mengakui, aku berjanji, aku berkeyakinan, aku mengetahu bahawa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu pesuruh Allah, dan selanjutnya aku nyatakan dalam bentuk tindak tanduk dan perlakuanku dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupanku.

5. ( أَعْتَرِفُ ) : Aku I’tiraf atau aku mengakui ; Jika seorang dokter pakar sudah diiktiraf oleh masyarakat atau orang ramai maka biasanya kita akan akur dan patuh dengan nasihat pakar tersebut. Nasihat pakar akan dipatuhi kerana kepakarannya. Segala suruhannya akan kita lakukan dan pantang larangnya akan dijauhi. Demikianlah sikap seseorang apabila berhadapan dengan pakar. Tetapi sayangnya, mengapa umat Islam yang sudah iktiraf atau membuat pengakuan terhadap Allah dan Rasul-Nya, kita lihat masih tidak patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal Allah tidak pernah berbuat salah dan Rasul-Nya pula maksum tidak pernah tersilap. Sedangkan dokter walau bagaimanapun pakarnya, dia pasti pernah tersilap menentukan obat bagi pesakitnya.

6. ( أُقِــرُّ ) : Aku berikrar atau aku berjanji ; Di antara janji kita anak cucu Adam kepada Allah ialah tidak akan mematuhi syaitan sebab dia adalah musuh kita yang nyata. Firman Allah : Bukankah aku telah berjanji dengan kamu wahai anak cucu Adam agar kamu jangan menyembah syaitan, sesungguhnya dia bagi kau adalah musuh yang nyata. ( Yasin : 60 ). Malahan sejak alam roh lagi setiap insan telah berikrar bahawa Allah adalah Tuhan mereka. Oleh itu, bukankah setiap janji wajib ditepati ? Berapa banyak umat Islam yang telah mengucap Dua kalimah Syahadat tetapi lalai mentaati Allah dan Rasul-Nya ? Bukankah mungkir janji itu salah satu sifat orang-orang munafiq ?

7. ( أَعْتَقِدُ ) : Aku beri’tiqad atau aku berkeyakinan ; Perkataan I’tiqad sama dengan perkataan aqidah iaitu simpulan yang kokoh dan kuat. Jika simpulan tali tidak mudah dibuka atau dilerai, maka demikianlah jika sesuatu itu sudah menjadi I’tiqad atau aqidah seseorang maka ia tidak mudah goyang. Oleh itu, sampai dimanakah kesahihan keyakinan seseorang jika tidak terserlah dalam tindakan apa yang emnjadi keyakinannya ?

8. ( أَعْلَمُ ) : Aku berilmu atau mengetahui ; Antara makna saksi yang paling utama adalah ilmu atau pengetahuan. Hubungan antara saksi dengan ilmu sangat erat. Sebab seseorang pasti tidak mampu memberi sesuatu penyaksian tanpa ilmu pengetahuan. Maksudnya : Setiap orang yang sanggup untuk menjadi saksi bagi sesuatu kesaksian di depan mahkamah tentu saja mestilah mengetahui perkara yang akan dipersaksikannya. Jika dia sanggup menjadi saksi hanya untuk membela kawannya, sedangkan dia sendiri tidak tahu perkara sebenarnya, maka dia boleh digolongkan sebagai “Saksi Palsu”. Oleh itu, jika anda telah meletakkan “ Aku bersaksi “ di hadapan perkataan Allah dan Muhammad, anda perlu bertanya : Sudah sampai dimanakan ilmu anda tentang Allah dan Muhammad ? Ataukah anda lebih kenal riwayat hidup dan biodata pembesar-pembesar Negara di dunia , bintang filem atau penyanyi ?

9. ( أُبَيِّنُ ) : Aku menyatakan dalam bentuk sikap. Setelah membuat pengakuan, janji, yakin, mengetahui siapa Allah dan Rasul-Nya lalu diikuti pula dengan tingkah laku dan perlakuan seharian yang menunjukkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Suruhan-suruhan-Nya akan dilaksanakan dan larangan-larangan-Nya pula akan dihindari. Dalam hal ini, berapa banyak umat Islam yang tidak mengotakan apa-apa yang sudah mereka katakan ? Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah.

10. Itulah sebabnya para ulama Aqidah sepakat mengatakan bahawa Rukun Dua Kalimah Syahadat ada tiga. Iaitu : 1. Mengucapkannya dengan lidah ; 2. Membenarkannya dengan hati ; 3. Melaksanakannya dengan anggota. Itulah sebabnya jika Dua kalimah Syahadat hanya sudah diucapkan dengan lidah dan dibenarkan maksudnya di dalam hati tanpa ragu bahawa Allah Tuhannya dan Muhammad Rasulnya, masih belum lagi terpenuhi rukun syahadat jika dia tidak melaksanakan tuntutan Dua Kalimah Syahadat dalam kehidupannya. Berapa banyak umat Islam yang mengucap Dua kalimah Syahadat dengan fasih dan lancar serta faham pula maksudnya tetapi suruhan Allah dan Rasul tidak diperbuat malahan masih banyak yang bergelumang dengan maksiat.

Tiga Amalan Muslim Sejati Setiap Hari.

Tiga Amalan Muslim Sejati Setiap Hari.
-----------------------------------------------------------------

Di dalam Islam setiap perbuatan merupakan ibadah untuk mencari pahala apabila dikerjakan dengan hati yang tulus untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT. Bagi kaum muslim, mengerjakan amalan ibadah dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Hal ini karena mereka percaya bahwa waktu merupakan ladang pahala.

Untuk itu, janganlah menyia-nyiakan setiap detik waktu yang dimiliki di dunia untuk suatu hal yang merugikan diri sendiri. Lakukanlah amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada-Nya agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.  Berikut ini adalah tiga amalan yang selalu dilakukan oleh muslim sejati setiap harinya.

1. Perbanyaklah Berdzikir Kepada-Nya
Amalan pertama yang selalu dilakukan oleh muslim sejati adalah dengan berdzikir. Berdzikir adalah aktivitas umat muslim yang dilakukan untuk mengingat Allah. Dzikir kepada Allah SWT adalah ibadah yang agung, karena dengan mengingat Allah lewat dzikirnya manusia akan lebih dekat dengan Penciptanya. Selain itu, mengingat Allah SWT dengan segala maa

Allah akan senantiasa mengingat hamba yang mengingat-Nya. Sesungguhnya Allah telah menerangkan kepada manusia, bahwa dengan berdzikir kepada-Nya akan memperbaiki keadaan, sekalipun sebelumnya dalam keadaan yang buruk. Dia bisa mengubah keadaan seorang hamba yang sedang dilanda kesusahan, memudahkan segala urusannya. Selain itu, mengingat Allah SWT dengan segala macam bentuk doa juga terdapat dalam Al-Qu’an dan As-Sunnah.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku pun akan mengingat kalian.” (QS. al-Baqarah: 152).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul seraya mengingat Allah, melainkan pasti malaikat akan menaungi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut nama mereka di hadapan malaikat yang di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

Untuk itu bersungguh-sungguhlah dalam mengingat Allah SWT dengan hati yang tulus ikhlas dan mengharap keridhoaan-Nya. Sebisa mungkin berdzikir kepada Allah dengan sepenuh hati, hingga hati tersebut akan lulu dan air mata berlinang.

2. Selalu Berdoa Kepada-Nya
Bagi muslim sejati, tidak ada tempat untuk berdoa selain kepada Allah SWT. Untuk itu mereka banyak menghabiskan waktunya beribadah kepada Allah SWT dan berdoa kepada-Nya. Mereka selalu menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya agar mendapatkan balasan berupa surga. Ketika tidak ada kegiatan, mereka akan menghabiskan waktunya untuk berdoa dan memohon kepada Allah. Bukan malah menghabiskan waktunya dalam kesia-siaan yang membawa kerugian.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Rabb kalian berfirman; Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri sehingga tidak mau beribadah (berdoa) kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir: 60).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiada suatu urusan yang lebih mulia bagi Allah daripada doa.” (HR. al-Hakim).

3. Mohon Ampunlah Kepada-Nya
Manusia adalah makhluk Allah yang tidak pernah luput dari dosa walaupun sebesar biji dzarrah. Perbuatan salah dan dosa tersebut dapat dilakukan secara sengaja dan tidak sengaja. Seorang muslim sejati akan langsung bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT karena ia tidak mau menjadi manusia yang angkuh dan penuh dosa.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Allah akan menyiksa mereka sementara kamu berada di tengah-tengah mereka, dan tidaklah Allah akan menyiksa mereka sedangkan mereka selalu beristighfar/meminta ampunan.” (QS. al-Anfal: 33).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku setiap hari meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).

Itulah tiga amalan yang selalu dilakukan oleh muslim sejati setiap harinya. Mereka menyadari bahwa perjalanan waktu akan membawa kiita semakinn dengan dengan kematian. Amalan-amalan tersebut selain dapat menentramkan hati, juga bisa menjadi tabungan menyambut hari esok ketika sangkakala ditiupkan dan hancurnya seluruh semesta.

CERITA PENYEJUK JIWA tentang SHALAHUDDIN AL AYYUBI (Pahlawan Besar) PEMBEBAS AL-QUDS.