Selasa, 23 Februari 2016

"17 Keutamaan Membaca Al Qur'an Setiap Hari "

"17 Keutamaan Membaca Al Qur'an Setiap Hari "

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya barang siapa yang dalam dirinya tiada bacaan al quran maka ia seperti halnya rumah yang roboh "


"Keutamaan Membaca Al Quran dalam islam adalah "

1_ Sebaik _ baik manusia yang mempelajari dan mengajarkan al quran Sabda Nabi Muhammad saw : "Sebaik _ baik kalian adalah siapa yang mempelajari al _ Quran dan mengamalkannya ".( HR . Bukhari )


2_ Pahala membaca Al Quran

Sabda Nabi Muhammad saw : "Siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah ( Al Quran ) , maka baginya satu kebaikan , dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya ".( HR . At _ Tirmidzi ) .


3_ Keutamaan membaca Al Quran , menghafalnya dan pandai membacanya

Sabda Nabi Muhammad saw : "Perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia , sedang perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala ".( Muttafaq 'alaih )


4_ Pahala bagi orang yang anaknya mempelajari Al Quran

"Siapa saja membaca Al Quran , mempelajarinya dan mengamalkannya , maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya dsn sinarnya bagaikan sinar matahari , dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia . Keduanys pun bertanya , 'bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu ? Dijawab ,'Karena anakmu telah membawa Al Quran ".( HR . Al _ Hakim )


5_ Al Quran memberi syafaat kepada ahlinya di akhirat

Sabda Nabi Muhammad saw : "Bacalah al Quran karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada para ahlinya ".( HR . Muslim )
Dan sabda beliau Nabi Muhammad saw : "Puasa dan Al Quran keduanya akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat ...."( HR . Ahmad dan Al _ Hakim )


6_ Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan mengkajinya

Nabi Muhammad saw bersabda : "Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah SWT , sedang mereka membaca kitab _ Nya dan mengkajinya , melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan , dicurahi rahmat , diliputi para malaikat , dan disanjungi oleh Allah dan di hadapan para makhluk dan di sisi _ Nya ".( HR . Abu Dawud )


7_ Dapat menentramkan hati

"(yaitu ) orang _ orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah . Ingatlah , hanya dengan mengingat Allah _ lah hati menjadi tenteram :.( QS. 13 : 28)


8_ Dapat menyembuhkan penyakit

"Hendaknya kamu menggunakan kedua obat _ obat madu dan Al Quran ".( HR . Ibnu Majah dan Ibnu Mas'ud )


9_ Pembaca Al Quran dikurniakan hatinya dengan cahaya oleh Allah SWT dan di peliharanya dari kegelapan

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya : "Bahwa Rasulullah saw bersabda : "Siapa yang mendengar satu ayat daripada kitab Allah Ta'ala ( Al Quran ) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda . Siapa yang membacanya pula , baginya cahaya di hari kiamat ".


10_ Pembaca Al Quran memperoleh kemuliaan dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya

Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya : "Siapa yang membaca Al Quran dan beramal dengan isi kandungannya , dianugerahkan ibu bapaknya mahkota di hari kiamat . Cahayanya ( mahkota ) lebih baik dari cahaya matahari di rumah _ rumah dunia . Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu ( dipenuhi dengan sinarnya ) , maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini ( al _ Quran ) ".( HR . Abu Daud )


11_ Pembaca Al Quran memperoleh kedudukan yang tinggi dalam surga

Bersabda Rasulullah saw yang maksudnya : "Dikatakan kepada pembaca al _ Quran :"Bacalah ( al _ Quran ) , naiklah ( pada darjat darjat surga ) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil didunia . Sesungguhnya kedudukan drajatmu sehingga kadar akhir ayat engkau baca :.( HR . Ahmad )


12_ Membaca satu huruf Al _ Quran akan memperoleh sepuluh kebaikan

Rasulullah saw bersabda :"Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu , dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh . Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim Itu satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam satu huruf dan mim satu huruf ".( HR . Tirmidzi )


13_ Orang yang membaca Al Quran secara terang terangan seperti bersedekah secara terang terangan

Rasulullah saw bersabda :"Orang yang membaca sl Quran terang terangan seperti orang yang bersedekah terang terangan , orang yang membaca al Quran secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi ".( HR . Abu Daud , Tirmidzi dsn Nasa'i , lihat shahihul Jaami : 3105 )


14_ Al Quran akan menjadi syafaat bagi orang yang membacanya

Rasulullah saw bersabda : dalam salah satu haditsnya "Bacalah al _ Quran karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada orang yang telah membaca dan mengamalkan isinya "


15_ Al Quran adalah cahaya ditengah kegelapan

Sabda Rasulullah saw , "Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan al Quran sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan , petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh sungguh ".( HR . Baihaqi )


16_ Ahlul Quran adalah keluarga Allah SWT

Sabda Rasulullah saw ,"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia , 'Beliau saw di tanya , 'Siapa mereka wahai Rasulullah , Beliau saw menjawab 'mereka adalah Ahlul Quran , mereka adalah keluarga Allah dan orang orang khusus _ Nya ".( HR . Ahmad dan Ibnu Majah )


17_ Yang mahir membaca dia akan bersama malaikat , dan yang terbata _ bata mendapat dua pahala

Sabda Rasulullah saw "Orang yang mahir membaca Al Quran kelak ( mendapat tempat di surga ) bersama para utusan yang mulia lagi baik . Sedangkan orang yang membaca al Quran dan masih terbata _ bata , dan merasa berat dan susah , maka .dia mendapatkan dua pahala


Dua pahala ini , salah satunya merupakan balasan dari membaca Al Quran itu sendiri , sedangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan keberatan yang dirasakan oleh pembacanya .


Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita untuk selalu membaca al Quran kapan dan dimanapun berada . Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah , tidak akan bisa dimasuki setan ".( HR . Muslim )

Rabu, 17 Februari 2016

DULUNYA IA HAFAL 30 JUZ, SEMUA HILANG TAK TERSISA KECUALI 2 AYAT SAJA



======================================================

Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas tubuh demi tubuh pasukan romawi. Ia adalah dulunya termasuk dari Tabi'in (270 H) yang HAFAL AL QURAN. Namanya adalah sebaik-baik nama, 'Abdah bin 'Abdurrahiim. Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang MUJAHID nan NAN HAFAL AL QURAN, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya...???

Namun tak dinyana, akhir hayatnya mati dalam kemurtadan dan hilang semua ISI AL QURAN dalam hafalannya melainkan 2 AYAT SAJA YANG TERSISA. Ayat apakah itu?? Apakah penyebabnya..?? Inilah kisahnya :

Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang romawi. Ia hantarkan orang romawi itu ke neraka dengan pedangnya.

Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang WANITA ROMAWI, tidak dengan pedang melainkan dengan ASMARA.

Kaum muslimin sedang mengepung kampung romawi. Tiba-tiba mata 'Abdah tertuju kepada seorang wanita romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorangpun dijamin tak lolos su’ul khotimah.

Tak tahan, iapun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih:

“Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?”

Perempuan itu menjawab: “Kakanda, masuklah agama nashrani maka aku jadi milikmu.”

Syahwat telah memenuhi relung hati 'Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa beriman, tuli peringatan dan buta Al Quran. Hatinya terbangun tembok anti hidayah.

Khotamallaahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’ala abshorihim ghisyawah… Astaghfirullah, ma’adzallah. Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan islam. Ia rela murtad.

Menikahlah dia didalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al Qur’an meninggalkan Allah dan menjadi hamba salib?

Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, "Dimana Al Quran mu yang dulu???"

Ia menjawab, "Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali 2 ayat saja yaitu :

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
"Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim."

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ.
"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
(QS. Al Hijr: 2-3)

Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum nashrani. Dalam keadaan seperti itulah dia sampai mati. Mati dalam keadaan MURTAD.

Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan.

Saudaraku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah lindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk diakhir hayat.

Ma taraktu ba’di fitnatan adhorro ‘ala ar rijaal min nisaa…

"Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita." (muttafaq ‘alaih).

Kamis, 04 Februari 2016

Rasul SAW bersabda, ‘Hal yang paling membuatku senang adalah shalat’.


لبِسْـــــــمِ أللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
اَلٔسَّلَامُ عَلَٔيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ   
Shalat merupakan sarana paling utama bagi manusia untuk dapat selalu berinteraksi dengan Penciptanya.
Rasul SAW bersabda, ‘Hal yang paling membuatku senang adalah shalat’.
Dengan shalat beliau merasakan suatu kenikmatan yang tiada banding, berdialog dengan ALLAH SWT.

Dalam kitab Nashoih Dinniyah, Habib Abdullah Alhaddad mengibaratkan Shalat sebagaimana kepala pada manusia.
Manusia mustahil dapat hidup tanpa kepala.
Demikian halnya semua perbuatan baik manusia akan sia-sia jika tanpa disertai shalat.

Shalat merupakan parameter diterima atau tidaknya amal perbuatan manusia.
Rasul SAW bersabda, "Pertama yang diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalat.. Jika shalatnya diterima, maka seluruh amal sholehnya diterima, namun jika shalatnya ditolak, maka seluruh amal solehnya ditolak pula"

Namun shalat kita pada masa sekarang ini tidaklah seperti shalat para salaf terdahulu yang penuh khusyu’ dan khidmat.
Shalat kita merupakan shalat yang selalu dipenuhi kelalaian dan kealpaan.

Firman ALLAH SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.”

Penafsiran mereka dalam ayat ini adalah, ‘Janganlah kalian mendekati (mengerjakan) shalat sedangkan kalian dalam keadaan mabuk oleh kesenangan dunia hingga pikiran kalian kosong dari dari segala urusan dunia.’

Sekarang kita saksikan orang-orang melaksanakan shalat namun hati mereka masih selalu tertuju pada urusan dunia, baik urusan jual beli maupun pekerjaan mereka.
Akibatnya mereka lupa berapa rokaat yang telah mereka kerjakan,
Tidak mengetahui surat apa yang telah dibacakan imam.
Mereka sama sekali tidak menghayati bacaan Alfatihah dan ayat-ayat yang lain dalam shalat,
Mereka tidak menyadari bahwa mereka berdiri di depan Maha Penguasa dan sedang berdialog dengan Maha Pencipta.
Urusan-urusan duniawi benar-benar telah menguasai hati manusia.

Ini adalah masalah kompleks di tengah masyarakat Islam yang harus disikapi dengan serius.
Orang awam pada zaman sekarang sudah merasa cukup dengan shalat serba praktis seperti yang biasa mereka kerjakan.

Bahkan di antara mereka ada yang mengeluh jika mendapati seorang imam shalat terlalu lama.
Mereka lebih memilih imam yang lebih cepat dan bacaannya ringkas hingga mengesampingkan unsur kekhusyuk'an yang sebenarnya esensial dalam shalat.

Lalu,, Bagaimana dengan shalat kita?

Semoga kita semua termasuk golongan orang2 yang khusyuk, khudu', ikhlas dan istiqomah untuk sll mengerjakan Shalat

_Aamiin... Insya Allah..

Senin, 01 Februari 2016

Rasulullah, Sosok Sederhana dan Bersahaja


Rasulullah, Sosok Sederhana dan Bersahaja

Rasulullah ﷺ adalah sosok yang lengkap. Bukan hanya dari sisi akhlak dan karakternya, tapi juga dari sisi perjalanan hidupnya. Beliau pernah mengalami kemiskinan. Tapi kekayaan juga pernah beliau rasakan. Beliau miskin dengan keridhaan dan kaya dengan rasa syukur. Beliau tidak pernah bersedih dengan dunia yang hilang darinya. Dan beliau tidak berbangga dengan belimpahnya dunia.

Beliau pernah mendermakan kambing sepenuh lembah. Ya, beliau memiliki kambing sepenuh lembah, kemudian beliau berikan hanya kepada satu orang. Di lain hari, di rumahnya tak ada sesuatu untuk dimakan. Beliau zuhud, sederhana, dan bersahaja.

Apa Hakikat Dunia?

Rasulullah ﷺ adalah seorang pendidik yang baik. Beliau akrab dengan para sahabatnya dan sering memberi pemahaman kepada mereka dengan menggunakan media. Suatu hari, beliau ﷺ hendak mengajarkan kepada para sahabatnya –dan tentu juga kepada kita- tentang nilai dunia di sisi Allah ﷻ. Beliau berikan perumpamaan dengan media sebuah bangkai kambing yang cacat.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah ﷺ penah melewati pasar bersama para sahabatnya. Kemudian beliau melihat ada bangkai kambing yang kecil kupingnya (cacat). Beliau kepit telinga kambing itu dengan jarinya dan bersabda,

أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ

“Siapa yang mau membelinya seharga satu dirham?”

“Kami sama sekali tidak tertarik. Apa yang bisa diperbuat dengannya?” kata para sahabat menjawab tawaran beliau ﷺ.

أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ

“Mau tidak kalau ini jadi milik kalian?” Rasulullah menawarkannya dengan cuma-cuma.

“Demi Allah, seandainya kambing itu hidup, ia pun cacat. Apalagi sekarang dia sudah mati”, para sahabat tetap enggan memilikinya.

فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

Rasulullah ﷺ bersabda, “Demi Allah, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada pendapat kalian tentang anak kambing ini.” (HR. Muslim, 2957 dan Ahmad, 14402).

Inilah arti dunia di sisi Allah ﷻ, dan juga bagi Rasulullah ﷺ. Kemudian para sahabatnya pun menjadi sosok yang menaruh dunia hanya di tangan mereka, tidak masuk ke dalam hati mereka.

Kumpulkan Untukku di Akhirat

Dari Khaitsamah, dikatakan kepada Nabi ﷺ, “Jika engkau mau, akan kami berikan perbendaharaan dunia dan kunci-kuncinya, sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, dan seorang pun setelahmu. Kami tidak akan mengurangi jatahmu di sisi Allah”. Beliau ﷺ menjawab, “Kumpulkan itu semua untukku di akhirat”.

Kemudian Allah ﷻ menurunkan ayat,

تَبَارَكَ الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَيَجْعَلْ لَكَ قُصُورًا

“Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana.” (QS:Al-Furqaan | Ayat: 10).

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha,

تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَدِرْعُهُ مَرْهُونَةٌ عِنْدَ يَهُودِىٍّ بِثَلاَثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ

“Ketika Rasulullah ﷺ wafat, baju besi beliau tergadaikan pada orang Yahudi sebagai jaminan untuk 30 sha’ gandum (yang beliau beli secara tidak tunai).” (HR. Bukhari no. 2916) (Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Azhim, 6/95).

Kisah Dari Bahrain

Rasulullah ﷺ mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarah ke Bahrain untuk mengambil jizyah dari wilayah tersebut. Saat itu, Rasulullah telah mengikat perjanjian damai dengan wilayah kepulauan Teluk itu. Dan mengangkat al-Ala’ bin al-Hadhrami sebagai walinya. Abu Ubaidah kembali ke Madinah dengan membawa harta dari Bahrain. Orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah, lalu mereka mengerjakan shalat subuh bersama Rasulullah ﷺ

Seusai shalat, Rasulullah beranjak. Kemudian orang-orang mendekati beliau. Melihat hal itu Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda,

“أَظُنُّكُمْ قَدْ سَمِعْتُمْ أَنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدْ جَاءَ بِشَيْءٍ” فقالوا: أجل يا رسول الله. قال: “فَأَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ لاَ الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ”.

“Aku kira kalian mengetahui Abu Ubaidah datang membawa sesuatu”. “Benar wahai Rasulullah”, jawab mereka.

Kemudian Beliau ﷺ bersabda, “Bergembiralah dan harapkanlah memperoleh sesuatu yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takutkan menimpa kalian. Namun yang aku takutkan adalah ketika dunia dibentangkannya pada kalian, sebagaimana telah dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian. Maka kalian akan berlomba-lomba sebagaimana mereka dulu telah berlomba-lomba (untuk mendapatkannya). Lalu kalian akan binasa sebagaimana mereka dulu telah binasa.” (HR. al-Bukhari 3791 dan Muslim 2961).

Ketika Rasulullah ﷺ takut kalau peluang-peluang menggapai harta dunia begitu mudah kita raih, beliau takut kita terpedaya, kemudian membuat rugi akhirat kita, bersamaan dengan itu, betapa takutnya kita dengan kemiskinan. Ketakutan yang membuat sebagian dari kita menempuh cara-cara haram untuk mendapatkan kekayaan.

Salah seorang salaf mengatakan, “Seandainya manusia takut masuk neraka sebagaimana mereka takut miskin, pasti dia akan masuk surga.”

Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,

مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – مُنْذُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ طَعَامِ الْبُرِّ ثَلاَثَ لَيَالٍ تِبَاعًا ، حَتَّى قُبِضَ

“Tidak pernah keluarga Muhammad ﷺ kenyang dengan makanan dari gandum halus selama 3 hari berturut-turut, sejak beliau tiba di Madinah hingga beliau diwafatkan.” (HR. Bukhari 5416, Muslim 7633 dan yang lainnya).

Aisyah radhiallahu ‘anha juga menuturkan,

إِنْ كُنَّا آلَ مُحَمَّدٍ نَمكُثُ شَهْرًا مَا نَسْتَوْقِدُ بِنَارٍ ، إِنْ هُوَ إِلا التَّمْرُ وَالْمَاءُ

“Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak memasak apapun) kecuali kurma dan air.” (HR. Muslim 2972 dan at-Tirmidzi 2471).

Beliau adalah kekasih Allah ﷻ, seandainya kekayaan jadi ukuran kemuliaan, tentu beliau ﷺ adalah orang yang paling layak untuk mendapatkan kekayaan.

Tidak Pernah Menikmati Roti Sampai Kenyang Hingga Ajalnya

Kesederhanaan Rasulullah ﷺ dan bersahajanya kehidupan beliau, bukan berarti mengajak seluruh umat Islam hidup miskin. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil tentang sikap bersyukur dan qonaah (cukup). Tentang memaknai hidup, bahwa kehidupan adalah kehidupan akhirat. Tentang tidak sibuk dengan dunia hingga wafat tidak membawa amal, bekal kehidupan yang sesungguhnya. Tentang keluh kesah kita, padahal banyak yang harus kita syukuri dari apa yang kita enyam dan rasa. Karena kekasih Allah ﷻ pun tidak semewah kita. Tentang, tentang, dan tentang lainnya…

ن أبي هريرة رضي الله عنه أنه كان يشير بإصبعه مرارًا يقول: والذي نفس أبي هريرة بيده، ما شبع نبي الله صلى الله عليه وسلم وأهله ثلاثة أيام تباعًا من خبز حنطة حتى فارق الدنيا.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkali-kali mengarahkan jarinya ke mulutnya, sembari mengatakan, “Rasulullah ﷺ dan keluarganya tidak pernah merasa kenyang dalam tiga hari berturut-turut karena memakan roti gandum. (Keadaan tersebut terus berlangsung) Hingga beliau berpisah dengan dunia”. (HR. Muslim 2976 dan Ibnu Majah 3343).

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَنَّهُ مَرَّ بِقَوْمٍ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ شاَةٌ مَصْلِيَةٌ َدَعَوْهُ فَاَبَى اَنْ يَأْكُلُ قاَلَ : خَرَجَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الدُّنْياَ وَلَمْ يَشْبَعْ مِنَ الْخُبْزِ الشَّعِيْرِ.

Juga dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, suatu hari beliau melewati orang-orang yang sedang menikmati daging kambing yang dipanggang. Mereka mengundang Abu Hurairah, tetapi dia tidak mau memakannya. Abu Hurairah berkata, “Sampai dengan saat wafatnya Rasulullah ﷺ Tidak pernah kenyang oleh roti yang terbuat dari gandum”. (HR. al-Bukhari 5098).

Membaca hadits ini, rasanya kita hendak menangis. Rasulullah ﷺ yang kita cintai hingga demikian perjalanan hidupnya. Sementara kita, tak terhitung berapa kali merasa kekenyangan yang menyesakkan celana. Hingga makanan terbuang sia-sia. Hanya kepada Allah ﷻ kita memohon ampun.

Gurat Tikar Di Pipi

Umar berkisah tentang kebersamaannya dengan Rasulullah ﷺ, “Aku pernah berkunjung menemui Rasulullah ﷺ. Waktu itu beliau berada dalam sebuah kamar, tidur di atas tikar yang tidak beralas. Di bawah kepalanya ada bantal dari kulit kambing yang diisi dengan sabut. Pada kedua kakinya daun penyamak terkumpul. Di atas kepalanya, kulit kambing tergantung. Aku melihat guratan anyam tikar di sisi perutnya, maka aku pun menangis.”

Beliau mengatakan, “Apa yang menyebabkanmu menangis (ya Umar)?” “Wahai Rasulullah, Kisra dan Kaisar dalam keaadan mereka (selalu di dalam kesenangan, kemewahan, dan serba cukup), padahal engkau adalah utusan Allah.” Jawab Umar. Umar hendak menyatakan, Anda lebih layak menikmati isi dunia dibanding raja-raja itu karena Anda adalah utusan Allah. Rasulullah menjawab,

أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الآخِرَةُ

“Apakah engkau tidak senang, bahwa dunia ini bagi mereka dan akhirat untuk kita?” (HR. al-Bukhari 4629 dan Muslim 1479).

Penutup

Rasulullah ﷺ pernah merasakan kekayaan, saat itu beliau berderma. Kedermawanannya bagaikan debu yang tertiup angin. Dan beliau mencintai kesederhanaan. Beliau merasa cukup dalam segala keadaan. Allah ﷻ kumpulkan keadaan tersebut pada diri beliau ﷺ agar semakin sempurna keteladanan yang beliau miliki.