لبِسْـــــــمِ أللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلٔسَّلَامُ عَلَٔيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Shalat merupakan sarana paling utama bagi manusia untuk dapat selalu berinteraksi dengan Penciptanya.
Rasul SAW bersabda, ‘Hal yang paling membuatku senang adalah shalat’.
Dengan shalat beliau merasakan suatu kenikmatan yang tiada banding, berdialog dengan ALLAH SWT.
Dalam kitab Nashoih Dinniyah, Habib Abdullah Alhaddad mengibaratkan Shalat sebagaimana kepala pada manusia.
Manusia mustahil dapat hidup tanpa kepala.
Demikian halnya semua perbuatan baik manusia akan sia-sia jika tanpa disertai shalat.
Shalat merupakan parameter diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia.
Rasul SAW bersabda, "Pertama yang diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat.. Jika shalatnya diterima, maka seluruh amal sholehnya diterima, namun jika shalatnya ditolak, maka seluruh amal solehnya ditolak pula"
Namun shalat kita pada masa sekarang ini tidaklah seperti shalat para salaf terdahulu yang penuh khusyu’ dan khidmat.
Shalat kita merupakan shalat yang selalu dipenuhi kelalaian dan kealpaan.
Firman ALLAH SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.”
Penafsiran mereka dalam ayat ini adalah, ‘Janganlah kalian mendekati (mengerjakan) shalat sedangkan kalian dalam keadaan mabuk oleh kesenangan dunia hingga pikiran kalian kosong dari dari segala urusan dunia.’
Sekarang kita saksikan orang-orang melaksanakan shalat namun hati mereka masih selalu tertuju pada urusan dunia, baik urusan jual beli maupun pekerjaan mereka.
Akibatnya mereka lupa berapa rokaat yang telah mereka kerjakan,
Tidak mengetahui surat apa yang telah dibacakan imam.
Mereka sama sekali tidak menghayati bacaan Alfatihah dan ayat-ayat yang lain dalam shalat,
Mereka tidak menyadari bahwa mereka berdiri di depan Maha Penguasa dan sedang berdialog dengan Maha Pencipta.
Urusan-urusan duniawi benar-benar telah menguasai hati manusia.
Ini adalah masalah kompleks di tengah masyarakat Islam yang harus disikapi dengan serius.
Orang awam pada zaman sekarang sudah merasa cukup dengan shalat serba praktis seperti yang biasa mereka kerjakan.
Bahkan di antara mereka ada yang mengeluh jika mendapati seorang imam shalat terlalu lama.
Mereka lebih memilih imam yang lebih cepat dan bacaannya ringkas hingga mengesampingkan unsur kekhusyuk'an yang sebenarnya esensial dalam shalat.
Lalu,, Bagaimana dengan shalat kita?
Semoga kita semua termasuk golongan orang2 yang khusyuk, khudu', ikhlas dan istiqomah untuk sll mengerjakan Shalat
_Aamiin... Insya Allah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar