Jumat, 30 Juli 2010

MENJADIAKN AL-QUR’AN SEBAGAI BACAAN DZIKIR

Setiap aktifitas yang dapat mengingatkan dan mengadirkan Allah Swt disebut dzikir. Dzikir dapat berupa ucapan, seperti; membaca al-Qur’an, membaca wirid-wirid, dan do’a. Dzikir juga dapat berupa tindakan, seperti; sholat, mencari ilmu, penelitian, ziarah, ta’ziyah, silaturahmi dan ibadah-ibadah lainnya. Dzikir juga dapat berupa pikiran, seperti; berpikir dan mengamati kejadian alam, mengamati ciptaan-Nya dan berpikir akan kekuasaan-Nya Yang Maha Dahsyat.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dari Abu Darda’ r.a., berkata: Rasulallah Saw bersabda: “Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu semua akan sebaik-baik amalanmu, juga seindah-indahnya amalanmu bagi Tuhan Yang Maha Merajaimu, serta yang tertinggi dalam derajat-derajatmu, bahkan lebih baik untukmu dari-pada menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik untukmu daripada engkau bertemu dengan musuhmu lalu engkau tebas leher-leher mereka dan merekapun menebas lehermu?” Para sahabat berkata: “Baiklah Ya Rasulallah Saw. Kemudian Beliau Saw bersabda: “Yaitu berzikir kepada Allah Swt”.
Ketika seseorang selalu ingat kepada Allah Swt dan percaya bahwa segala apa yang dikerjakannya tidak pernah lepas dari pengawasan-Nya. Maka hal ini akan berakibat pada sikap dan perbuatan yang akan dilakukan oleh orang itu sendiri. Dimana ketika berniat untuk melakukan maksiat, kita malu dan takut kalau-kalau setelah melakukan maksiat Allah Swt mengambil nyawanya. Sehingga dengan kita selalu ingat kepada Allah Swt, segala perbuatan maksiat kepada-Nya akan dapat diminimalisir, bahkan dengan petunjuk-Nya kita akan mampu menghindari segala perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Swt.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, al-Qur’an adalah kalamullah yang mulia dan suci. Membacanya adalah sebuah ibadah, dimana setiap hurufnya sama dengan 1 kali kebaikan yang mana akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat kebaikan. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa; Abu Umamah r.a. berkata : “Rasulallah Saw telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari al-Qur’an, setelah itu Rasulallah Saw memberitahu tentang kelebihan al-Qur’an”.
Rasulallah Saw bersabda: Belajarlah kamu akan al-Qur’an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya. Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, “Kenalkah kamu kepadaku?” Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : “Siapakah kamu?” Maka berkata al-Qur’an : “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari”.
Kemudian berkata orang yang pernah membaca al-Qur’an itu : “Adakah kamu al-Qur’an?”. Lalu al-Qur’an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah Swt. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya. Dan pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya: “Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?” Lalu dijawab : “Kamu diberi ini semua ini, karena anak kamu telah mempelajari al-Qur’an”. Bagaimana kalau sekiranya kita mampu mengamalkannya sebagai dzikir setiap hari?.
Adapun perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an, Rasulallah Saw bersabda: Perumpamaan orang mu’min yang suka membaca al-Qur’an ialah seperti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu’min yang tidak suka membaca al-Qur’an ialah seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Qur’an ialah seperti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Qur’an ialah seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.
Dalam al-Qur’an ada beberapa ayat dan surat yang secara khusus mempunyai keutamaan-keutamaan bagi yang membacanya. Bahkan hal ini sangat dianjurakan bagi siapa saja yang menyakini akan kandungan yang ada didalamnya, yakni;
1. Pertama; surat al-Fatihah, ini adalah seagung-agung surat dalam al-Qur’an, disebut juga Assab’ul Matsani. Dan itulah al-Qur’an yang diberikan kepada Rasulallah Muhammad Saw.
2. Kedua; surat al-Baqarah, baik keseluruhan ayat-ayatnya atau pun sebagian ayatnya, yakni; ayat 1-6, ayat 255 atau yang biasa disebut ayat kursy, dan dua ayat terakhir yaitu ayat 285-286. Adapun surat al-Baqarah dan surat al-Imran, keduanya merupakan hujjah keselamatan nanti di hari kiamat.
3. Ketiga; surat al-Kahfi, as-Sajdah, ar-Rahman, al-Waqi’ah, al-Mulk, al-Zalzalah, al-Kafirun, al-Nasr dan tiga surat terakhir al-Qur’an dalam Mushaf Usmani, yakni; surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas.
Ini semua adalah anjuran yang disampaiakan Rasulallah Saw kepada sahabat-sahabatnya dan bukan berarti ayat dan surat yang lain tidak dibaca dan diamalkan. Hal ini sama sekali bukan bermaksud demikian. Dan barang siapa yang membaca al-Qur’an di masjid, yakni dengan bertadarus bersama dalam sebuah majelis, dimana satu membaca dan yang lain menyimak. Maka Allah Swt akan menurunkan rahmat-Nya kepada mereka dan menurunkan ketenangan di hati mereka.
Tsabit al-Banni pernah berkata: “Sesungguhnya aku tahu kapan Allah Swt akan mengingat-ku”. Orang-orang pun merasa terkejut dengan ucapan Tsabit tersebut, lalu mereka bertanya: “Bagaimana engkau bisa tahu akan hal itu?”. Ia menjawab: “Apabila aku mengingat-Nya, Dia akan mengingat-ku”.
Dengan dzikir gelap menjadi terang, yang berliku menjadi lurus, dan dengannya berbagai persoalan dan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh aktifitas fisik, dapat diselesaikan dengan dzikir. Dengan dzikir Allah Swt akan memberikan yang lebih baik dari apa yang diminta oleh hambanya yang berdzikir dan memohon sesuatu. Begitu besar manfaat dari dzikir kepada Allah Swt, sehingga Rasulallah Saw pernah bersabda; “Perbanyaklah dzikir kepada Allah Swt, sehingga orang-orang mengatakan kamu gila”.

Bacaan Zikir Yang Mendapat Pahala, Rahmat, Dosa Diampuni Allah

Jika kita memiliki waktu senggang ada baiknya kita mengisi waktu yang luang tersebut dengan mengingat Allah melalui ucapan, bacaan atau perkataan kita daripada mengisinya dengan memikirkan atau melamun sesuatu yang tidak-tidak. Dengan berzikir (mengucap zikir) maka diharapkan kita akan ingat sang khalik Allah SWT sehingga membuat hati kita tentram. "Ingatlah, dengan zikir mengingat Allah, hati akan tentram" (Surat Ar-Ra'd ayat 28).
Berdasarkan Hadist Bukhori/Muslim (Sabda Rasulullah SAW) :
1. SUBHAANALLAAH (100 kali)arti : Maha Suci Allahbalasan : seribu hasanat (hapus seribu dosa).
2. SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI (100 kali)arti : Maha Suci Allah dan Maha Terpujibalasan : diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.
3. SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI SUBHAANALLAAHIL AZHIIMarti : Maha Suci Allah dan Maha Terpuji, Maha Suci Allah dan Maha Agungbalasan : mendapat banyak amal kebaikan karena disukai Allah SWT.
4. SUBHAANALLAAH WALHAMDULILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBARarti : Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah, Tiada Tuhan Selain Allah dan Allah Maha Besarkeutamaan : Ucapan yang Disukai Allah SWT daripada yang disinari matahari (Dunia)
5. LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHarti : Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.manfaat : Sebagai harta simpanan di surga.
6. Membaca Salawat (1 kali)balasan : Sepuluh Kali Rahmat
7. LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU, WAHDAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIRR (100 kali Dalam 1 Hari).arti : Tiada tuhan selain Allah Yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya, baginya kerajaan dan pujian, Dia maha kuasa atas segala sesuatu.balasan : sama seperti memerdekakan 10 budak, mendapat 100 kebaikan, minus 100 keburukan, dijaga dari syetan s/d petang hari.
8. ASTAGHFIRULLAAH AL AZHIIM WA ATUUBU ILAAIHI (> 70 kali)arti : Demi Allah, sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.balasan :
seribu hasanat (hapus seribu dosa).
Semoga Allah SWT Memberikan Rahmat dan Hidayahnya kepada Kita Semua, Amiiin.

Kisah tiga orang penghuni gua dan tawasul dengan amal saleh

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika tiga orang pemuda sedang berjalan, tiba-tiba turunlah hujan lalu mereka pun berlindung di dalam sebuah gua yang terdapat di perut gunung. Sekonyong-konyong jatuhlah sebuah batu besar dari atas gunung menutupi mulut gua yang akhirnya mengurung mereka. Kemudian sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: Ingatlah amal saleh yang pernah kamu lakukan untuk Allah, lalu mohonlah kepada Allah dengan amal tersebut agar Allah berkenan menggeser batu besar itu. Salah seorang dari mereka berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku mempunyai kedua orang tua yang telah lanjut usia, seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil di mana akulah yang memelihara mereka. Setelah aku mengandangkan hewan-hewan ternakku, aku segera memerah susunya dan memulai dengan kedua orang tuaku terdahulu untuk aku minumkan sebelum anak-anakku. Suatu hari aku terlalu jauh mencari kayu (bakar) sehingga tidak dapat kembali kecuali pada sore hari di saat aku menemui kedua orang tuaku sudah lelap tertidur. Aku pun segera memerah susu seperti biasa lalu membawa susu perahan tersebut. Aku berdiri di dekat kepala kedua orang tuaku karena tidak ingin membangunkan keduanya dari tidur namun aku pun tidak ingin meminumkan anak-anakku sebelum mereka berdua padahal mereka menjerit-jerit kelaparan di bawah telapak kakiku. Dan begitulah keadaanku bersama mereka sampai terbit fajar. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukalah sedikit celahan untuk kami agar kami dapat melihat langit. Lalu Allah menciptakan sebuah celahan sehingga mereka dapat melihat langit. Yang lainnya kemudian berdoa: Ya Allah, sesungguhnya dahulu aku pernah mempunyai saudara seorang puteri paman yang sangat aku cintai, seperti cintanya seorang lelaki terhadap seorang wanita. Aku memohon kepadanya untuk menyerahkan dirinya tetapi ia menolak kecuali kalau aku memberikannya seratus dinar. Aku pun bersusah payah sampai berhasillah aku mengumpulkan seratus dinar yang segera aku berikan kepadanya. Ketika aku telah berada di antara kedua kakinya (selangkangan) ia berkata: Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu merenggut keperawanan kecuali dengan pernikahan yang sah terlebih dahulu. Seketika itu aku pun beranjak meninggalkannya. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mencari keridaan-Mu, maka ciptakanlah sebuah celahan lagi untuk kami. Kemudian Allah pun membuat sebuah celahan lagi untuk mereka. Yang lainnya berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku pernah mempekerjakan seorang pekerja dengan upah enam belas ritel beras (padi). Ketika ia sudah merampungkan pekerjaannya, ia berkata: Berikanlah upahku! Lalu aku pun menyerahkan upahnya yang sebesar enam belas ritel beras namun ia menolaknya. Kemudian aku terus menanami padinya itu sehingga aku dapat mengumpulkan beberapa ekor sapi berikut penggembalanya dari hasil padinya itu. Satu hari dia datang lagi kepadaku dan berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu menzalimi hakku! Aku pun menjawab: Hampirilah sapi-sapi itu berikut penggembalanya lalu ambillah semuanya! Dia berkata: Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olokku! Aku pun berkata lagi kepadanya: Sesungguhnya aku tidak mengolok-olokmu, ambillah sapi-sapi itu berikut penggembalanya! Lalu ia pun mengambilnya dan dibawa pergi. Jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu untuk mengharap keridaan-Mu, maka bukakanlah untuk kami sedikit celahan lagi yang tersisa. Akhirnya Allah membukakan celahan yang tersisa itu
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 4926

ZIKIR,DOA,TOBAT DAN ISTIGFAR

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya", sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 4857

Trilogi MENUJU SHALAT SEMPURNA. Jadikan shalat lebih mantap (dengan shalat Nabi), lebih agung nilainya (dengan shalat berjamaah) dan lebih nikmat (den

Jadikan shalat lebih mantap, lebih agung dan lebih nikmat...
"Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Dan barangsiapa yang baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya” (HR Thabarani).
Karena itu, belajar shalat harus menjadi prioritas utama. Mari sempurnakan shalat kita! Alhamdulillah, berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan konsep Trilogi MENUJU SHALAT SEMPURNA. Jadikan shalat lebih mantap (dengan shalat Nabi), lebih agung nilainya (dengan shalat berjamaah) dan lebih nikmat (dengan shalat khusyu)...


Melihat Shalat Nabi, adalah buku pertama dari trilogi Menuju Shalat Sempurna.
Sudahkah shalat dengan tata cara yang benar? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab “Ya”, apabila anda sudah pernah melihat Nabi dalam mengerjakan shalat. Sebagaimana sabda Nabi: “Shalatlah anda sebagaimana anda MELIHAT AKU SHALAT” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad).
Sudahkah anda melihat Nabi shalat.......??? Sungguh, amat banyak di antara kita menjawab “Belum”. Termasuk juga anda, bukan?
“Melihat Aku Shalat ” dalam hadits di atas adalah Melihat Shalat Nabi. Agar dapat mengerjakan shalat dengan BENAR, seperti telah melihat Nabi SAW mengerjakan shalat.
Melihat Shalat Nabi , adalah melihat hadits tiap “Gerakan” dan “Bacaan” shalat yang dicontohkan Nabi. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui hadits Nabi tentang cara berdiri dalam shalat; hadits Nabi tentang cara mengangkat tangan saat takbir (arah telapak tangan, keadaan jari-jari, ketinggian telapak tangan); dan seluruh hadits gerakan shalat lainnya hingga akhir shalat.
Coba anda uji diri sendiri dengan satu pertanyaan saja: "Kemanakah arah jari-jari kaki dan arah telapak tangan pada saat takbiratul ikhram?"
Ingat, jawaban anda diragukan kebenarannya jika tidak berlandaskan hadits. Dapat dipastikan, jika anda belum pernah belajar shalat dengan benar (Melihat Shalat Nabi), pasti tata cara shalat anda masih banyak yang keliru. Jangan heran, kalau banyak orang yang merasa baru bangun dari tidur panjangnya selama ini setelah “Melihat Shalat Nabi”, karena selama ini mereka tidak sadar akan kesalahannya. Tata cara shalat mereka masih seperti yang mereka peroleh sejak kecil.
Ketahuilah, bahwa arah jari-jari kaki ketika berdiri dalam shalat adalah menghadap kiblat! Pada saat takbiratul ikhram, telapak tangan juga diarahkan ke kiblat. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi SAW (lihat haditsnya dalam buku). Coba anda perhatikan, berapa banyak kira-kira orang yang masih keliru dalam hal ini (jari kaki menghadap serong kiri & kanan, dan telapak tangan tidak ke arah kiblat)? Ternyata masih sangat banyak orang yang keliru, bukan? Apakah termasuk anda sendiri..? Penulis selalu menjumpai kekeliruan ini di mana-mana. Kenapa demikian, tidak lain karena mereka belum pernah melihat shalat Nabi. Itu baru takbiratul ikhram... permulaan shalat. Bagaimana dengan gerakan-gerakan shalat selanjutnya?
Buku Melihat Shalat Nabi Insya_allah menuntun kita ke arah shalat yang benar, sesuai yang Nabi contohkan. Sangat mudah dipahami karena menyajikan foto-foto gerak/posisi shalat yang benar dari mulai cara berdiri, takbiratul ikhram hingga salam. Masing-masing gerak dan posisi seluruh anggota tubuh dijelaskan berdasarkan hadits-hadits Nabi yang shahih, sehingga kita amat yakin akan kebenarannya. Juga dicantumkan macam-macam alternatif gerak yang pernah dicontohkan oleh Nabi. Buku ini juga mencantumkan seluruh bacaan shalat beserta artinya kata demi kata, agar makna shalat dapat dipahami lebih baik.
Waspadalah, shalat adalah perkara pertama yang dihisab di hari kebangkitan! “Barangsiapa yang baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya” (HR Thabarani).
Apakah cara shalat anda sudah dikalibrasi (dibandingkan) dengan shalat Nabi? Bagaimana kalau shalat anda ditolak karena tidak pernah belajar Shalat Nabi?

Strategi Membangun Kebiasaan Shalat Berjamaah, adalah buku kedua dari trilogi Menuju Shalat Sempurna.
Pernahkah disadari bahwa sebenarnya saat ini anda dalam keadaan PALING BAHAYA karena “MISKIN” ? Benar! Karena jika anda tidak shalat berjamaah di masjid, “Gaji” anda sangat kecil, hanya 1/27 atau 3,7% ...
Semoga kita tidak meninggal dalam "Kemiskinan" itu..., naudzubillah. Inilah KEMISKINAN SEJATI, yang melanda mayoritas penduduk negeri ini... yang juga tengah melanda diri anda, bukan? Kemiskinan sejati, penyebab SESAL & GENTAR di yaumul hisab. Kemiskinan sejati, menyeret menuju puncak kesengsaraan di HAWIYAH !
“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas” (QS Al Qariah : 8-11)
Renungkan: Rumah megah, mobil mewah, harta berlimpah tapi tidak shalat berjamaah?! Andalah orang miskin sejati itu...
SHALAT BERJAMAAH PAHALANYA LEBIH TINGGI 27 DERAJAT DIBANDING SHALAT SENDIRI (HR BUKHARI -MUSLIM). Raih segera "Kenaikan Gaji" 27x lipat dengan shalat berjamaah di masjid! Shalat berjamaah adalah KEKAYAAN SEJATI, kekayaan yang dibawa mati untuk kebahagiaan abadi. JADILAH ORANG KAYA SEJATI !
Sudahkah anda istiqamah sehari 5x shalat berjamaah di masjid/shalat tepat waktu? Jika belum, anda wajib membaca buku ini!
PENTING! Bagi yang pernah mendengar bahwa wanita lebih baik shalat di rumah, hal itu hanya berlaku jika dilakukan di awal waktu. Masalah yang berbahaya adalah, kebanyakan wanita yang shalat di rumah ternyata tidak shalat tepat waktu. Bahkan tidak sedikit yang cenderung untuk mengakhirkannya. Dalam hal ini, maka wanita harus shalat berjamaah di masjid demi menjaga shalat di awal waktu.
Selain itu, wanita juga punya peranan sangat penting dalam membangun kebiasaan shalat berjamaah bagi keluarganya. Karena itu, buku Strategi Membangun Kebiasaan Shalat Berjamaah harus benar-benar dipelajari oleh siapapun, termasuk bagi kaum wanita.



Strategi Meraih Shalat Khusyu' , adalah buku ketiga dari trilogi Menuju Shalat Sempurna.
Shalat, tapi hanya sekedar menggugurkan kewajiban? Menjemukan & menjadi beban? Tergesa-gesa dan terasa tawar bin hambar? Anda menjadi orang yang sangat rugi, karena selalu tersiksa 5x/hari seumur hidup. Betulkah demikian...?
Jika demikian, anda tidak ada pilihan lain kecuali mencoba belajar dan mempraktekkan Strategi Meraih Shalat Khusyu' agar shalat terasa lebih nikmat, dan lebih memberikan manfaat bagi hati dan tubuh. Yakinlah, Shalat Khusyu’ adalah anugerah Allah untuk setiap hambanya.
Shalat khusyu' bukan hanya milik para Nabi, kita semua dapat meraihnya. Asal tahu caranya...


TENTANG PENULIS
Pada tahun 2002 H. Akhmad Tefur, S.Si memprakarsai berdirinya GPKSB (Gerakan Pembangunan Kebiasaan Shalat Berjamaah), sebuah tim sukses yang bertujuan untuk menggalakkan shalat berjamaah. Bersama IMTRA Training Center, penulis memperkenalkan program & manajemen GPKSB dari masjid ke masjid.
"Banyak masjid yang megah dan luas, tapi jamaah shalatnya sangat memprihatinkan. Banyak orang mampu membangun masjid, tapi tidak mampu membangun isinya". Inilah yang melatarbelakangi penulis untuk memprakarsai lahirnya PPKSB dan buku Strategi Membangun Kebiasaan Shalat Berjamaah. Penulis juga melihat keprihatinan mendasar lainnya, yaitu tentang teramat banyaknya saudara-saudara kita yang tidak tahu tata cara shalat yang benar sesuai tuntunan shalat Nabi. Saudara-saudara kita yang shalatnya ngebut juga tidak kalah banyaknya. Terburu-buru, tidak tumakninah... tanpa penghayatan sama sekali. Nah, bagaimana mungkin, shalat dapat memberikan manfaat yang agung bagi mereka yang mengerjakannya asal-asalan? Itulah mengapa buku selanjutnya lahir dengan judul Melihat Shalat Nabi dan Strategi Meraih Shalat Khusyu. Lengkaplah sudah menjadi Trilogi Menuju Shalat Sempurna.
Dengan banyaknya fenomena yang sangat memprihatinkan tersebut, akhirnya penulis "belok kanan". Semula penulis adalah area manager perusahaan kimia ternama di tanah air, yang menangani operasional kimia di wilayah Caltex Pacific Indonesia (Chevron) propinsi Riau. Sebagai ahli kimia perminyakan, penulis sering mengadakan pelatihan dan presentasi kimia di berbagai perusahaan minyak seluruh Indonesia. Presentasi dan pelatihan kimia akhirnya ditinggalkannya, karena kini penulis lebih memilih memberikan presentasi dan pelatihan shalat, dan menjalani wirausaha.
Pendidikan agamanya diperoleh mulai sejak kecil di Madrasah Islamiyah Tegal. Tahun 2000 penulis mulai mendalami masalah shalat dengan berguru kepada beberapa ustadz dan kyai di Riau, Jakarta, Tegal dan Bogor serta membaca buku. Lulusan Kimia Universitas Padjadjaran Bandung ini lahir di Tegal tahun 1969, bertempat tinggal di Bogor, dengan istri dan 2 anak. Saat ini menjabat sebagai ketua PPKSB Pusat dan presiden direktur IMTRA Training Center – Bogor.

3 MANFAAT INSTANT buku Trilogi Menuju Shalat Sempurna:
q - Mengetahui dengan yakin tentang cara shalat yang benar
q - Motivasi & strategi menuju istiqamah shalat berjamaah/awal waktu
q - Mengetahui cara & latihan-latihan kunci untuk meraih shalat khusyu
LEBIH LANJUT:
Jadikan shalat lebih mantap (dengan shalat Nabi),
lebih agung nilainya (dengan shalat berjamaah) dan
lebih nikmat (dengan shalat khusyu)...
HARAPAN PUNCAK:
Shalat kita baik (diterima) Allah di yaumul hisab.
“Barangsiapa yang baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya” (HR Thabarani).
Semoga Allah berkenan memasukkan kita ke dalam surga-Nya. Amin

AL FAATIHAH

[1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
[2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
[3] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
[4] Yang menguasai hari pembalasan.
[5] Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
[6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,
[7] (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

AL BAQARAH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [1] Alif Laam Miim.
[2] Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
[3] (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
[4] dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
[5] Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
[6] Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman
.