Dalam sebuah keluarga, pelaku utama yang menggerakkan sebuah rumah tangga adalah suami dan istri. Kedua insan ini telah mengenal satu sama lain sebelum mahligai rumah tangga terbentuk. Biasanya, kedua orang ini akan saling melakukan penjajakan untuk lebih mengenal satu dengan lainnya. Dari sinilah timbul perasaan cinta, yang kemudian disatukan di dalam sebuah mahligai rumah tangga lewat prosesi pernikahan.
Seringkali perasaan cinta yang ada diantara kedua insan ini berubah seiring dengan meningkatnya usia pernikahannya. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa seorang laki-laki akan lebih tertarik dengan lawan jenis yang berusia lebih muda. Hal ini pun dapat terjadi pada laki-laki yang sudah bersuami. Akibatnya, terjadi “penghianatan” terhadap keluarganya, yang lebih kita kenal dengan perselingkuhan.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, sangat penting untuk menjaga perasaan cinta masing-masing pihak di dalam keluarga. Namun menjaga perasaan cinta yang ada, bahkan meningkatkannya, adalah suatu hal yang tidak mudah. Sebab aka nada banyak rintangan dan cobaan yang akan menguji kesetiaan masing-masing pasangan, terutama dari pihak luar.
Cinta adalah suatu perasaan yang tidak dapat muncul dengan sendirinya. Perasaan cinta membutuhkan rangssangan agar dapat tumbuh dan menjadi kuat. Begitu juga untuk mempertahankan dan meningkatkan kadar cinta seorang suami pada istri, atau sebaliknya istri kepada suaminya. Masing-masing pihak harus dapat memberikan “alasan” mengapa pasangan hidupnya harus lebih memilih untuk mencintainya dari pada orang lain.
Bagi seorang istri, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kadar cinta sang suami. Berikut adalah beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh seorang istri, demi mendapatkan cinta yang besar dari suaminya:
1. Taat.
Suami adalah kepala keluarga. Dia merupakan pemimpin dari sebuah keluarga. Sebagai seorang pemimpin, tentunya dia akan berusaha untuk mewujudkan kebahagiaan dalam keluarganya. Karena itu, sudah menjadi kewajiban istri dan anggota keluarga yang lain untuk mematuhinya. Jika istri patuh terhadap suaminya, maka suami tersebut akan lebih menghargai sang istri. Tentunya patuh di sini adalah untuk hal-hal yang baik.
2. Pandai menjaga amanatnya sebagai ibu.
Tugas utama seorang ibu adalah merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Tugas ini tidak boleh diabaikan. Agar suami senang, anak harus selalu terawat dengan baik, entah itu kondisi jasmani maupun rohaninya. Kegesitan dan kecermatan ibu dalam merawat si buah hati akan membuat suasana rumah tangga menjadi lebih ceria.
3. Pandai menjaga amanat sebagai pengatur rumah tangga.
Rumah akan sangat terasa nyaman jika senantiasa tampak tertata, teratur dan bersih. Fisik rumah tentu bukan menjadi syarat utama. Yang penting, bagaimana istri bisa mengatur dan menjaga kebersihan rumah sehingga semua anggota keluarga, termasuk suami, betah tinggal di dalamnya.
4. Pandai menjaga diri, kehormatan dan harta suami.
Ketika suami tidak di rumah, istri harus pandai menjaga diri dan harta suami dengan sebaik-baiknya. Ia tidak sembarangan menerima tamu di rumah atau melakukan aktivitas yang tidak ada manfaatnya.
5. Berilah penghargaan dan kejutan.
Semua orang, tak terkecuali suami, sangat senang jika dihargai. Penghargaan tidak selalu dalam wujud materi, tetapi bisa pujian atau pelukan mesra. Cobalah sekali-kali bawakan oleh-oleh kesukaannya saat dia dengan rela menjaga anak-anak ketika istri harus keluar rumah untuk suatu urusan; kirimkan sms penuh kebanggaan ketika suami selesai mengisi dengan sukses sebuah acara sebelum peserta memberikan applause; atau berilah hadiah spesial pada saat-saat tertentu.
6. Menyenangkan jika dipandang.
Istri yang cantik memang enak untuk dipandang. Namun, kecantikan fisik bukan segalanya, karena istri semakin lama juga akan semakin tua. Buatlah suami agar selalu merasa senang dan betah di rumah dengan memberi kesetiaan yang ikhlas, senyuman yang tulus dan menawan, serta cinta dan pengorbanan. Panggillah dengan panggilan yang paling dia sukai.
7. Bertutur kata lembut.
Saling menasihati antar suami-istri harus selalu dilakukan. Bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna. Siapa pun suatu saat bisa melakukan kesalahan. Karena itu, penting bagi istri untuk mengingatkan suami ketika dia alpa. Lakukan dengan penuh kelembutan, tanpa maksud menggutui. Pilihlah kata-kata yang baik dan santun selama berdialog. Rendahkan nada bicara dan usahakan dengan intonasi yang terkontrol. Kata-kata yang baik, jika disampaikan dengan cara yang lembut, akan melahirkan kekuatan yang besar. Semua itu, akan bisa menggerakkan jiwa yang lemah, membangkitkan semangat orang yang putus asa, dan menenteramkan hati yang gelisah. Ia juga akan meluluhkan sikap yang kaku sehingga nasihat yang semula tidak bisa masuk berubah menjadi nasihat yang menggugah dan menyadarkan.
8. Tidak membebani, tetapi membantu mencari solusi.
Kehidupan berumah tangga tentu tidak lepas dari persoalan. Sebagai istri shalihah, ketika persoalan itu datang, bantulah suami untuk mencari solusi. Kalau tidak mampu, jangan menambah persoalan baru atau bahkan menuntut sesuatu di luar batas kemampuannya. Persoalan-persoalan kecil yang mampu diselesaikannya sendiri dan tidak memerlukan izin suami, selesaikanlah dengan segera. Biasakan untuk selalu bersyukur dengan semua nikmat yang didapat, bersabar ketika menghadapi kesulitan, tawakal jika mempunyai rencana, dan bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan.
9. Pandai melayani suami.
Urusan perempuan memang tidak hanya seputar sumur, dapur dan kasur. Namun, istri lah yang bertanggung jawab untuk ketiga urusan itu. Bisa saja ada pembantu yang memasak, tetapi menyiapkan makan, minum dan segala keperluan suami di dalam rumah merupakan kewajiban istri. Lakukan semua itu dengan ikhlas dan penuh rasa cinta. Tentu akan berbeda rasanya teh manis buatan istri tercinta dibandingkan dengan buatan pembantu. Jadilah istri yang selalu siap “melayani” suami dan pandai membuatnya “bergairah”.
10. Jadilah pemaaf dan ringan berterima kasih.
Manusia selamanya tetap manusia, yang memiliki sifat pelupa dan khilaf. Wajar jika suami atau istri sekali waktu berbuat keliru. Karena itu, diperlukan upaya saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Jadilah istri yang pemaaf dan tahu berterima kasih.
Semoga dengan kiat-kiat tersebut, rasa cinta suami terhadap istri akan terjaga. Bahkan tidak mungkin rasa cinta dan sayang itu justru akan semakin bertambah. Jika hal ini sudah tercipta, tujuan untuk membentuk sebuah keluarga yang bahagia bukanlah impian kosong belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar